Extra part

389 23 1
                                    

Prang....

Piring yang Aisyah pegang terjatuh ke lantai, gadis itu membeku. Sekujur tubuhnya langsung lemas, begitu juga dengan badannya yang bergetar.

"Syah--"

Aisyah langsung mencengkram kedua bahu Gabi. "Apa maksud kamu, ha!" teriak Aisyah.

"Tenang dulu, Syah. Jangan berburuk sangka dulu, mungkin itu bukan pesawat yang Aiden naiki," ucap Gabi mencoba menenangkan.

Sebenarnya Gabi tadi hanya duduk di ruang tamu. Menunggu Aisyah sarapan, mereka berdua akan pergi ke Rumah Sakit, jika Aisyah sudah selesai sarapan. Namun, tiba-tiba Gabi di kejutkan dengan kabar berita dari Instagram yang dia buka. Beritanya ada Pesawat yang terjatuh. Dan menewaskan seluruh penumpang pesawat. Gabi langsung memberi tau kepada Aisyah. Namun, Aisyah yang syok langsung menjatuhkan piringnya.

"Nama Pesawat---nya apa?" tanya Aisyah dengan bibir bergetar.

Gabi menatap ponselnya. "Pesawat Air Lion," ujar Gabi.

Dunia Aisyah seketika runtuh mendengarnya. Tidak salah lagi, itu memang pesawat yang Aiden tumpangi. Mata Aisyah berkaca-kaca, gadis itu menggeleng, tidak percaya dnegam ucapan Gabi.

"It--tu memang pesawat yang Aiden naiki. T--tapi ti--ti--"

Aisyah tidak dapat menopang tubuhnya, gadis itu seketika terduduk di lantai. Gabi yang melihat itu langsung membantu Aisyah, gadis itu mendudukkan Aisyah di sofa.

"Syah, lo jangan panik dulu ya. Tunggu sebentar, gue bakalan cari kebenarannya."

Gabi mengotak-atik ponselnya. Sebenarnya Gabi merasa sangat gugup, apalagi mendengar ucapan Aisyah. Gabi membuka kontak dan menelpon langsung orang itu.

Tut... tut... tut...

"Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan."

Gabi semakin cemas, Aiden sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Gadis itu melirik Aisyah yang terdiam membeku di tempat. Gabi membuang ponselnya ke sofa, gadis itu mengenggam kedua tangan Aisyah yang sudah sangat dingin.

"Syah, udah gue bilang jangan panik dulu. Kita belum tau kebenarannya. Mungkin saja itu bukan pesawat yang Aiden tumpangi," ujar Gabi.

Aisyah menatap Gabi, pandangan Aisyah terlihat kosong. "Mungkin itu adalah dia, Gab. Sejak tadi malam, sebenarnya firasatku sudah tidak enak, aku takut terjadi sesuatu kepada Aiden. D--dan sekarang ketakutanku benar-benar te--terjadi," lirih Aisyah.

"AISYAH!"

Aisyah dan Gabi tersentak kaget, mendengar suara teriakan itu. Seseorang masuk ke dalam, dan langsung mendekati Aisyah dan Gabi.

"A--aska?"

Aska menatap nanar Aisyah. "Kalian sudah tau beritanya?"

Deg...
Jantung Aisyah berdegup semakin kencang, dia menatap Aska. "Berita apa?" lirih Aisyah.

"Berita pesawat yang di tum--"

Satu tetes air mata Aisyah jatuh. "D--dia benar-benar sudah pergi," lirih Aisyah.

Aska menatap Aisyah nanar. Laki-laki itu mengangguk kecil. Aisyah tidak dapat berkata apa-apa lagi. Rasanya dunianya runtuh begitu saja. Rasanya sesak dan menyakitkan, menyerang tepat pada jantung dan hatinya.
Aisyah berdiri, hendak keluar. Tapi tangannya langsung di cegat oleh Gabi.

"Le---lepas, a--ku mau bertemu dengan Aiden, ak--ku be--"

Gabi menarik Aisyah dan memeluk gadis itu dengan erat. "Tenangkan diri lo, Syah."

Aisyah memberontak. "Gimana aku bisa tenang, mendengar kabar Aiden!" pekik Aisyah.

Gabi semakin mengeratkan pelukannya. "Sssttt--tenangin diri lo terlebih dahulu, Syah. Kita bakalan temuin Aiden nanti, kalau jenajahnya udah datang."

Tasbih Dan Salib(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang