finally, 22💫

238 22 0
                                    

One, you're like a dream come true

Jaemin dan Ryujin, barangkali keduanya tidak pernah menyangka bahwa takdir membawa mereka menuju garis finish yang sama, menghabiskan waktu bersama untuk waktu yang lama, sebagai pasangan bagi satu sama lain, di bawah satu atap, di balik satu selimut. Dulu, bukan hanya satu atau dua kali keduanya berpikir bahwa mereka mungkin tidak berjodoh, bahwa kisah yang mereka ukir bersama hanya sekedar warna-warni dunia perkuliahan, masa-masa peralihan dari remaja menuju dewasa, dimana semua terasa abu-abu, penuh ketidakpastian, adalah wajar bahwa baik Jaemin maupun Ryujin sempat memasrahkan nasib hubungan mereka yang sejak awal tidak pernah mudah. Jadi, ketika akhirnya janji terucap di hadapan Tuhan, untuk selalu saling mencintai dalam segala kondisi, maka tiap kali membuka mata di setiap paginya, mereka merasa harus kembali memastikan realita, karena apa yang terpampang di depan mata dirasa terlalu indah, benar-benar seperti mimpi yang menjadi nyata. Membangun rumah tangga bersama, yang sempat dikira mustahil, ternyata kekuatan takdir melawan segala prasangka mereka.

"Sayaaang~" Jaemin menghampiri Ryujin yang tengah sibuk di dapur, "Kok bangun nggak bilang-bilang? Aku kaget waktu buka mata ngga ada kamu, ku kira yang kemarin-kemarin cuma mimpi." Jelasnya tanpa diminta.

"Lebay kamu ah, aku sengaja ngga bangunin kamu, kan semalem kamu habis lembur." Ryujin menyodorkan satu cangkir kopi ke arah Jaemin yang sudah duduk manis.

"Thank you, love."

Ryujin tersenyum simpul mendengar respon singkat Jaemin. Kalau boleh jujur, salah satu alasan awetnya hubungan mereka tanpa pertengkaran yang berarti adalah karena keduanya sangat pandai dalam menghargai pasangan, mulai dari hal terkecil seperti ucapan terima kasih, dan permintaan maaf, hingga diskusi kepala dingin yang selalu mereka lakukan ketika menemui permasalahan yang tidak bisa sembarang mengambil keputusan. Tentu saja bukan hal mudah, mereka perlu beradaptasi dengan kehidupan baru selama dua tahun terakhir, meski begitu, baik Jaemin maupun Ryujin masih merasa perlu belajar mengenai satu sama lain. Karena sejatinya pernikahan adalah pelajaran seumur hidup, dan tidak ada teori baku mengenai bagaimana menjalani kehidupan pernikahan yang ideal. Oh, bahkan standar 'ideal' itu sendiri dapat berbeda antara satu pasangan dengan pasangan lain, dan yang pasti, pernikahan dijalani oleh dua orang secara bersama-sama, selama kedua pihak masih mau berusaha belajar, maka pernikahan akan baik-baik saja. Setidaknya begitulah konsep pernikahan yang dianut Jaemin dan Ryujin.

Two, just wanna be with you

Akhir pekan (menurut Jaemin), selalu menjadi waktu yang paling dinanti sebagian besar umat manusia di bumi, termasuk pasangan pengantin baru Jaemin dan Ryujin. Ini hari Sabtu, keduanya berniat menghabiskan waktu bersama di dalam rumah. Berdasarkan agenda yang telah mereka rancang, maka jadwal hari ini adalah Netflix and chill (secara harfiah) alias mereka akan binge watching series Netflix, semata-mata untuk melepas lelah setelah sepekan menjalankan tanggung jawab pekerjaan. Omong-omong pekerjaan, seperti yang bisa ditebak, Jaemin tengah sibuk dengan program jangka panjang perusahaan, dan sang ayah yang sudah memberi kode ingin segera pensiun, alias meminta Jaemin untuk segera menggantikan posisinya. Sementara Ryujin, kini sudah resmi menjadi seorang psikolog klinis di salah satu rumah sakit, sesuai dengan impiannya selama ini.

Kehidupan keduanya mungkin terdengar sempurna, mendapat pekerjaan jelas, dan kehidupan pernikahan dengan partner luar biasa. Namun yang pasti setiap manusia memiliki masalahnya sendiri. Jaemin yang selalu merasa terbebani dengan permintaan ayahnya, ia masih ragu akan kemampuannya dan takut tidak dapat memenuhi ekspektasi sang ayah. Sementara Ryujin, ia kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerja di rumah sakit tempatnya bekerja. Entah hanya perasaannya saja, atau memang begitu adanya, tapi ia sering menjadi bahan pembicaraan, bahkan secara terang-terangan dikecualikan dari kegiatan luar pekerjaan, satu-satunya orang yang bisa ia percaya adalah asistennya. Lingkungan kerja yang tidak sehat seperti itu jelas berbanding terbalik dengan profesinya. Namun apadaya, ia juga tidak bisa seenaknya keluar, terlebih karirnya masih seumur jagung.

[✔] (2) Meine Freundin ; Jaemin ft. RyujinWhere stories live. Discover now