02. Awalan

26 5 3
                                    

Happy reading guys, please leave your vote and comment if you like it!

Di sebuah kamar monochrome dengan suasana sunyi, terlihat Haechan tengah tertidur dengan mata memejam dan dahi mengerut dalam, kepalanya terus bergerak berusaha menyangkal alam bawah sadarnya— bersama nafas yang tak teratur dan keringat yang kelua...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sebuah kamar monochrome dengan suasana sunyi, terlihat Haechan tengah tertidur dengan mata memejam dan dahi mengerut dalam, kepalanya terus bergerak berusaha menyangkal alam bawah sadarnya— bersama nafas yang tak teratur dan keringat yang keluar dari pelipisnya.

Setelah beberapa detik berlalu, Haechan membuka matanya terbangun dari sesuatu yang bisa di katakan sebagai bunga tidur itu— mengarahkannya ke sebuah janji yang belum di tuntaskan. Ini sudah ke dua kalinya Haechan di hantuin mimpi yang sama, dengan suara yang sama, dan kejadian yang sama.

"Apa Ibu merindukanku? Hingga datang terus-menerus?" ucap Haechan dengan raut wajah sendu, ia melamun menatap langit-langit dinding kamarnya yang dominan putih.

Setelah kesadarannya menumpuk Haechan mengambil ponselnya yang berada di nakas, jam 08.20 KST. Sekarang jadwalnya pergi ke kampus, beranjak dari tempat tidur dan pergi menuju kamar mandi adalah kegiatan pertamanya.

Hanya butuh waktu 25 menit Haechan sudah berpakaian rapi siap untuk turun ke bawah, Haechan mendapati seseorang tengah menyiapkan makanan untuk dirinya.

"Pagi Haechan." sapanya.

"Pagi." jawab Haechan langsung memakan masakan yang di buat wanita paruh baya itu.

Han Soo adalah satu-satunya maid yang bertugas mengurus rumah Haechan, memang mereka tidak memiliki hubungan sedarah, tapi Han Soo sangat menyayangi Haechan meski dia memiliki sifat yang dingin dan jangan berbicara dengan orang lain.

Selama Haechan tinggal bersamanya, Han Soo selalu memberikannya cinta dan kasih sayang seperti anaknya sendiri, dia juga selalu memberikan aura positif pada Haechan jika ia merasa terpuruk, karena itulah Haechan meminta Han Soo untuk memanggilnya dengan namanya saja.

Setelah selesai sarapan Haechan langsung beranjak pergi meninggalkan rumah tanpa mengatakan sepatah katapun, ini sudah biasa terjadi. Berjalan sedikit jauh dari tempat tinggalnya— Haechan sampai di sebuah halte, untuk saat ini Haechan memilih berangkat dengan bus daripada membawa mobil sendiri.

Baru beberapa menit terlewati Haechan sudah merasa bosan, bus yang ia tunggu tidak muncul-muncul. Karena di landa kebosanan akhirnya Haechan mengambil earphone dan mulai menutup matanya untuk menikmati alunan musik.

Tak berselang lama telinganya samar-samar mendengar suara kendaraan berhenti di depannya, Haechan membuka mata mengira bus sudah datang ternyata bukan. Itu adalah suara mobil.

Pintu mobil itu terbuka memperlihatkan seorang wanita asing. Tidak, jika di lihat dari pakaian yang dia kenakan mungkin seumuran dengannya atau mungkin satu kampus?

Terlihat dari jaket letterman khas kampus nya terselampir di tangannya yang tertulis nama kampusnya. Haechan tidak bisa lihat mahasiswi itu berasal dari fakultas mana, kemudian dia terlihat berjalan mendekati Haechan yang berdiri di halte.

AUXIOCCISWhere stories live. Discover now