TL 09

1K 93 3
                                    

Zee akhirnya sampai di rumahnya.
Nukuea melihat Zee masuk ke dalam kamar mereka.

Nukuea tersenyum dan memeluk lalu mencium pipi Zee.

"Phi lihat apa sudah New beli." ujar Nukuea sambil memperlihatkan jam tangan terbarunya di tangan kirinya.

Zee melihatnya lalu membuka jam itu dari tangan Nukuea yang membuat Nukuea heran.

Tiba2 Zee membanting jam itu hingga pecah berkeping2.

"Phi, apa yang Phi perbuat. Harga jam itu 200 ribu Baht." teriak Nukuea sambil melihat serpihan jam tangan itu.

Zee menatap wajah Nukuea dengan kemarahan yang memuncak di kepalanya.

"Berani sekali kau menipuku? Kau pikir aku tak akan pernah tahu kalau kau bukan Nunew?" teriak Zee.

Nukuea membelalakkan matanya dan melihat Zee dengan ketakutan.
Nukuea perlahan mundur ke belakang sedikit demi sedikit seiring dengan langkah Zee yang menghampirinya.

"Siapa kau sebenarnya? Jujur sekarang atau kubunuh kau." ujar Zee.

"Phi dengarkan aku dulu. Aku melakukan ini karena aku cinta pada Phi. Tolong percaya padaku Phi." ujar Nukuea dengan mengangkat tangannya di depan dadanya.

"Jawab aku? Siapa kau?" teriak Zee.

"Aku Nukuea, namaku Nukuea dan aku kembaran dari Nunew." ujar Nukuea sambil memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya ke pinggir setelah melihat Zee menaikkan tangannya hendak memukul Nukuea.

Zee membelalakkan matanya.

"Kembaran Nunew?" ujar Zee.

Nukuea memalingkan kembali wajahnya melihat pada Zee.
Dan melihat Zee dengan pandangan terkejutnya.

"Iya Phi. Aku dan Nunew saudara kembar. Aku dan Nunew tidak ada bedanya, Phi." ujar Nukuea.

"Tidak ada bedanya? Kalian sangat berbeda, hanya wajah kalian satu2nya hal yang sama dalam diri kalian. Asal kau tahu, aku sudah curiga sejak awal, hanya saja aku merasa tidak mungkin ada 2 orang sama. Aku lupa kalau mungkin saja ada 2 orang yang sama. Saudara kembar.." ujar Zee tertawa.

Zee keluar dari kamar dan memanggil anak2 buahnya.
Tak lama anak2 buahnya datang dan langsung menangkap Nukuea.

"Phi, Phi kumohon maafkan aku. Phi.." jerit Nukuea.

"Kau pergilah dari sini sebelum aku lupa dan membunuhmu. Jangan pernah perlihatkan lagi wajahmu di depan mataku." ujar Zee.

Mereka pun membawa Nukuea keluar dan meninggalkannya di sebuah stasiun kereta api.

Nukuea membersihkan pakaiannya.

"Sialan.. Lihat saja.. Kau akan menjadi milikku Phi." ujar Nukuea dan pergi dari tempat itu.
.

Sementara Zee memasuki kamar yang dulu Nunew tempati.
Zee membayangkan Nunew yang terbaring di atas tempat tidur dengan wajahnya yang marah padanya.

Mengapa dia bisa jatuh cinta pada kemarahan seseorang?
Zee tertawa sendiri membayangkan betapa bodohnya dia.

Pertama dia jatuh cinta pada orang yang jelas2 membencinya dan yang kedua selama 3 tahun dia ditipu dan tidak menyadarinya.
Dan yang ketiga dia tahu kalau orang yang dia cintai sudah ada yang memiliki namun entah mengapa dia tetap ingin merebutnya.

Zee berbaring di tempat tidur dan dia teringat pada ayah dan ibunya.
Seandainya mereka ada disini mungkin dia mempunyai seseorang untuk menumpahkan kesedihannya.

Orangtua Zee sudah meninggal sejak dia masih kecil dan Bibi Jaa lah yang menggantikan posisi ibunya untuk mengurus dan membesarkan Zee.

Zee mengambil sebuah foto dari laci meja sebelah tempat tidur.
Disitu ada gambar ayah, ibu dan dirinya yang masih sangat kecil.

Tiba2 Zee membelalakkan matanya dan mendekatkan foto itu ke matanya.
Dia seperti pernah melihat wajah yang sama dengan dirinya sewaktu kecil.

Nat anak Nunew.
Nat dan Zee kecil berwajah sama.
Namun mana mungkin? Apa dia kembali mengkhayal?
Tidak, tidak mungkin. Pikir Zee dalam hati.

Namun Zee teringat dengan Nunew yang sakit saat dia membuang Nunew.
Gejalanya sangat memungkinkan kalau dia sedang hamil.

Zee menatap kembali wajahnya di foto itu dan dia yakin sekali kalau wajahnya sama persis dengan Nat anak Nunew.

Ini tidak mungkin, kan? Pikir Zee lagi.
Untuk mengusir rasa penasarannya Zee segera menelepon seorang dokter kenalannya.

"Halo dok, ini Zee."

"Oh ya Zee, ada apa malam2 begini kau meneleponku?"

"Dok ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."

"Oh baiklah. Tanyakanlah."

"Dok apa mungkin seorang pria bisa hamil?"

"Kenapa kau menanyakan ini, Zee? Apa kau menghamili seorang pria?"

"Dok jangan main2 aku serius."

"Kau pikir aku bercanda?" ujar dokter itu yang membuat Zee terkejut.

"Jadi mungkin seorang pria hamil?"

"Hmm. Aku baru saja menemukan satu beberapa tahun yang lalu. Dia ditemukan tak sadarkan diri di sebuah stasiun dan seseorang membawanya kesini."

Zee kembali terkejut.

"Apakah sekitar 4 tahun yang lalu?" ujar Zee.

"Kalau tidak salah iya. Bagaimana kau tahu?"

Zee menutup telp itu dan segera memanggil anak2 buahnya.

"Dimana kalian tinggalkan Nunew dulu?" ujar Zee.

"Di stasiun bus, tuan muda." ujar anak buah Zee.

Zee terduduk lemas dan menyuruh anak2 buahnya pergi.
Zee melamun dan airmata menetes dipipinya.

"Anakku." ujar Zee.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

737

True Love (ZeeNunew) 016Donde viven las historias. Descúbrelo ahora