Bab 5

805 92 13
                                    

"Sunghoon, udah siap?"

Sunghoon yang mendengar itu hanya menghela nafas dan mengangguk pelan. Sang ayah sudah menunggunya didalam mobil dengan wajah tegas dan menakutkannya, sedang sang mama berusaha memberi kenyamanan kepada anak sulungnya. Dibelakangnya ada seorang perempuan berambut panjang hitam legam dengan setelan dress putihnya ikut menenangkan Sunghoon.

 Dibelakangnya ada seorang perempuan berambut panjang hitam legam dengan setelan dress putihnya ikut menenangkan Sunghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu adalah adik Sunghoon, Kazuha.

"Gapapa ya bang, kenalan dulu aja, nanti juga kalo jodoh atau enggaknya bakalan ketauan kok." Bisik Kazuha berusaha menenangkan sang kakak.

"Sok tau kamu."

Malam itu Sunghoon harus rela dijodohkan oleh sang ayah dengan seseorang, Sunghoon tidak ingin sebenarnya tapi ia tidak ada lagi alasan untuk membantah sang ayah.

Bayangannya melayang sampai ke langit ke tujuh yang mana sangat jauh, semua yang ia pikirkan seakan membuat dia semakin tertekan. Semakin dekat jarak mereka dengan tempat pertemuan, semakin berdetak jantung Sunghoon yang mana itu membuat dirinya sesak napas.

"Jaga sikapmu. Jangan malu - maluin ayah sama mama, inget." Bisik sang ayah sesaat sebelum keluarga

.
.
.

"Heh, halu, bercanda lo?"

"Sumpah demi apapun, itu cowok yang lo sama pacar lo bawa kapan hari Won."

"Lah terus?"

"Ya terus, ini tuhㅡ"

Suara ketukan pintu kamar mandi itu membuat Jake seketika berhenti berbicara dan mematikan ponselnya, "iya?"

"Tuan Park sudah datang Jake, kapan kamu keluarnya? Lagi ngapain nak?" Itu suara papanya yang tentu saja membuat Jake bergegas merapikan penampilan dan keluar dari kamar mandi itu.

"Lama banget, mereka nungguin kamu loh."

"Iya pa, maaf."

Niat hati mengadukan semua kejutan ini ke sepupu baik hatinya, Jungwon. Tapi ia malah gagal mengadu dan harus terpaksa merelakan dirinya ditemukan dengan orang yang sudah ia ketahui terlebih dulu.

Awkward? Sudah pasti, tapi hanya Jake yang merasakan itu. Lainnya? Tidak sama sekali.

Wajah tampan orang yang akan dijodohkan dengan dirinya seakan mengatakan bahwa ia benci melihat Jake disana, tapi mau diapakan lagi kalau sudah begini?

Malam itu berjalan dengan penuh pembicaraan penting dan serius, tidak banyak candaan yang dilempar dimeja tersebut dan hanya membahas tentang hal yang memang ingin dibahas.

Jake yang awalnya mengira akan dijodohkan dengan seorang wanita tapi malah dengan seorang lelaki seumurannya yang diduga seseorang yang setiap malam papanya keluh - keluhkan.

"Oh ya, kalian belum ngobrol sama sekali loh dari tadi, sana ajakin Jake keluar sebentar." Pinta Ayah Sunghoon yang langsung Sunghoon turuti.

Tidak ada kalimat ajakan sama sekali, tapi Jake langsung mengerti dan mengikuti Sunghoon setelahnya untuk keluar dari restoran.

Mereka berjalan sebentar menuju sebuah taman kecil disekitaran restoran tersebut, memilih sebuah kursi dan duduk disana. Keheningan itu menghampiri mereka hingga beberapa menit kemudian Jake sudah jengah dan nekat membuka suara.

"Halo, aku Jake." Seru Jake sembari mengarahkan tangannya kearah Sunghoon.

Sunghoon menerimanya, "Sunghoon."

Melihat respon Sunghoon yang lumayan ramah itupun membuat Jake semakin semangat membuka obrolan diantara mereka.

"Kita pernah ketemu gak sih sebelumnya? Mukamu gak asing."

Sunghoon menghela nafas kasar, "ngapain mau dijodohin sih?" Bukannya menjawab malah membuka topik lainnya.

Jake yang mendapat pertanyaan itupun bergegas menjawab, "kalo kamu gak ngelawan ayahmu, kamu gak bakalan pernah ada diposisi ini."

"Tau apaan lo soal gue sama ayah?"

Jake takut dengan suara serak itu, tapi mau gimana lagi? Ia tidak ingin kalah dan harus melawan!

"Kamu dan semua perbuatanmu adalah alasan kenapa kita ketemu disini, Sunghoon. Bukan karena aku mau dijodohkan sama kamu, tapi ini buat kebaikan kamu juga."

"Kebaikan apaan sih? Lo bisa ngapain emang? Aneh banget dah, pada bilang kebaikan - kebaikan apaan dah. Pengaruh lo dihidupku setelah ini tuh apa? Lo bisa apa?"

Sejujurnya...

Jake sakit hati mendengar itu, ia marah dan merasa diremehkan bukan main oleh si berandalan itu. Jake menatap kesal Sunghoon dan memikirkan segala macam kata umpatan dikepalanya untuk lelaki didepan matanya itu.

Jake bersumpah jika Sunghoon masih meneruskan kata caci makiannya kepada Jake setelah ini, Jake akan merubah Sunghoon menjadi tunduk kepadanya.

"Cara kamu menyampaikan keluh kesahmu ke aku aja udah salah, gimana keㅡ"

"ㅡbacot anjing." Jake speechless.

"Udahlah, kita kerja sama aja gimana? Pura - pura bertengkar terus gagalin perjodohannya, gue muak sumpah. Lagian dengan adanya lo dihidup gue tuh beneran gak ada merubah apa - apa anjing, sumpah."

Oke, sumpah Jake benar - benar akan ia lakukan.

"Kita juga bisa minta tolong temen - temen gue atau Kazuha nanti, gimana?"

Bukannya mengangguk setuju, Jake malah menatap lekat lawan bicaranya ini dengan senyum mengerikannya. Tawa kecilnya terdengar saat melihat ekspresi Sunghoon yang mulai merasa aneh pada Jake.

"Setakut itu ya kamu sama aku? Apa gimana sih?"

"Ya gue gak mau anjing sama cowok, gue lurus ya!"

"Oh ya?"

"Emang dengan kamu maki - maki aku begitu bisa bikin aku mundur?" Ucap Jake dengan seringai mengerikannya, "udahlah, terima aja, kamu bakalan sama aku dan gak akan bisa kemana - mana."

"Jake, serius! Gue tau lo gak suka kan sama gue? Kenapa kita gak manfaatin waktu buat pisah dan cari kebahagiaan masing - masing, ayolah."

"Udah ada lo, kenapa harus nyari yang lain?" Jake merasa cringe dengan ucapannya tapi mau bagaimana lagi, ia harus mempertahankan Sunghoon demi balas dendamnya.

"Jakeㅡ"

"Sebulan kedepan," saut Jake memotong ucapan Sunghoon, "kasih waktu sebulan kedepan buat aku buktiin kalo aku bisa bikin kamu tunduk sama aku sepenuhnya."

"30 hari cukup untuk kasih kamu pelajaran yang gak pernah ayahmu kasih ke kamu, cuman aku yang bisa."

"Mulai hari ini, detik ini juga, kamu harus mau terima kesepakatan diantara kita."

Sunghoon hanya diam, membatu dan memperhatikan dengan wajah kakunya kearah Jake yang beranjak kembali masuk kedalam restoran itu. Ia memukul dadanya begitu kencang dan mengumpat.

"Ngapain sih pake degdegan!" Kesalnya.

Ia menghela nafas dan mengusak wajahnya kasar, "gue harus kabur dan jangan pernah lagi ketemu sama itu cowok anjing, hih! Geli!"

Pada akhirnya mereka sama - sama punya rencana, Jake dengan rencana balas dendamnya dan Sunghoon yang berniat kabur untuk menghindari Jake.

Tapi, Apakah bisa?

.
.
.

Tbc

Gangboy Weakness [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang