-05. L

1.4K 145 21
                                    

Hari itu—menjadi hari yang ampas sekali bagi sepasang pasutri tersebut. Bahkan, Ice sampai bersusah payah menyusul ke kantor untuk menemuinya. Saat di temukan, malah sudah dalam keadaan tak sadar. Begitulah jadinya, kalau tidak makan beberapa hari. Makannya, kalian jangan telat makan, ya.

"Ugh.."

Selang sudah agak pagi, si lelaki mulai agak tersadar dan membuka matanya pelan. Dirinya terbaring di sebuah kasur yang agak datar, oh, kasur rumah sakit. Sedikit demi sedikit ia peka dengan sekeliling untuk memastikan, ternyata memang benar di rumah sakit. Terlihat infus, serta horden, bahkan baunya juga ia cium walau tak terlalu.

Lalu, seseorang di dekatnya.

"Siapa..?!"

Berusaha menekan tubuhnya untuk bangun, tapi tak bisa, rasanya seluruh tubuhnya sudah kaku sendiri dengan lemah.

"Bukannya gak bilang makasih dulu?"

Oh, bukan terdengar orang asing atau yang lain. Seruntuk mendengar, Solar menebaknya.

"Ice?"

"Haah.."

Menghela nafas, Ice tak tahan sebenarnya menunggu begini. Apalagi bangun bangun sudah seperti di bentak. Wuasem banget, ya. Tapi untungnya Ice gini gini sayang sodara sendiri.

"Minggir, gue ada urusan."

Pria itu tetap berusaha memaksakannya, lepas dari ganjaran infus dan lainnya. Walau sedikit kaku, ia tetap tak menyerah. Pokoknya, hanya kerja yang ia pikirkan saat ini.

"Gila juga ya lo, anak sape, sih?"

Rasanya Ice sendiri ingin menghantam kepalanya lagi sampai pingsan, jujur, ia agak menyesal karena mengharapkan Solar bangun, kalo gini, tau dari tadi mending pingsan.

"Huh, gue sibuk, Ice. Lo gak usah ikut campur, bahaya."

Geramnya, batin Ice.

"Nyenyenye. Affah iyah?"

"Ice.."

"Awokwikwok banget banh."

Walah, biasanya Solar yang begini. Apakah jiwa mereka tertukar? mumpung lagi April Mop.

"Lo diem, apa gue pukul?"

"Harusnya gue yang bilang gitu, lagian lo mana bisa mukul gue."

"Kurang ajar."

"Elo, tuh. NGACA."

"Maksud amat? udahlah, please. Gue harus kerja."

"Goblok banget punya sodara."

"Siapa?"

"SOLAR."

"Mang iya? emang gue sodara lu?"

"Lo ngaku lo anak pungut?"

"...??"

Nah, sudah diam juga adu bacotnya. Kehabisan kata-kata ya pak? xixi.

"Kerja terus hidup lo, gak bosen apa?"

Tiba-tibanya Solar merenung sendiri, mendengar kata-kata Ice. Tak tahu ingin menjawab apa.

"... Emang ada hal yang gue lakuin selain kerja?"

"Banyak, Hiling hiling lah."

"Gimana kalo gue bilang kerja itu termasuk healing gue?"

"Kayak gini lu bilang hiling? bah, liat istri lo pak. Kena ghosting dia, katanya mau cere ama lo."

"... [Name]??"

bidadari. ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ