Bab 11

55 39 33
                                    

Jangan lupa follow guys

Spam Komen di setiap chapter!

Seberapa banyak uangmu tidak mampu membayar keluarga cemaraku.


Prang!

Suara pecahan kaca terdengar dari arah ruangan makan. Giyan dan Papahnya langsung menuju keruangan untuk mengecek suara tersebut. Disana terdapat mamanya yang berdiri diatas kursi dan terdapat pecahan piring berserakan dibawah lantai.

"Mah kenapa kok piringnya pada pecah!"
tanya Giyan dengan tampang bingung.

"Iya mah, kamu apain kok bisa pecah gini," timpal Tama dengan ekspresi datar.

Mama Tia yang ditodong beberapa pertanyaan hanya diam diatas kursi dan menampilkan muka datar.

"Mamah ayo turun ngapain naik diatas kursi! " Pinta Tama, suaminya.

"Liat pah dibawah sana ada tikus, mamah ngga mau turun sebelum tikusnya mati!" ucap Tia seraya menunjuk dibawah meja.

Giyan memijat keningnya. Ia sangat heran dengan tingkah konyol mamanya.
"Ma, udah gaada turun yuk!"

"Awas aja kamu bohong aku pites kamu ya Gi!"

Tia turun dari kursi lalu jongkok melihat dibawah meja. Ia meneleti setiap sudut dibawah meja.

"Tadi mamah mau nyuci piring, Tia mengehela nafas panjang.  "Tapi ada tikus dibawah meja jadi piringnya mama lempar!"

Tama yang mendengar ucapan istrinya itu hanya menggelengkan kepala.
"Besok sekalian Ma, mejanya di tendang!"

Papah!

Giyan yang melihat orang tuanya bertengkar kecil hanya diam tak berkutik. Kalau saja ia membela papanya pasti dia akan di amuk habis habisan.

"Ma, Pa, Giyan mau keluar latihan Futsal."

"Malem begini latihan futsal?" tanya mama Tia sambil berkecak pinggang.

"Iya ma."

"Yasudah hati hati, jangan pulang lebih dari jam 12 malam. Kalau lebih mamah ambil motor kamu!"

Giyan yang mendengar omelan mamanya bergidik ngeri. Pasalnya jika mamanya berbicara pasti akan benar terjadi. Giyan tidak mau sampai motor kesayangnya disita bahkan sampai dijual.

Dulu pernah Giyan latihan futsal sampai Pulang larut malam alhasil uang jajanya dipotong 50%.
Bukannya dikekang tapi mamanya takut kalau Giyan sakit karena kurang tidur.

"Oka mamah, " ucap Giyan mencium pipi kedua orang tuanya.

****

Suasana di Yogyakarta malam ini sangat indah. Bulan dan bintang yang bersinar terang indah menghiasi langit berwarna gelap itu.

Anak SMA Tunas Bangsa sedang berkumpul di lapangan Futsal dekat warung mak Ijah dikarenakan ada jam latihan.

Pritt!

GistaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang