UL 14

675 66 5
                                    

Di suatu tempat seorang pria dengan wajah yang sangat menyeramkan mengamuk setelah tahu kalau anak2 buahnya kalah dalam pertarungan melawan para werewolf.

"Bodoh kalian semua, kalian bisa kalah melawan bocah2 kecil itu." teriak Pria itu yang di kenal sebagai raja dari para Vampire.

"Maafkan kami, tuan raja." teriak anak2 buahnya.

"Ini tidak bisa di biarkan, bangsa Vampire harus bisa menguasai dunia ini." ujar raja itu.
.

Sementara Zee membawa tubuh Nunew dengan berlari menuju ke mobilnya.
Zee melewati beberapa mayat baik dari para Vampire itu dan juga mayat2 teman2nya.

Zee membawa Nunew langsung ke rumahnya.
Sesampainya di sana Zee berteriak2 memanggil ayahnya.

"Pho.. Pho.. Tolong Zee." teriak Zee.

Joss segera berlari dan melihat Zee mengendong Nunew di tangannya.

"Bawa dia segera ke kamar dokter." teriak Joss dan Zee pun berlari ke tempat yang di maksud ayahnya.

"Apa yang terjadi?" ujar Joss dan melihat pada Nunew.

Tak lama kemudian seorang dokter datang dan memeriksa Nunew.

"Nunew di gigit oleh Vampire, Dad." ujar Zee yang terlihat sangat khawatir.

"Apa?" teriak dokter itu yang membuat Zee dan Joss menatap padanya.

"Cepat siapkan alat2, detak jantungnya semakin melemah, kita bisa kehilangan dia." teriak dokter itu.

Mendengar itu tubuh Zee melemas dan hampir jatuh jika Joss terlambat merangkul Zee.
Airmata Zee bercucuran menatap Nunew yang terbaring tak berdaya dengan tangan dokter yang sibuk mengobatinya.

Tak lama kemudian....

Tittt... Tittt...

Suara berhentinya detak jantung Nunew.
Zee meronta2 dan menangis melihat layar monitor pembaca detak jantung yang hanya memperlihatkan garis panjang dengan bunyi yang memekakkan telinga.

"Tenang, Zee. Tenang." teriak Joss dan memeluk erat kepala Zee.

"Luna, Lunaaa..." teriak Zee.

Segala macam di lakukan oleh dokter itu untuk mengembalikan detak jantung Nunew.
Mulai dari CPR sampai kejut jantung, namun detak jantung Nunew tetap terdiam.

Zee terkulai di lantai dengan menangis keras.
Sementara Joss hanya bisa ikut meneteskan airmata dan memeluk anak satu2nya itu.

"Maafkan saya, tuan. Tapi Luna tidak dapat saya selamatkan. Saya mohon maaf, Tuan." ujar dokter itu sambil membungkukkan badannya.

"Tuan besar, bisa saya bicara sebentar?" tanya dokter itu pada Joss.

"Baiklah, nanti kau datanglah ke kantorku." ujar Joss yang masih memeluk Zee.

Zee menghentikan tangisannya dan dengan gontai Zee berdiri di bantu oleh Joss dan berjalan menghampiri tubuh Nunew yang terbaring tidak bernyawa.

Zee mengusap rambut Nunew dan mencium dahinya.

"Bangun Luna, kumohon bangunlah. Kau berjanji tidak akan pernah meninggalkanku. Mengapa sekarang kau hanya tertidur dan meninggalkanku sendiri." ujar Zee dengan airmata yang tidak berhenti mengalir deras dari kedua matanya.

"Bagaimana aku akan hidup jika kau tidak ada di sampingku." ujar Zee lagi dan menaruh kepalanya di dada Nunew yang sudah tidak berdetak lagi.
Dan Joss pun hanya bisa mengusap2 punggung Zee.

Setelah beberapa saat Zee berdiri dengan tegak dan memegang tangan Nunew yang dingin.

"Aku akan menyusulmu Nhu. Setelah semua yang membuatmu seperti ini, mengalami hal yang sama. Aku akan membasmi semua yang sudah mengambilmu dariku." ujar Zee yang membuat Joss membelalakkan matanya.

"Zee." teriak Joss.

Namun Zee hanya terdiam dan berjalan keluar dari kamar itu lalu Zee tiba2 berhenti di depan pintu.

"Jangan ada yang menyentuh Luna ku sebelum semuanya selesai." ujar Zee dan berjalan kembali menuju pintu keluar.

Namun tiba2...

"Zee, berhenti." teriak May, ibu Zee.

Zee yang mendengar suara ibunya terdiam dan Joss yang berlari mengejar Zee ikut terdiam.

"Jangan kau langkahkan lagi kakimu jika kau masih menganggap aku ibumu dan masih ingin melihat ibumu ini." teriak May.

Zee terdiam dan kembali meneteskan airmata.
May berjalan pelan menghampiri anaknya itu.

May memegang bahu Zee dan menariknya agar menghadap kepadanya.
Ketika Zee menatap wajah May, May memegang kepala Zee dan menarik ke bahunya dan memeluk Zee, Zee pun memeluk May dan kembali menangis dengan keras.

"Zee, maafkan Mae. Mae tahu kalau kau sangat bersedih dan sakit dengan kepergian Luna mu. Tapi Mae mohon, pikirkan juga bagaimana perasaan Mae dan Pho jika terjadi sesuatu padamu." ujar Mae sambil menangis.

May melepaskan pelukkannya dan memegang kedua pipi Zee.

"Jika kau ingin membalaskan dendammu, rundingkanlah dengan ayahmu, jangan berbuat gegabah, jika kau mati di tangan mereka, Nunew tidak akan kembali, dendammu tidak akan terbalaskan dan Mae dan Dad akan kehilangan anak kami satu2nya dengan sia2." ujar May dan mengelus pipi Zee.

Zee menatap wajah ibunya dan kembali memeluknya.

"Maafkan Zee, Mae." ujar Zee dan May pun tersenyum dan mengelus2 rambut anaknya, sedangkan Joss akhirnya bisa bernafas lega.

Setelah Zee tenang, Joss memanggil dokter untuk datang ke kantornya.

"Apa yang dokter mau katakan padaku tadi?" tanya Joss setelah dokter itu masuk ke dalam kantornya.

"Maaf tuan besar, saya merepotkan, tapi hal ini saya tidak tega untuk mengatakannya di depan tuan muda, tuan." ujar dokter itu yang membuat Joss mengernyitkan dahinya.

"Ada apa, dok?" tanya Joss.

"Luna...., sedang mengandung tuan." ujar dokter itu yang membuat Joss membelalakkan matanya dan menghela nafas panjang lalu terduduk dengan lemas.

Bagaimana dia akan mengatakannya pada Zee?
Bagaimana jika Zee tahu tentang ini? Pikir Joss.
.
.
.

Pada akhirnya Zee dan Joss mengumpulkan semua para pemimpin bangsa Werewolf dan membahas tentang bangsa Vampire yang tiba2 menyerang mereka.

Mereka pun sepakat merencanakan akan membuat strategi untuk menyerang kembali kerajaan Vampire.








TBC

Unbreakable Love (018) (ZeeNunew)Where stories live. Discover now