23

358 28 8
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'

.

~ISWY~

*Skip, Tengah Malam🌙..

Pukul 1 Malam, atau pagi buta. Rasya terbangun dari tidurnya setelah bermimpi sesuatu.

Rasya duduk dari pembaringannya, lalu dibenaknya kembali mengingat tentang mimpi itu.

.

Rasya terbangun disuatu tempat yang gelap, dan ada 3 titik cahaya didepannya.

Rasya menyentuh salah satu titik itu. Dan terlihat sebuah memori, disaat ia berumur 2 tahun.

Pernikahan Papa Boy, dan mendiang Bunda Intan.

Sangat terlihat dirinya bahagia dalam acara itu. Dan dengan semangat memanggil Ibu tirinya itu dengan sebutan 'Bunda'.

Ia pun dapat melihat senyuman hangat dari sang Papa. Yang menandakan bahwa pria itu juga bahagia.
Namun, Rasya menyadari senyuman dari ibu tirinya. Senyuman lembut, namun terpaksa yang terlihat sedih.

Setelah itu, memori itu pun terhenti.

Rasya menyentuh titik lainnya, dan muncul sebuah memori lagi. Dimana Rasya kecil sedang berbincang dengan Bunda Intan.

"Unda Ntan, kalau cekalang Unda itu Ibu dali Acya, itu yang dipoto cama Papa ciapa?" Tanya Rasya kecil, sembari menunjuk foto pernikahan Papa Boy dan Mama Yaya yang pertama.

"Itu Mama. Ibu kandung Rasya" jawab Bunda Intan.

"Mama? Ibu andung?"

"Iya. Ibu kandung. Mama yang dulu mengandung Rasya selama 9 bulan lamanya. Dan, Mama juga yang melahirkan Rasya"

"Ohh cepelti Nopal dan Anci yang punya Ibu andung Nty Ying dan Nty Uzy" tanya Rasya kecil.

"Iya sayang... 100 untuk Rasya~"

"Yeayy.. Eumm.. Tapi cekalang, Mama kemana? Kenapa Mama cidak belcama Acya? Apa Mama cidak cayang Acya?"

Bunda Intan terdiam setelah mendengarnya, airmatanya terlihat menetes. Namun dengan cepat langsung beliau hapus.

Bunda Intan pun mengusap lembut pipi Rasya kecil, dan menunjukkan kalung yang dikenakan Rasya kecil.

"Mama hanya pergi sebentar. Lihatlah, Mama memberikan kalung untuk Rasya saat sebelum pergi. Jika Rasya merindukan Mama, Rasya bisa tutup mata sambil memegang kalung ini. Bayangkan, Mama ada disisi Rasya. Berdoa ya sayang, semoga Mama bisa kembali pulang" ucap Bunda Intan dengan lembut.

Mata Rasya kecil berbinar mendengarnya.

"Itu belalti, Mama cayang Acyaa. Karena Mama cuma pelgi cebental. Dan Nanti akan puyaangg" pekik Rasya kecil dengan semangat.

Bunda Intan tersenyum dan mengangguk.

Rasya pun tersenyum melihat senyuman lembut itu. Lalu perlahan memori itu pun terhenti.

Rasya menyentuh titik cahaya terakhir. Muncul memori, yang membuat Rasya terkejut.

Masih di umurnya yang 2 tahun, di rumah Kakek Neneknya. Dimana Rasya hampir bertemu dengan Mama Yaya. (PSBM Chapter 20)

Namun sayangnya, Mama Yaya tidak bisa menemuinya. Dan Rasya menemukan alasannya sekarang.

Ia bisa melihat Mama Yaya yang menangis di balik tembok. Sesekali tersenyum saat mendengar suaranya yang menggemaskan.

I Still Want You.. {R💜F}Where stories live. Discover now