Please Believe Me

716 182 28
                                    

Kencan yang rencananya hanya hari sabtu malam minggu menjadi diperpanjang sampai minggu pagi berkat kesibukan keluarga Melody dan teman-temannya yang tak bisa mengantarnya dan karena mereka tak percaya pada keahlian melody dalam menyebrang serta bagaimana gadis itu sedikit bodoh dalam menilai orang sehingga terbitlah surat tugas kepada Archie. Archie sebagai pacar "pura-pura" diwajibkan mengantar dan menjaga Melody agar tak percaya pada tipu daya manusia yang berpura-pura menderita.

Bicara tentang kencan, bagi kebanyakan ornag mungkin ini tak bisa dikatakan sebagai kencan karena yah siapapun bisa melihat bahwa ini lebih seperti Archie menjaga Melody yang sedang berkencan dengan buku. Namun, bagi Archie selama itu dengan Melody maka itu disebut kencan.

"Matematika?" tanya Archie sedikt takjub dengan karakter Melody. Bagaimana bisa ada manusia yang menyukai matematika? Coba tolong jelaskan apa yang bagus dari matematika.

"Iyap."

"Gue yakin lo udah ada banyak buku matematika di rumah dan gue pikir isi rumus-rumusnya juga sama." Melody mengangguk karena memang benar bahwa hampir buku matematika miliknya memiliki penjelasan tentang penyelesaian yang hampir tipikal. 

"Tapi, soal-soalnya beda. Aku udah nyelesaiin soal di buku yang aku punya. Ini buat jaga-jaga kalo aku bosen aja." Archie ingat salah satu temannya ketika SMP dulu yang sangat menyukai matematika, tapi tak ada yang sampai seperti Melody. 

"Baru kali ini gue tau ada orang yang ngerjain soal pas bosen." Melody tertawa kecil dan disitu Archie tak bisa untuk tak terpesona. 

"Karena soal matematika itu bisa bikin aku nggak kepikiran hal-hal lain yang bikin aku pusing." Percayalah hingga saat ini Archie masih merasa bahwa matematika adalah hal yang paling memusingkan ... ehm sepertinya bukan paling sih karena nyatanya membuat Melody menyukainya lebih memusingkan. Mungkin keduanya memang sepaket.

"Lo segitu sukanya sama matematika?" Melody mengangguk.

Mata Melody menerawang kemudian tersenyum. "Aku paling suka sama integral," lanjut Melody.

"Kenapa?" Melody sedikit terkejut karena Archie bertanya kembali, pikirnya ini bukanlah hal yang menarik untuk dibahas dengan anak seperti Archie bahkan bisa dikatakan teman-teman Melody mengantuk jika Melody bercerita tentang betapa menariknya matematika.

"Kamu beneran mau denger? Aku pikir kamu nggak suka matematika, temen-temen aku bilang itu ngebosenin kalo aku cerita soal matematika." 

"Gue emang nggak suka matematika, tapi gue suka dengerin lo cerita. Jadi, kenapa lo suka integral." Bukankah apa yang dikatakan oleh archie itu ilegal? Harusnya hal seperti itu dikatakan kepada orang yang Archie sukai bukan Melody. Jika seperti ini bagaimana jika Melody berpikir bahwa Archie menyukainya. Setidaknya itu yang ada dipikiran Melody. 

"Irish? Jadi, kenapa lo suka sama integral hmm?" ulang Archie melihat Melody hanya diam dan menatap Archie tanpa ada niat menjawab.

"Ah, itu karena dia praktis, coba kamu bayangin kalo nggak ada integral pasti kita harus gambar grafik fungsi dulu abis itu bikin partisi yang banyak buat bikin itungan kita sepresisi mungkin dan itu makan waktu lama banget, beda sejak ada integral kita gak perlu gambar lagi. Itu membantu bangetkan?"

"Lo buat itu kedengeran mudah, tapi kalo boleh jujur hal yang menarik dari integral cuma wujudnya yang kayak cacing. Ehm ... mungkin lain kali lo bisa ajarin gue integral biar gue tau tentang hal yang lo suka." Lagi-lagi Melody tertawa bukan karena kebodohan Archie tentang integral, tapi bagaimana lelaki merespon percakapan yang topiknya tak lelaki itu pahami. 

"Kamu nggak harus tau apa yang aku suka Archie, nggak ada gunanya juga buat kamu."

"Selama lo suka berguna atau nggak itu nggak penting." 

Monolog RasaWhere stories live. Discover now