EPS 1 NIGHTLIFE WITH PAD THAI

94 12 12
                                    

EPISODE 1

NIGHTLIFE WITH PAD THAI

"Selamat datang."

Aku menggoreng bihun beras bersama dengan sayuran dan bumbu-bumbu Thailand yang sangat banyak untuk menciptakan aroma khas. Para pelangganku sudah terbiasa menunggu dan duduk manis menikmati suasana malam yang sunyi, sepi tetapi suara perut meramaikan seisi area jajanan pasar.

Dari sekian banyak pelanggan yang menunggu hidangan khas Thailand, aku salah fokus dengan seorang laki-laki masih mengenakan seragam SMA dan menenteng tas yang cukup berat. Masa-masa sekolah memang menyenangkan sekaligus melelahkan. Aku tak salah lihat, anak itu telah memakan lima porsi pad thai tak bersisa, menandakan bahwa ia benar-benar lapar. Aku senang ia makan dengan lahap dan menikmati sajian bihun beras kesukaan sejuta umat, asalkan dia tidak ngutang dan bayar.

Setelah semua pelangganku pergi, aku melihat lagi sosok laki-laki SMA berambut cepak itu satu-satunya yang belum pulang dan menatap kosong ke arah langit. Setelah membersihkan area dapur dan sekitar, aku mendekatinya seraya melempar senyum hangat.

"Hei, bro. Kamu tidak pulang?"

"Aku mau pulang tapi aku merasa lebih nyaman di sini."

"Kenapa? Bagimu rumah yang sekarang tak hangat atau nyaman seperti dulu?"

Laki-laki itu sontak terkejut. "Bagaimana Anda tahu?"

Aku tersenyum ketika ia begitu penasaran dengan kisahku. "Jujur saja, aku juga pernah merasakan hal itu. Ketika rumah yang dulu aku rasakan adalah tempat paling aman dan nyaman, sekarang penuh dengan luka dan kepahitan tiada akhir. Rasanya ... aku ingin pergi sejauh-jauhnya dari sana. Intinya, pergi jauh."

"Saya ... saya juga ingin pergi jauh ... mencari rumah yang lebih hangat dan nyaman ...."

Aku menyodorkan tisu ketika laki-laki itu menjatuhkan setetes air mata. Tangisannya makin deras ketika ia mencurahkan semua kisah-kisah pahit nan penuh luka padaku. Aku tersenyum kecil, seolah-olah menatap representasi diriku yang masih remaja, berenergi dan berambisi ketika mendapatkan kekerasan selama tinggal bersama orang tua.

"Menangislah, tidak perlu ditahan atau dipendam. Kamu tetaplah manusia seutuhnya yang berhak mendapat kasih sayang."

"Omong-omong, pad thai nya enak. Kapan-kapan aku mau ke sini lagi. Dadah!"

Aku tidak berhenti tersenyum ketika laki-laki berseragam itu berjalan penuh semangat, sebelumnya ia hampir putus asa tetapi aku percaya ia akan mewujudkan mimpi-mimpi yang akan menjadi kenyataan suatu hari nanti.

"Aku makan kadang bukan untuk mengusir rasa lapar tapi untuk mengusir stres dan luka yang ada dan mencari ketenangan sesaat. Meski sebentar itu sangat berarti."

EPISODE 1 BERSAMBUNG

Street Food Of Healing Where stories live. Discover now