09 - HUG

54 10 1
                                    

Saat mereka sudah keluar dari pintu belakang Janice langsung memiliki sebuah ide cemerlang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat mereka sudah keluar dari pintu belakang Janice langsung memiliki sebuah ide cemerlang. Tanpa berpikir panjang Janice segera menendang dengan keras bagian sensitif Arkanza dan Tian sehingga mereka mengaduh kesakitan serta kesempatan tersebut dijadikan Janice untuk kabur dari sana, berlari secepat mungkin agar tidak dapat disusul oleh mereka.

Namun Janice tidak sengaja melihat mobil Dream Squad disana, sehingga Ia langsung berlari dan langsung masuk menuju mobil yang sudah terparkir di sana.

Di dalam mobil kedua tangan Christ langsung memegang kedua pipi Janice untuk memastikan bahwa sekarang ini Janice baik-baik saja.

"Apaan sih lu, gue baik-baik aja kali," ucap Janice sambil melepaskan kedua tangan Christ yang berada di kedua pipinya.

"Ga usah pegang-pegang, modus amat sih lu," balas Leon sambil melajukan mobilnya itu dengan cepat.

Entah mengapa Janice merasa senang, karena ketika Ia masuk ke dalam mobil tersebut. Janice dapat melihat muka khawatir dari semuanya. Tentunya Janice merasa nyaman dengan mereka semua saat ini, entahlah nantinya Ia akan dibunuh atau tidak oleh mereka. Jalanilah kehidupan ini biarkan takdir yang mengaturnya untuk saat ini.

Sesampainya di sebuah mansion, Leon langsung masuk dengan cepat tanpa melihat Janice dan teman-temannya sama sekali.

"Leon kenapa sih anjir?" Tanya Calvin.

"Tau tuh, aneh banget tau tau langsung pergi gitu aja," balas Raymond.

"Em gue susul Leon aja deh ya, gue mau ngomong bentar sama dia," ucap Janice yang kemudian diangguki oleh mereka semua.

"Mulai sekarang, klo lu ada apa-apa bilang aja ke kita," ucap Nicholas kepada Janice, Janice pun mengangguki dan meninggalkan mereka semua disana.

Janice berjalan menuju pintu kamar Leon, dan mengetuk pintunya secara perlahan. Namun tidak ada jawaban, akhirnya dengan sangat terpaksa Ia membuka pintu Leon dengan memasukkan password kamarnya itu.

Pintu terbuka, namun tidak ada siapa-siapa di kamarnya. Melihat tempat yang biasanya Ia masuki itu terbuka, Ia segera memasuki ruangan tersebut alias lemari yang menuju ruangan rahasia milik Leon.

Setelah Ia menuruni anak tangga, seperti dugaannya bahwa Leon benar-benar berada disitu. Ia sedang melakukan boxing dengan wajah kesalnya sehingga hal tersebut tentunya dapat membuat Janice menjadi ketakutan dan bergidik ngeri menatapnya.

Janice bersusah payah memberanikan dirinya untuk memulai percakapan diantara keduanya, berakhir memutuskan untuk memanggilnya saja guna mengecek keadaan Leon dan reaksinya, "Leon."

"Keluar," ucap Leon dengan dingin sambil menoleh ke arah Janice dan menatapnya dengan tajam.

Janice terdiam, Ia tidak berani berkutik. Rasanya kakinya sudah menempel disana sehingga Ia tidak bisa pergi kemana pun lagi. Janice merasakan bahwa dirinya ini sedang tegang dan mati rasa entah mengapa bisa seperti itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mafia - Na Jaemin [ON GOING]Where stories live. Discover now