MENTAL - THREE

32 15 1
                                    

⚠️ Awas chapter vulgar! Hati hati. Siapin mental dulu, walaupun belum tentu feel nya kerasa sih⚠️

●❧•••❧•••❧•••❧•••❧●


Sebuah sepeda motor ninja warna hijau terparkir di halaman rumah.

Ada mobil juga, itu artinya bunda sudah pulang. Abang? Kurasa masih kuliah atau nongkrong di basecamp kampus.

" Bunda! Sena pulang!" Sepi, apa bunda pergi tanpa membawa mobil? Itu tidak mungkin.

Dua buah koper besar menarik perhatian Sena. Tidak asing, Sena mendekat untuk melihat lebih detail.

Ada name tag nya, sebelum tangan itu menyentuh koper, bunda memanggil Sena dari atas, wajahnya yang kelelahan sangat terlihat meski sudah memakai make up.

" Kapan bunda pulang?"

" Tadi pagi saat kamu berangkat sekolah,"

Sena melempar begitu saja tas ransel miliknya dan berlari untuk memeluk bunda. Sudah lama dia tidak bertemu dengan bunda.

" Aku merindukan bunda,"

" Sama, bunda juga merindukan mu dan abang"

Bunda adalah seorang model terkenal, masuk dunia modeling saat sejak kecil. Dan sering berkeliling dunia dengan alasan bekerja, yaa itu benar karena tujuannya ke luar negeri adalah untuk menyelesaikan pekerjaan.

Maka dari itu, bunda jarang dirumah. Waktu nya terkuras habis hanya untuk bekerja, karena bunda adalah sesosok ayah dirumah ini.

" Bunda, apa itu koper milikmu?"

" Koper itu.."

" Bunda jawablah! Itu milik bunda atau bukan!"

" Sena.."

" Baiklah, bunda tidak menjawab. Itu artinya ini milik bajingan tua dengan istri jalang nya!"

Sena paham betul bagaimana koper bunda. Dari kejauhan sudah Sena tebak bahwa koper itu adalah milik ayahnya yang biasa dia sebut bajingan tua.

Sena menarik koper besar itu sendirian menuju kolam ikan di samping rumah. Ada alasan nya, yaitu membuang semua pakaian beserta koper itu sekaligus.

" Sena jangan sayang!"

" Bunda mau bajingan tua itu mati?" Sahut Sena dengan nada rendah nya.

Bunda menggeleng dan melepaskan cengkraman di lengan Sena. Sena menyungging senyum devil, dan berjalan cepat menuju kolam.

" Sena jangan dibuang!" Terlambat. Pakaian itu sudah terjun kedalam kolam ikan yang berisi ikan piranha kecil didalamnya.

Cepat atau lambat pakaian dari dua koper besar itu akan sobek karena gigitan ikan peliharaan abang.

Satu baju tersisa. Ada sebuah nama di saku baju " Suho wiliam " itu namanya ayahnya.

" Dasar bajingan tua sialan! Tidak sadar diri!" Biarlah itu didalam koper. Setelah semua pakaian dia buang koper nya pun ikut dibuang dan terus turun kebawah.

Sena rasa belum semuanya, dengan cepat kembali kedalam rumah dan masuk kedalam kamar. Benar saja, koper besar warna magenta tergeletak di samping meja belajar Sena.

Dibawah ada suara yang Sena kenal, dia lah pemilik koper besar ini. Dengan tangan terkepal, Sena turun dan tanpa aba aba mencekik leher saudara tirinya.

Didorong nya hingga terbentur pada dinding rumah. Saudara tirinya bisa melihat api kemarahan dimana Sena.

" Le-pas!" Perintah adalah larangan. Itu visi Sena dalam hidup. Berharap dilepaskan? Tentu tidak, semakin saudara tirinya memberontak maka semakin brutal juga Sena dalam menyakitinya.

MENTAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang