𝟎𝟔. 𝑲𝒉𝒂𝒘𝒂𝒕𝒊𝒓

143 23 2
                                    

Hello my friend 😍😍

How are you today?

Happy reading 😍
Jangan lupa tinggalin jejak ya🙂

٭٭✰٭٭

"𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑔𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎, 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑘𝑢 𝑛𝑔𝑔𝑎? "
—𝑲𝒆𝒊𝒔𝒚𝒂 𝑨𝒍𝒊𝒇𝒂 𝑮𝒂𝒃𝒓𝒊𝒆𝒍𝒍𝒂

٭٭✰٭٭

Keisya mendorong pelan motornya saat sudah mendekati gang rumahnya, ia tidak ingin ayahnya tau kalau ia pulang sudah sangat larut malam, jika ayahnya tau, bisa saja ia akan lenyap malam ini juga. Untung saja pak ditto- art sekaligus supir di rumahnya- bisa diajak kerja sama untuk membukakan pintu pagar rumah.

Ia langsung memarkirkan sepeda motornya digarasi. Sebelum memasuki rumahnya, keisya bergeming, menatap rumah yang berdiri dengan megah dihadapannya saat ini. Mungkin banyak orang yang akan iri jika hanya melihat kehidupan keisya dari luarnya saja. Padahal nyatanya kehidupannya tak seindah itu.

"Rumah ini sangat bercahaya, tapi kenapa hidupku ngga? " lirihnya pelan diiringi jatuhnya beberapa butir cairan bening dari kedua netra hitamnya. Beberapa detik kemudian ia bergegas mengusap kedua pipinya dengan punggung tangannya.

"Lo kuat sya, jangan sedih lagi ya" pesannya pada dirinya sendiri sebelum akhirnya melangkah masuk kedalam rumah.

Dengan langkah yang sangat hati-hati keisya berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sebelum memasuki kamarnya, keisya tak sengaja melirik ruang kerja Ares yang sedikit terbuka dan langsung menampakkan sosok Ares yang sudah tertidur pulas diatas meja kerjanya.

"Papa? " ucapnya pelan. Gadis itu memperhatikan sosok Ares dengan tatapan sendu.

"Dia kah yang selama ini menjadi ayahku? Pa, keisya kangen papa yang dulu, maafin keisya pa, gara-gara keisya... Mama pergi ninggalin kita semua, keisya... Keisya sayang papa pa" lirihnya pelan sambil terus menatap pria paruh baya itu.

Keisya menyeka kedua pipinya kasar dan langsung memasuki kamarnya.

Dimana rumahku? Aku terlantar Tuhan, hiks... Dunia ngga seindah yang mama ceritain ma, mereka kejam! Kemana aku harus pergi ma?.. Lirihnya dengan mulut gemetar menahan tangis.

Flashback off

8 tahun yang lalu...

Seorang gadis berumur delapan tahun itu berlari dengan girang menghampiri keira setelah Ares menurunkannya dari gendongan.

"Mama!!! "

Wanita itu menoleh dengan senyum yang sumringah, merentangkan kedua tangannya untuk bersiap menyambut putri semata wayangnya itu ke dalam dekapannya.

"Duh, anak mama cantik banget, abis dari mana sama papa, hem? " tanya keira pada gadis mungil itu sembari merapikan surai panjangnya yang berantakan karena tertiup angin.

"Eca abis dari taman ma,"

Ares yang melihat keduanya hanya bisa tersenyum melihat kedekatan keduanya.

AlegraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora