Chapter 10

749 81 6
                                    

°~°
°~°
°~°
Happy reading
°~°
°~°
°~°
|

"Babe.."

Jefan melangkahkan kakinya mendekat ke arah ranjang Kay sambil menatap lekat sang kekasih yang sedang mengalihkan pandangan nya.

"Babe.." Jefan memanggil nya sekali lagi.
"Babe, are you oke?" Tanyanya kepada sang kekasih hati.

Kay akhirnya mau menoleh kan kepalanya untuk menatap netra kekasih hatinya.

"Mari kita putus.." Kay berbicara langsung pada point utamanya.

"HEY BABE.. are you kidding me? WHY?!" Jefan menaikkan nada suaranya yang membuat Kay terperanjat kaget. Ini kali pertama Jefan meninggikan suaranya di hadapan Kay. Sebelumnya hubungan mereka selalu harmonis dan tak pernah berantem besar sama sekali, paling cuma ngambek-ngambek dikit aja Kay nya. Jadinya Jefan juga kaget sama kata yang barusan Kay ucapkan.

"M-mari kita putus" Kay mengulang lagi kalimat sebelumnya, tapi kali ini ada sedikit getaran dari kalimat itu.

"Why?!" Jefan masih tidak faham maksud dan tujuan Kay berbicara seperti itu apa.

"Ayo kita putus Jefan! " mungkin sebelumnya Kay gemetar karna kaget dengan nada suara Jefan yang meninggi tapi kali ini dia sudah jengah dengan ketidak pahaman yang di sengaja, seakan-akan dia tak merasa bersalah sedikit pun dengan apa yang telah dia lakukan.

"Babe, why? Aku benar-benar tidak mengerti" Jefan melembutkan nada suaranya.

"Kamu tidak perlu mengerti" Jawab Kay dengan ketus.

"...."

Jefan termenung sesaat setelah mendengarkan kalimat yang Kay ucapkan. Dia merasa seseorang yang ada di depan nya seperti bukan kekasihnya yang ia cintai selama 2 tahun terakhir ini, tak ada kata manja yang dia ucapkan lagi, tak ada suara lembut yang dia berikan, tak ada binar cinta di matanya, dan tak ada Kay Nya yang selalu membuatnya merasakan jatuh cinta setiap harinya. Mungkin memang ada kalanya dia jengah dengan ketidak dewasaan Kay, mungkin dia juga pernah merasa bosan dengan sikap kekanak-kanakan Kay yang selalu menuntut ini dan itu, tapi sejujurnya dia sangat mencintai Kay Nya itu.

Mengambil langkah maju untuk mengikis jarak di antara mereka. Kay sudah mengalihkan pandangan nya ke lain tempat. Jefan coba meraih tangan mungil yang selalu iya genggam, tangan yang sangat lembut seperti kulit bayi yang suka bertengger di pipinya, mengelus lembut pipinya.

Sebelum berhasil meraih tangan itu sudah di tepis terlebih dahulu oleh pemiliknya. Tapi Jefan tidak putus asa, dia mencoba meraih tangan itu kembali dan mengusapnya lembut.

"Babe.. Why? Kenapa kamu berbicara seperti itu, tolong jelaskan padaku?" Jefan memohon kepada kekasihnya itu untuk menjelaskan kebingungan nya akan kata 'putus' yang sebelumnya Kay ucapkan.

Kay menatap Jefan nyalang "Ha Ha Ha, kamu memang tidak mengerti atau hanya pura-pura tidak mengerti?"

Jefan sangat kaget saat Kay tertawa dengan nada seperti itu, ini bukan Kay Nya lagi.

"Aku benar-benar tidak mengerti sungguh" Jefan memberikan tanda 'Peace' pada tangan kanan nya.

"Aku rasa kamu hanya pura-pura tidak mengerti" kalimat ketus kembali Kay lontarkan.

Deg... Jefan kembali di kagetkan dengan kalimat yang kekasihnya ucapkan.

"Ada apa ini sebenarnya? Apa jangan-jangan Kay sudah mengetahuinya? Tapi kapan? Sebelum ini Kay masih baik-baik saja. Atau jangan-jangan Kay melihat.." Kalimat tanya selalu dia gumamkan dalam hatinya.

29.000 Feet [25++] [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt