05. Dunia Loka

372 86 8
                                    

Demi apa pun, mau dirinya bisa berubah secantik bak Ranty Maria, Jisoo Blackpink, Zhao Lusi, atau Angelina Danilova sekalipun, jika harganya dengan menumbalkan orang lain, Yumna memilih mundur. Apalagi jika tumbalnya dengan salah satu dari keluarganya seperti mungkin Masdar atau Taslim atau malah kedua orangtua.

Yumna sungguh tidak mau menumbalkan keluarga karena keluarga adalah salah satu pion paling kuat dalam kehidupannya. Sekalipun Masdar menyebalkan dengan memanggilnya Triplek, sekalipun Taslim juga tak kalah membuat emosi sebab gemar menjailinya dengan mengempatkan hidung peseknya saat tidur dengan kapas. Apalagi orangtua, apa salah beliau hingga hendak ditumbalkan?

Sungguh, Yumna memilih tetap menjadi dirinya yang sekarang dengan berparas pas-pasan dan bodi tak seindah milik Siti. Dia tidaklah segila itu, mengorban apa pun tanpa pandang bulu hanya untuk menjadi cantik dan ditaksir cowok.

CANTIK. Nyaris tidak ada cewek yang tidak mau memiliki predikat satu ini. Dengan menjadi cantik, seorang cewek bakalan memiliki kepercayaan diri tingkat tinggi begitu kemanapun pergi. Dengan menjadi cantik, maka akan banyak orang terpesona, mudah laku ditaksir cowok, tak sepertinya yang bahkan menyedihkan sekali tak pernah merasakan bagaimana dugun-dugunnya ditaksir cowok.

Sebenarnya, apakah ada seorang cowok yang diam-diam sedang mentaksirnya? Diam-diam memerhatikan tanpa dirinya sadari? Diam-diam merindukannya? Diam-diam kerap memyebut namanya dalam senyap? Andai ada, itu sungguh manis sekali, apalagi jika cowok itu tampan dan baik hati.

Hm, tapi itu sungguh tak sadar diri. Dia yang bertampang pas-pasan menginginkan cowok yang bertampang macam Adipati Dolken, Luke Ishikawa Plowden, Hero Fiennes Tiffin, Wang Yibo, atau bahkan Park Solomon?

Ah, sudahlah, kenapa pembicaraannya jadi tentang cowok? Yumna menjadi teringat rumpian para cowok sok keren di kelas. Katanya mereka suka cewek yang cakep untuk jadi pacar atau pendamping hidup, kalaupun tidak cakep tidak apa-apa, tapi minimal montok, jangan yang lurus tipis seperti triplek atau kalau tidak jangan yang seperti induk gajah, terlalu gede bak dugong raksasa.

Aish! Yumna pernah menguping rumpian demikian. Kupingnya panas karena merasa dirinya tidaklah masuk dalam kriteria yang ada. Tapi lebih marah ke arah mereka yang terlalu menuntut kepada para cewek tentang penampilan, padahal tampang mereka sendiri tidaklah cakep, padahal bodi mereka sendiri kurus kering dan gede bak kuda nil obesitas, pula hitam kucel.

Tawa renyah Yuda membuyarkan lamun Yumna. Sudah dibilang bahwa Yuda bisa membaca pikiran seseorang. Padahal tadi mereka sedang membahas metode pembayaran yang mengarah ke tumbal, tapi lihatlah, Yumna malah jadi melamun dan pikirannya melayang ke mana-mana sampai ke kuda nil obesitas.

"J-jika dengan tumbal, aku nggak jadi order saja, Kak," sahut Yumna dengan  gugup karena ketahuan melamun.

"Tumbalnya bukan dengan orang lain kok," jelas Yuda seraya menukik senyum.

"B-bukan dengan orang lain?" Kedua mata Yumna memicing. "Maksudnya dengan keluarga dekat?"

"Bukan dengan keluarga dekat juga."

"Lalu pake apa?" Sebelah alis Yumna terangkat.

Bukan langsung menjawab, Yuda menghela napas, lantas merendahkan punggungnya untuk menatap mata kelam Yumna, menepuk sebelah bahu Yumna seraya memberikan jawaban konkret, "Tumbalnya adalah diri kamu ini, Yum."

Lagi. Bola mata Yumna melebar sempurna.

***

Dunia Loka. Itulah nama sebuah dunia yang nanti bakalan dihuni Yumna jika memutuskan memesan pengabulan mimpi menjadi cewek cantik.

Dunia Loka bukanlah dunia pararel  yang berjalan sejajar dengan dunia realita. Bukan sebuah dunia yang masih menjadi pro dan kontra di kalangan fisikawan dari masa ke masa itu. Dunia paralel yang beberapa mengatakan masih hipotetical yang belum ditemukan bukti eksperimen atau observasi, sekalipun terhadap berbagai macam teori tentang dunia pararel, salah satunya tentang mekanika kuantum.

Lokatraya (Toko Pengabulan Impian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang