CHAP - II (revis)

130 31 0
                                    

Jangan lupa follow RehanPutrahendra dan luvme_na

Sistem.

[ CHAP II DIKARANG OLEH RehanPutrahendra TERHORMAT. ]

[ENJOY]

***

"Arkana!."

Mataku terbuka cepat. Kilatan cahaya masuk secara paksa melalui retina. Kepala ku rasanya seperti di hantam batu besar dari belakang. Samar-samar terlihat bayangan seorang laki-laki yang menyeret tubuh ku. Otak seakan meminta untuk merespon apa yang terjadi. Ada rasa ngilu dan sakit secara bersamaan,saat menghantam beberapa anak tangga. Orang gila mana yang menyeretku melalui tangga? Apa ini si tua bangka itu?

Netraku melirik tangan kecil yang sekarang di genggam kasar oleh seorang pria. Ia membuat tubuhku terduduk dengan posisi berlutut. Ringisan kecil terdengar jelas di telinga. Lantai keramik dingin seakan menyambut kedatangan ku. Cairan kental menetes dari hidung. Warna merahnya mendominan dengan rasa sakit yang ada. Tidak ada suara selang beberapa saat.

Aku ini sebenarnya dimana?

Seakan mimpi tidak ingin berakhir. Rambutku ditarik kasar dari belakang. Wajah seorang pria terlihat sangat arogan. Mata tajamnya menjamin ingin menusuk siapa pun yang beradu tatap dengannya. Bibir pria itu berdecih sebelum suaranya terdengar.

"Kau melukai putra ku?."

Aku tidak merespon. Membiarkan tubuhku tak karuan ingin ambruk. Kaki jenjang pria itu terlihat berdiri tepat di depan. Mataku yang berat melirik dia membuka ikat pinggang yang di pakai.

Ikat pinggang hitam itu melayang tepat di tubuh ku. Ini sakit bodoh! Bibirku kelu tidak berbicara,hanya suara ringisan yang terdengar saat aku tetap diam tak menjawab.

"Anak sialan! Aku bertanya kepadamu! Kau melukai Kenzie?!."

Nama asing masuk kedalam pendengaran. Sebelum badanku ambruk tidak bertenaga.

***

Mata ku kembali terbuka lebar. Menatap lurus kedepan dengan pemandangan atap bangunan yang kotor. Rasa dingin kembali menusuk sela-sela kulit, saat melihat seisi ruangan hanya berisikan benda-benda rosokan.

"Iblis mana lagi yang mengurungku disini?." Aku bergumam lirih. Membenarkan tubuhku dalam posisi duduk. Kaos kuning cerah yang ku pakai berubah warna. Ada bercak coklat yang kering di seluruh bagiannya. Sudah ku duga itu pasti darah segar yang mengering.

Badan kecil yang ku tempati seakan sudah mati rasa. Dobrakan pintu mulai terdengar selang beberapa menit. Di ambang pintu terlihat peria berjas hitam senada. Ia menyugar rambutnya kebelakang sebelum berlari kearah ku. Gaya manusia bodoh mana lagi ini?

Matanya tertutup dengan kacamata hitam membuat diriku menyipit. "Kau tidak apa-apa bocah?." Tangannya menangkup tubuh kecil ku. Seakan aku disini hanya sebuah permen kapas yang amat ringan.

Ia berlari keluar gudang dengan diriku yang masih menatap samar orang-orang. Ruang keluarga terlihat penuh dengan beberapa orang berpakaian rapi. Mata ku sempat melihat pria yang mencambuk ku beberapa waktu yang lalu. Ia hanya menatapku dingin tanpa sepatah kata yang keluar dari bibirnya. Disampingnya terdapat seorang anak laki-laki seumuran dengan tubuh yang ku bawa. Biar ku tebak pasti dia anak dari pria Ibis yang bernama 'Kenzie'.

DetectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang