Chapter 6

567 58 10
                                    

   Selesai mengeringkan rambut Kaiser, keduanya pergi ke supermarket. Di perjalanan yang menggunakan mobil Kaiser, terasa sedikit sepi. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.

  "Nee, Kai. Apa kau suka currywurst? Aku tak terlalu tahu makanan Eropa, jadi aku cari saja di media sosial dan muncul makanan itu, " [Name] membuka topik.

   "Bagaimana kau bisa tau makanan kesukaanku? Apa kau penguntit?! " Kaiser balik bertanya dengan muka dibuat-buat membuat [Name] panik.  

  "Baka! Untuk apa aku menguntitmu, tidak ada gunanya. Karena hasil terbanyak yang muncul di ponselku itu, ya aku buat itu saja. Kupikir sebagian besar orang Jerman akan menyukainya, " Memalingkan wajah ke luar jendela mobil, diam-diam si gadis tersenyum senang mengetahui hal kecil yang menurutnya penting.

  "Terserahmu saja, aku tidak pilih-pilih soal makanan. Apalagi kalau kau yang membuat, " Pipi [Name] semakin bersemu mendengar itu.

  "B-baka, " Kalimat itu diucapkan sangat pelan hingga Kaiser tidak mendengarnya. [Name] kembali memandang jendela guna menetralkan rona pada wajahnya.

   Setelah lama dalam keheningan, akhirnya mereka berdua sampai di supermarket. Keduanya pun turun dari mobil setelah Kaiser memarkirkannya.

  Di dalam, [Name] sedikit bingung dengan apa yang harus ia beli, mengingat ini adalah kali pertama dia membuat makanan Eropa. Dia memutuskan bertanya pada Kaiser apa saja yang harus disiapkan.

   "Kalau kau bertanya padaku, lantas aku harus tanya siapa? Apa kau gila? Aku ini pemain bola, bukan tukang masak, " Kaiser berkacak pinggang mendengar pertanyaan yang dilontarkan [Name]

  "Bukan begitu! Kau kan orang Jerman, harusnya kau tau bumbu apa saja yang digunakan pada masakan itu, " [Name] memang tak pernah mau kalah soal perdebatan, apalagi dengan lelaki.

  "Lebih baik kau melihat di ponselmu saja, kan banyak 'tuh di media sosial, " Akhirnya [Name] mengalah dan memutuskan mengikuti saran Kaiser.

   "Yosh, mari kita mencari!!! " Ujar si gadis semangat kemudian mulai berkeliling diikuti si pemuda di belakangnya.

   Saat tengah asik berbelanja, ada seorang nenek yang mengamati interaksi keduanya dari kejauhan. Tak lama, dia mendekati mereka.

  "Permisi, apa kalian suami istri? Kalian nampak sangat cocok satu sama lain, " Dengan ramah, Nenek itu berkata. Dan membuat sejoli itu terdiam kemudian saling memandang satu sama lain.

  "Eh, t-tapi nek, kami berdua hanya teman. Itu saja dan tidak lebih, " Jelas [Name] yang disambut dengan raut kecewa si nenek.

  "Ahh, begitu ya. Kalau begitu, semoga kalian berjodoh ya, nenek pergi dulu, " Setelah mengucapkan itu, nenek berlalu pergi meninggalkan mereka berdua yang kini diselimuti suasana canggung.

   Selepas percakapan dengan nenek tadi, hanya ada suasana hening diantara [Name] dan Kaiser. Tak ada inisiatif membuka topik sama sekali.
  
   Saat selesai berbelanja, barulah Kaiser membuka obrolan, " Setelah ini, kita kemana? Tidak mungkin kita langsung pulang, kan? "

  [Name] terkejut. Dia tidak berpikir untuk pergi kemanapun saat ini, "Memang kau mau pergi kemana lagi? Kupikir kau sudah lapar, " Dia bertanya tanpa melihat orang yang melontarkan pertanyaan padanya.
 
  "Terserah saja, kalau kau masih mau jalan-jalan, aku akan ikut saja, " Sempat [Name] berpikir, kemudian mengangguk kecil. "Baiklah, aku akan pergi ke kasir dahulu. Kau mau ikut atau mengambil mobil saja? " Ujarnya sambil berjalan ke arah kasir.

  "Bagaimana ya, aku takut kau tersesat jika kutinggal. Tapi untuk menghemat waktu, aku akan mengambil mobil saja. Kutunggu di depan pintu masuk, dan jangan sampai tersesat. Akan susah mencarimu yang pendek diantara kerumunan orang nanti, " Kalimat Kaiser diakhiri dengan ejekan yang membuat [Name] jengkel.

𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐢𝐜𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 [Michael Kaiser X Reader] [Discontinue]Where stories live. Discover now