10. Héros

2.6K 185 7
                                    

Jaehyun tengah mengawasi Taeyong dari jauh. Dia hanya ingin memastikan kelakuan Taeyong di sekolah secara langsung. Apakah ia menuruti peraturannya atau tidak. Dan kebetulan juga dia ada urusan di sekolah Taeyong. Hari ini juga ia tidak ke kampus karena dosennya tak masuk.

Jaehyun bersekap dada sambil menyenderkan tubuhnya ke batang pohon yang ada dibelakangnya. Ia mengawasi Taeyong dari jauh.

Dapat dilihat kesayangannya itu membawa nampan yang berisi makanan dan sedang berjalan menuju Winwin dan Ten yang berada di pojok kantin.

Atensi matanya tak pernah lepas dari Taeyong. Bahkan saat Taeyong jatuh karena tersandung kaki seorang gadis yang sepertinya sengaja.

Untungnya pecahan gelas dan piring berada sedikit jauh dari Taeyong membuat Jaehyun bernafas lega. Walau tak ada niatan untuk menghampiri Taeyong.

Jaehyun memperhatikan bagaimana Taeyong di lempar dan dicaci-maki oleh gadis yang mencelakainya tadi. Jaehyun dapat mendengarkan cacian gadis itu lewat liontin kalung yang Taeyong pakai. Ada alat penyadap suara disana dan juga alat lacak yang menjadi satu didalam liontin itu.

Alat penyadap suara itu terhubung ke earphone yang sedang Jaehyun pakai. Jaehyun bercedih saat gadis itu menyebut Taeyong jalang tanpa berkaca terlebih dahulu.

Jaehyun menikmati pertunjukan yang berada tak jauh dari depannya dimana Taeyong sedang di tampar. Dan betapa terkejutnya Jaehyun saat kesayangannya itu melawan gadis dihadapannya.

Jaehyun tersenyum miring saat Taeyong menampar balik gadis itu. Ia sangat puas saat Taeyong membalasnya.

"Tidak adil." Monolog Jaehyun saat gadis itu menyuruh dua orang memegangi Taeyong.

"Beraninya menyentuh milikku." Desis Jaehyun. Sebisa mungkin dia menahan diri untuk saat ini.

Bunyi tamparan begitu nyaring terdengar dari earphone nya. Taeyongnya ditampar berkali-kali oleh gadis itu dengan diselingi cacian. Sampai sudut bibir Taeyong sedikit robek dan berdarah akibat tamparan yang sangat kencang itu.

Jaehyun hanya diam tanpa ada niatan sedikit pun menghampiri Taeyong, bahkan saat Taeyong di lemparkan ke pecahan piring dan gelas Jaehyun masih diam ditempat sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang melewatinya.

Jaehyun dapat melihat telapak tangan Taeyong terluka dan mengeluarkan darah. Jaehyun tersenyum tipis melihat darah Taeyong keluar dari telapak tangan. Jaehyun akui ia sedikit suka melihat wajah kesakitan kesayangannya itu. Sangat cantik.

Jaehyun dapat mendengarkan Taeyong yang mulai menangis karena tangannya terkena tumpahan air hangat yang sebenarnya masih panas.

Jaehyun mulai berjalan mendekat ke kerumunan yang berada di kantin. Lirihan kesakitan Taeyong serta memanggil nya terdengar di earphone Jaehyun.

"Siapa yang menyakiti mu sayang?"

Jaehyun telah sampai di sana. Ia berada paling depan kerumunan para siswa. Menatap Taeyong dengan tatapan bertanya seakan-akan tak tahu kejadian sebelumnya.

Taeyong terbelalak melihat Jaehyun yang berada di sekolahnya. Tidak! Jangan sampai Jaehyun marah ke gadis yang melukainya itu. Walau ia sangat marah terhadap gadis yang bernametag Jihyo itu. Tapi jangan sampai Jaehyun yang membalasnya.

"Wahh pahlawan kesiangan mu datang. Hebat sekali kau bahkan menjual tubuh mu ke pria dewasa." Hina Jihyo tanpa merasa takut.

Taeyong yang tadinya ingin melindungi Jihyo dari Jaehyun kini berubah pikiran. Dia tak suka ucapan Jihyo itu.

"DIA, DIA YANG MELUKAI KU HYUNG!" Teriak Taeyong sambil menunjuk ke arah Jihyo dengan tangannya yang masih terluka.

Jihyo terkekeh mendengar teriakkan Taeyong. Dia begitu percaya diri karena ayahnya merupakan orang ternama disini. Dan kekuasaan nya juga lumayan untuk menutupi perlakuan Jihyo di sekolah.

Hantise De L'amour | Jaeyong [End]Where stories live. Discover now