5.2 - 6

4 1 0
                                    

Main Story
Bagian: 5.2
[Informasi & Yava Barat]
Keesokan paginya. Keempat pemuda terbangun dan bersiap-siap untuk sarapan dan tentu saja Klyn Sang Bangsawan Muda dari Negara Fratannica akan membayar sarapan tersebut yang membuat Yusta senang dan bahagia, "Terimakasih telah berkeinginan untuk membayar sarapan ini untuk kami dan maaf telah merepotkan." Ujar Esther dengan tenang.

"Hahaha sudahlah, lagipula juga keinginan untuk membayar kalian itu sama halnya membayar tagihan hutang asuransiku di Negara Fratannica~" Ujar Klyn dengan senyum lebarnya, "Sekalian juga ini untuk membayar jasa Enzo yang telah membantuku dalam menulis Evolusi Zaman untuk dunia ini."

"Kau seperti mentornya saja, Enzo." Sahut Yusta sambil menyenggol lengan kiri Enzo.

"Itu biasa saja, lagipula juga aku cukup berterima kasih juga dengan Klyn karena telah membantuku menulis makalah Negara Valkaniki."

"Hm? Makalah Negara Valkaniki? Ah, yasudah lah lupakan, ayo kita sarapan!"

Sesampainya di ruang makan. Mereka di sungguh kan beberapa makana yang enak dan lezat seperti tutut, ampas kecap, pepes jeroan, lotek, lumpia basah, seblak basah, tekso, nasi lengko, katel, surabi oncom, dan minumannya ada teh dan kopi serta air putih saja di atas meja seperti seolah-olah sudah disediakan dan ditunggu disantap, "Hmmm, apakah ada cemilan khas disini?" Gumam Yusta sambil melihat sekitar dan melihat ada sebuah rak kayu yang berisi mangga gedong gincu, gula cakar, kalua jeruk, jalangkotek.

Namun, yang membuat Yusta teralihkan ialah sebuah buah yang memiliki ciri-ciri berduri dan berwarna hijau serta memiliki aroma yang nikmat, "itu buah? Buah berduri? Seperti apa rasanya ya?" Gumamnya, "Enzo! Itu buah apa?" Tanyanya yang membuat Enzo tadinya sedang mengambil makanan tiba-tiba teralihkan kepada buah besar itu.

"Hm? Oh itu buah durian....sudah lama aku tak memakan buah durian." Jawab Enzo.

"Durian? Oh astaga Sudah lama aku tak memakannya~ Permisi, Aku akan membeli buah berduri dan besar itu~" Ucap Klyn dan membeli Buah Durian, "Enzo~ sudah berapa lama aku tak memakan buah ini~ coba tebak?"

"4 tahun?" Jawab Enzo sambil memperhatikan sekeliling durian itu.

"Benar~ rupanya ingatanmu masih bagus."

"Kau mengejekku?"

"Eh? Tidak~"

"Ok, hentikan drama keluarga kalian! Aku mau mencoba buah besar itu!" Celetuk Yusta dengan nada yang sedikit tinggi.

"Yusta, kau harus menjaga sikapmu." Tegur Esther dan Yusta menutup mulutnya dengan rapat.

Keempat pemuda itu kini berada di ruang meja makan dan sedang mencari cara membelah buah itu, "Sihir Angin?" Saran Enzo untuk membelah Durian.

"Pisau? Tombak darah?" Saran Klyn untuk membelah Durian.

"Memangnya sekeras itu ya membelah Durian? Kenapa tidak pakai tangan saja?" Tanya Yusta dengan heran.

"Sekeras cangkang mussels dan teritip" Sahut Esther.

"Tidak sekeras itu Esther."

"Aku potong pakai tombak darah saja~"

"Pisau atau benda tajam saja!"

"Pedang?"

"'Ventus Gladius'
Enzo memotong Durian menjadi 2 bagian secara sempurna, "Sudah terpotong dengan baik" dari aroma durian yang dikeluarkan benar-benar mengunggah rasa dan meningkatkan nafsu makan bagi yang mencium aromanya.

"Baiklah aku makan yang besar ya~"

"Kita pakai tangan? Apakah kalian sudah cuci tangan?"

"Sepertinya ini manis."

The Tales Of Journey EsthersWhere stories live. Discover now