Episode 19

643 124 27
                                    

Mereka sudah tiba di korea sore ini, didalam mobil..

"Lingga, bagaimana kalau kau tinggal saja dirumahku, pekerjaanmu menjadi asisten pribadiku di kantor akan jadi asistenku dirumah"

"Maksud monsieur maid? aku jadi maid?"

"Tidak sepenuhnya maid, tugasmu hanya memasak dan menyiapkan perlengkapan kantorku, tapi gajimu tetap akan sama dengan asisten pribadi, kau juga tidak perlu buru-buru setelah pulang kuliah" 

"Heum, lalu maksud monsieur aku akan tinggal dirumah monsieur?"

"Tentu saja, lagipula aku akan menjual apartmentku secepatnya" bohongnya

"Lalu bagaimana dengan koki yang memasak dirumahmu, lagipula aku tidak cukup cakap untuk memasak monsieur"

"Sementara ini apa yang bisa kau masak?"

"Ramen instan hehe.."

Suga langsung terdiam mendengarnya

"Gurae! tidak papa, lagipula para maid dirumah juga tidak becus memasak ramen instan"

"Oh jjinja??"

"Hm"

"Baiklah, bagaimana dengan keperluanmu, keperluan apa maksudnya?"

"Keperluanku, seperti memilih pakaian yang akan aku gunakan, menyiapkan sarapanku, menyiapkan berkasku dan mengantarku sampai didepan gerbang" ucapnya

"Hanya itu?"

"Eoh, bagaimana? apa kau setuju?"

Setelah berdiam cukup lama, akhirnya ia menyetujuinya

"Joh-ah" (aku menyukainya)

"Kita pergi ke apartemenku dulu untuk mengambil barangmu, lalu kita pulang kerumah"

"Nee"

"Bilang saja modus, sajangnim.. sajangnim" batin mohan sambil menatap arah jalan   

"Monsieurrr.."

"Eoh wae?"

"gomapsieumnida"

"Yaaa.. kenapa tiba-tiba formal?"

Lingga hanya menggeleng-geleng kepalanya sambil menunduk malu, ia masih mengingat adegan romantis tadi siang, jemarinya sedikit meraba bibirnya sendiri, jantungnya berdebar-debar sebegitu hebat

"Lingga !"

"Nee?" 

"Tolong lupakan apa yang terjadi hari ini" tukasnya

"Nee???" Lingga terkejut tiba-tiba saja Suga mengatakan sesuatu yang sedang ia pikirkan "apa dia bisa membaca pikiran?" batinya

"Arachii??" tegas Suga lagi, melihat lingga hanya menggeleng dan melamun

"Lingga!"

"N-nee, arasseo"

Suga tersenyum simpul..

Sesampainya di apartmen, Suga hanya duduk di sofa sambil memandangi Lingga yang mondar mandir kesana kemari membereskan barang-barangnya

"Huh, aku sungguh seperti manusia purba yang nomaden"ucapnya lirih tapi terdengar ditelinga Suga

"Kalau begitu tinggalah dirumahku selama yang kau inginkan"

"Kau mendengarnya?.. eh~mana bisa begitu Monsieur, bagaimana kalau kau nanti menikah dan memiliki anak, anniy, aku tidak mau menjadi parasit di hidupmu, setidaknya aku akan membeli rumah dari gajiku"

Suga tersenyum tipis, gadis itu benar-benar gigih dan mandiri, bahkan saat kemewahan datang menawarinya, ia masih menganggap itu pekerjaan bukan kesempatan dalam kesempitan seperti kelakuan para gadis matrealistis saat ini yang malah dengan sengaja mencari sugar daddy untuk hidup mewah

Monsieur [✓]Where stories live. Discover now