21: End of Arc, but Open for New Destiny

2.2K 257 56
                                    

"Harry Potter. Peverell terakhir..."

"...Sang bocah takdir, bocah dalam ramalan, anak yang terpilih..."

"...Anak yang ditakdirkan pergi..."

"...harus pergi untuk mengenal arti pulang..."

....................................................................

Seorang pria berjalan menyusuri atrium luas kementerian yang menunjukkan sosok emas penyihir, centaurus, goblin dan peri rumah di atas kolam air mancur yang diberi nama the fountain of Magical Brethren. Pria muda itu sangat tampan, dengan warna kulit cokelat keemasan layaknya yang dimiliki orang-orang Timur Tengah. Rambutnya hitam ikal dengan warna mata emas. Keseluruhan dirinya adalah gambaran eksotis sempurna. Semua orang memandangnya dua kali saat ia lewat, kagum karena ketampanannya. Pria itu memakai jubah hitam, bahan jubahnya yang tipis tampak sejuk, jatuh disekeliling tubuhnya seperti bingkai yang hanya ditahan oleh sebuah pin elang emas. Tapi, bagi mereka yang mengenal siapa sosok asli pria itu, mereka bisa dengan mudah menemukan kesamaannya dengan keluarga penyihir pureblood Inggris, keluarga Crouch. Terutama dari bentuk hidung dan bibirnya yang tipis.

"Ah, Lord Crouch," seru seorang pria yang menghampirinya dengan senyum lebar dan menjabat tangannya. "Selamat datang! Selamat datang!"

Pria yang dipanggil Lord Crouch itu menurunkan ujung bibirnya dengan ekspresi muram, "Aku dipanggil dengan nama Hannibal Aemilius of Cannae," kalimatnya diucapkan datar, pelan dan hampir seperti mendesis "Tapi jika harus, maka tolong panggil aku dengan nama Aemilius-Crouch. Mengingat Crouch adalah nama keluarga ibuku... mr. Clifford Crowther."

Mr. Clifford tampak salah tingkah. Sesekali ia mengusap dahinya dengan sapu tangan. Keduanya tidak menghentikan langkah, bercakap-cakap sambil bergegas menuju ruang auditorium di lantai dua, tempat rapat Wizengamot sedang berlangsung.

"Tentu, tentu, Lord Aemilius-Crouch," ia berdeham gugup. Tidak setiap hari seseorang bisa bertemu dengan keturunan bangsawan dari romawi kuno. Tiap pureblood tahu siapa Aemulius. Keturunan Aemilia atau Ailmilia, adalah salah satu keluarga ningrat terhebat Romawi Kuno.

Diklaim keturunan dari Numa Pompilius, raja kedua Romawi kuno. Anggota keluarga Aemilius memegang jabatan tertinggi negara, dari dekade awal Republik hingga Kekaisaran. Itulah mengapa, di era modern ini, anggotanya memegang jabatan penting di Mesir sebagai perwakilan Kementerian Italia. Ada yang bilang bahwa keluarga Prince adalah anak turun Aemilius yang memilih tinggal di Inggris dan membuang asal usulnya sebagai keluarga bangsawan.

Itulah mengapa, warna hitam pekat rambut Lord Hannibal Aemilius-Crouch mengingatkannya pada professor dari Hogwarts; Professor Prince-sungguh lucu, siapa yang mengira nama keluarga Prince berasal dari sebuah *pun! (A/N: Pun adalah penggunaan kata yang punya banyak arti atau kata-kata yang terdengar mirip tapi punya arti beda. Karena Aemilius punya kedudukan yang setara dengan Pangeran maka nama Prince sama seperti sebuah jokes buat mereka).

Mr. Clifford yang menjabat sebagai Kepala Departemen Urusan Luar Negeri, sedikit gugup karena kedatangan Hannibal yang begitu tiba-tiba, tapi bukan tanpa alasan. Siapapun tahu, dengan kematian Bartemius "Barty" Crouch Sr dan kematian anaknya di Azkaban bertahun-tahun lalu, menyebabkan tidak ada pewaris langsung untuk keluarga Crouch kecuali dari sisi matrilineal. Mengingat Barty Crouch Sr hanya punya dua saudara perempuan. Saudara perempuan tertua telah meninggal tanpa anak, sedangnya saudara perempuannya yang lain; Lady Dorothy Crouch, menikahi anak pertama keluarga Aemilius, Lord Gaius of Rome dan menetap di Mesir. Mereka memiliki dua anak laki-laki dan di depannya sekarang adalah Hannibal Aemilius, anak kedua mereka, yang telah mengambil alih kepemimpinan keluarga pamannya dan menjadi Lord Crouch.

Courting DestinyWhere stories live. Discover now