THE HAPPINESS 03

26 5 0
                                    

"Dirimu sebagai pawana dihidupan seseorang. Membawa kebahagian berakhir penderitaan, dan sebaliknya mengatakan bahwa kau cakna, tetapi kau lah yang menusuk tanpa ampun di balik kata wasilah." penciptapausbiru

***

Chapter Sebelumnya,

"Ayahanda ya? Terus dulu kala, kenapa aku diharamkan untuk memangil-Mu dengan sebutan itu? Bahkan kalian terus-terusan menganggap ku pembawa sial atas kemangkatan ibunda-Ku. Lengkara, saat itu aku masih kecil, bagaimana mungkin aku secerdas itu membunuh surga ku sendiri?" jawab Lyora menundukkan kepalanya menangis, bukan lakonan semata, hati Lyora sakit saat ini. Bagaimanapun juga, dia tetaplah seorang gadis yang masih menginginkan kasih sayang kepada orang tua.

Ruangan kerja ini, serasa tergantikan auranya dengan katarsis antara kedua mereka. Satu menyesal satu tersakiti.
____

Seusai insiden dimana, dirinya bertemu dengan Raja Antonio. Lyora, sebulat hati ingin memaafkan kesalahn yang telah pun diperbuat oleh Ayahandanya sebelum ini. Akan tetapi, dengan beberapa syarat tertentu, antaranya seperti, mengizinkan dirinya untuk pindah dan tinggal di pavillum Teratai.

Posisi pavillun tersebut tidaklah jauh dari istana, hanya sebuah taman yang menjadikan jarak antara istana dan pavillum Teratai. Mendengar permintaan dari Lyora, Raja Antonio menyanggupi saja. Karena, pavillun tersebut masih saja disekitar istana. Maka, untuk apa dirinya khawatir akan keselamatan puterinya? Fikir Raja Antonio.

      Sring!! Sring!! Sring!!

"Hayo! Maju!" Lyora berteriak dengan suara cemprengnya kearah prajurit, yang awalnya ditugaskan menjaga kediaman pavillun Teratai

"Nona Lyora?" Que Ella memanggil dengan suara yang terdengar ketakutan. Hal itu, membuatkan Lyora lantas menoleh kebelakang.

"Anakanda-Ku, hari sudah mulai sore, dan Ayahanda mendapat laporan bahwa dirimu belum ada beristirahat dari latiha ini. Sudahilah dulu latihannya, dan segeralah memakan santapan yang sudah dihidangkan," titah Raja Antonio dengan tatapan matanya yang lembut menatap Lyora.

"Selamat sore Ayahanda, maafkan diriku yang tidak menyadari kehadiran-Mu. Untuk istirahat, sebentar lagi ku mohon," kata Lyora dengan menampilkan tatapan puppy- eyes nya pada Ayahanda-Nya yang kini menggelengkan kepala dengan tegas.

"Tidak puteri-Ku, apakah dirimu lupa akan perjanjian kita?" tanya Raja Antonio menatap Lyora dengan menaik turunkan sebelah alisnya.

"Ish! Iya-iya. Ayahanda puas?" tanya Lyora seraya menatap Ayahanda-Nya itu dengan wajah yang cemberut

"Wajah mu tidak cocok, seperti itu sayang-Ku. Ayo Lyora, ikutlah Ayahanda ke istana sebentar dan menyantap santapan yang sudah dihidangkan disana,”

"Loh? Kan makanan Lyora udah ada disini?" tanya Lyora menatap polos kearah Ayahanda-Nya itu lagi.

"Tidak-tidak, kali ini kesayangan Ayahanda harus menyantap makanan bersama- sama." ujar Raja Antonio dan mau tidak mau, diiakan saja oleh Lyora agar tidak berpanjangan.

Disaat dalam perjalanan ingin ke Istana,

"Puteri-Ku, Ayahanda ingin bertanya sesuatu apa kau ingin menjawabnya?" tanya Raja Antonio kepada Lyora.

Sedangkan Lyora, langsung saja berfikir yang tidak-tidak, "Apa, Ayah ingin menjodohkan aku? Tapi kan masih lama?" Fikir Lyora.

"Memangnya, pertanyaan Ayahanda terkait dengan apa? Jika aku tahu jawaban dari pertanyaan Ayahanda, pasti aku akan menjawabnya begitu juga sebaliknya." Jawab Lyora dengan santai. Namun, tidak dengan hatinya saat ini.

THE HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang