RoL°6

51 8 1
                                    

°
°

Suzy berjalan lesu memasuki rumah besar milik ayah nya. Rumah besar yang sayang nya selalu sepi seperti tak ada tanda-tanda kehidupan di dalam nya. Yah maklum saja rumah ini hanya ditinggali oleh dia, pembantu, kakak laki-lakinya dan ayahnya yang terkadang tak pulang sampai berhari-hari, sekalipun pulang itupun larut malam.

Lalu kemana ibu nya? Entahlah..Suzy pun tak tahu dimana ibunya. Dibilang mati pun ia tak pernah melihat kuburannya. Sejak kecil ia hanya ingat hidup dengan ayah dan kakaknya, tak ada sosok ibu di hidupnya, ia tak tahu bagaimana rasanya disayangi oleh seorang ibu.

Suzy tak pernah bertanya pada sang ayah perihal ibunya karena dirinya tak mau membuat ayahnya sedih, bertanya pada kakak nya pun rasanya tak mungkin, kakak satu-satunya yang ia miliki itu tak pernah melihat ke arahnya, setiap Suzy ingin bertanya atau sekedar berbincang kakaknya selalu menghindar dan pergi meninggalkannya sendirian. Suzy juga enggan bertanya pada sang Nenek sebab dulu ia pernah bertanya dan yang ia dapati bukan sebuah jawaban melainkan sorot luka dan kecewa. Karena itu ia tak mau bertanya, lebih baik tak usah daripada harus melihat nenek nya bersedih.

Sejujurnya ia tak akan menentang jika sang ayah ingin menikah lagi asalkan wanita itu sayang pada ayah nya, bukan pada hartanya.

"Suzy-ah.." suara lembut milik sang nenek membuat kepala Suzy berputar 90° pada neneknya

"Omo Halmeoni!! Halmeoni sejak kapan kemari?" Tanya Suzy seraya berlari memeluk rindu neneknya

"Sejak tadi pagi Sayang.. Kau pasti merindukan Halmeoni kan?"

"Tentu.. Halmeoni menginap kan?"

Sang nenek mengangguk pelan seraya tersenyum menatap cucunya.

"Tadi Appa-mu pulang.. dia meminta Halmeoni untuk mendandanimu dengan cantik. Katanya malam ini ia ingin mengajakmu makan malam di luar."

Suzy menghela nafasnya pelan mendengar penuturan neneknya, "Appa pasti akan makan malam dengan kolega nya. Mengapa harus bersama Suzy?"

"Sayang jangan begitu.. Appa-mu pasti hanya ingin mengajakmu supaya kau juga tahu mengenai perusahaan. Kau sudah besar, Appa-mu pasti menginginkan mu untuk membantu kakakmu mengurusi perusahaan. "

Suzy menunduk pasrah. Ia tak bisa menolak karena ia menyayangi Ayahnya. Walaupun Ayahnya keras dan jarang menghabiskan waktu dengan nya tapi dulu saat kecil Ayahnya selalu menyempatkan diri bersamanya walau itu tak berlangsung lama karena ayahnya sibuk dengan pekerjaannya.

"Baiklah.. kalau begitu aku akan ke kamar dulu Halmeoni.." ucapnya seraja berjalan menjauh dari sang nenek

Sesampainya di kamar ia langsung melempar tas nya asal lalu melompat ke atas kasur empuknya, menenggelamkan wajah nya pada bantal. "Sial. Sial. Sial." umpatnya kesal

***
Malam tiba dan kini Suzy sudah duduk manis bersama sang ayah di sampingnya juga rekan bisnis sang ayah yang ternyata membawa anak yang seumuran dengannya.

Suzy hanya memakan makanannya sampai habis tanpa bersuara sedikitpun karena memang hal itu menjadi kebiasaan di keluarganya.

Selesai makan sang ayah meminta pelayan untuk membereskan meja mereka. Pada awal percakapan Suzy hanya melirik tak minat karena itu urusan bisnis dan tidak ada hubungan dengan dirinya, namun pembahasan selanjutnya mengundang atensi dari dirinya.

Para orang tua itu tiba-tiba membicarakan tentang perjodohan gila yang ternyata memang sudah mereka rencanakan demi memperkuat hubungan bisnis mereka. Sungguh suatu hal yang gila karena kini Suzy dan pemuda ini masih SMA.

Suzy mencoba memberi kode pada pemuda di depannya untuk protes, namun anehnya pemuda di depannya kini menunjukkan smirk tipis nya yang bisa Suzy tebak bahwa pemuda itu sudah tau tentang ini sejak awal. Andai Suzy juga mengetahuinya maka ia pasti tak akan pernah mau datang ke tempat ini. Suzy tak mungkin bisa protes di tempat seperti ini karena ia masih sadar untuk tak mempermalukan ayah nya di depan umum.

Kesepakatan itu terjadi begitu saja. Entah keputusan dari mana namun mereka setuju tanpa bertanya padanya ataupun pada pemuda di depannya. Jika tahu begini maka untuk apa mengajaknya? Andaikan ia tak punya etika maka rasanya ia ingin memukul keras meja di depannya dan langsung pergi darisana tanpa peduli pada reputasi ayah nya.

Setelah itu ayahnya dan kedua orang tua pemuda itu melanjutkan obrolan lainnya yang Suzy tak mengerti dan tak ingin mengerti.

"Tuan Bae saya ijin mengajak Suzy berjalan-jalan sebentar, saya janji akan mengantarnya pulang dengan selamat."

Suzy menatap pemuda itu sekilas sebelum menoleh pada sang Ayah yang kini mengelus puncak kepalanya, "Tentu akan saya ijinkan. Suzy kau pulang bersama Jungkook ya.."

Tanpa banyak bicara Suzy berdiri lalu menunduk sopan pada semuanya dan mengikuti langkah Jungkook. Ya, Jungkook adalah pemuda yang dijodohkan dengan nya. Sungguh sial bukan? Pemuda yang selalu mencari masalah dengan nya kini menjadi pria yang dijodohkan dengan dirinya?

Suzy tak bertanya, tak juga protes saat Jungkook menjalankan mobilnya menjauh dari tempat tadi. Walaupun ia membenci Jungkook tapi ia yakin pemuda itu tak akan mencelakainya.

"Kau menyukaiku kan?"

Suzy mendelik mendengar pertanyaan tak berdasar dari pemuda Jeon di sebelahnya.

"Kau pasti bersembunyi di balik wajah datarmu itu kan? Berpura-pura membenciku padahal kau mencintaiku. Ya kan?"

Suzy berdecak cukup keras sebelum menatap Jungkook di sampingnya. "Hentikan omong kosong mu Jeon. Aku tak mencintaimu. Sama sekali tidak. Jika aku bisa maka aku akan membatalkan perjodohan paksa ini, sayang sekali aku tak punya keberanian untuk membuat malu keluargaku."

"Aku pikir kau akan menolak nya tadi tapi ternyata kau pun hanya diam membisu."

"Daripada kesal lebih baik kau berpikir bagaimana caranya membuat perjodohan ini batal."

"Kau benar-benar tak menyukaiku?" tanya Jungkook sekali lagi

Suzy memutar bola matanya jengah, "Memang aku terlihat menyukaimu?"

"Arraseo arraseo"

Setelah itu suasana mobil hening, Jungkook fokus pada mobilnya dan Suzy yang sibuk memandangi jalanan.

•••
tbc

Hai.. maaf baru update lagi yaa.. kemarinan aku kurang semangat buat nulis cerita, lagi ada kerjaan juga jadi maaf buat kalian yang mungkin nungguin cerita ini, maaf lama dan kemungkinan cerita ini juga bakal slow update sih.. maaf yaa.. gomenne~~

Rules Of Life [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now