6

5.1K 499 14
                                    

Sayre menghela napasnya seraya memijat keningnya. Kepalanya sudah pusing mengurusi perseteruan dengan Kerajaan Ernia di Tenggara, sekarang ditambah pusing dengan tingkah Vena. Kemarin, perempuan itu seakan sengaja memancing kemarahan Regis, yang merupakan komandan ksatria Cassius yang sangat menghormati kaisar mereka. Tidak hanya itu, Cassius juga kelihatannya sangat tertarik untuk memancing Vena supaya membuat Regis atau dirinya kesal. Seolah ia butuh hiburan dengan melihat tingkah Vena. Dan Cassius sepertinya akan membiarkan Vena bertingkah seperti itu seterusnya.

Ia melirik Jimmy yang dengan tenang menuangkan teh ke cangkirnya. Belum jam makan siang sekarang, tetapi Sayre merasa seperti sudah bekerja tiga hari tanpa tidur. Ia mengerutkan keningnya saat menatap Jimmy. Situasi ini tercipta karena Jimmy yang sembarangan menuliskan pasal kontrak itu.

"Kau tahu, Jimmy. Jika saja aku tidak menganggapmu sahabat dan keluarga, aku sudah mencekikmu sekarang," kata Sayre dengan nada rendah dan jengkel.

Jimmy menghentikan kegiatannya karena teh di cangkir Sayre sudah penuh. Ia mengedipkan matanya bingung karena ucapan Sayre. "Apa saya melakukan sesuatu yang salah Yang Mulia?"

"Iya, dengan menuliskan pasal kontrak meminta Vena Lilian mencarikan istri buatku saja sudah merupakan kesalahan besar."

"Tetapi, bukankah ia melakukan pekerjaannya dengan cukup baik?" Jimmy mengendikkan bahunya tanpa dosa, membuat tatapan Sayre menajam. "Maksud saya, walau ia memberi Anda obat perangsang di awal, tetapi akhirnya ia benar-benar memberikan obat patah hati yang membuat Anda tenang, bukan? Saya tidak pernah melihat Anda tidur senyenyak itu tiga tahun terakhir."

Sayre terdiam. Semalam, ia memutuskan untuk memakan sebutir permen yang diberikan oleh Vena dan hasilnya benar-benar luar biasa. Ia tertidur nyenyak tanpa mimpi. Benar-benar tidur yang membuatnya beristirahat. Ikut berperang selama dua tahun membuat Sayre mengalami insomnia pasca peperangan. Keadaan memang sudah aman, walau tidak benar-benar aman karena masih ada ancaman dari Tenggara. Namun, otaknya kadang masih bekerja saat ia tertidur, yang membuatnya terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi setelahnya.

Ia sudah menderita insomnia itu selama setahun, sampai kemarin setelah ia meminum obat yang diberikan oleh Vena. Mau tak mau, Sayre harus mengakui jika Vena memang melakukan pekerjaannya dengan baik. Perempuan itu memasok teh herbal, ginseng dan sabun yang cukup banyak di wilayah Timur, membuat masyarakatnya tidak lagi kesulitan mengakses tiga benda yang terkenal mahal itu. Dengan banyaknya stok di pasaran, harga yang melambung menjadi perlahan turun walau masih belum stabil.

"Berapa lama kontrak itu?" tanya Sayre dengan alis bertaut.

"Kontrak memasok teh herbal, ginseng dan sabun adalah tiga tahun. Sementara, kontrak untuk mencarikan istri untuk Anda berlangsung hanya enam bulan saja," jawab Jimmy.

Sayre menarik napas panjang. Enam bulan. Kenapa lama sekali? Ini baru minggu kedua dan ia sudah tertekan, hampir stress melihat tingkah aneh Vena. Belum lagi ucapannya yang tidak terkontrol itu.

"Apa obatnya berhasil membuat Anda melupakan Nona Graham sedikit?" tanya Jimmy, mendekatkan cangkir teh kepada Sayre.

Tidak langsung menyahut, Sayre memilih untuk meneguk tehnya lebih dahulu. Matanya menatap ke arah berkasnya, tetapi pikiran dan hatinya bekerja, saling memberi afirmasi untuk mengetahui apakah masih ada sosok Issabel di sana. Dan jawabannya adalah iya. Walau tidak nyata seperti dulu, masih tersisa sedikit tentang Issabel dalam hatinya.

Akan tetapi, obat dari Vena sepertinya memang agak manjur karena Sayre tidak terlalu merasa sesak saat memikirkan Issabel.

"Sepertinya begitu," kata Sayre pelan.

Sudah tiga tahun sejak Issabel menikahi Harry. Masih teringat begitu jelas dalam benaknya di hari pernikahan Issabel, Sayre memilih memasang wajah kaku seakan tak peduli. Namun, hatinya pedih bagai diiris belati. Sayre bukan tipikal lelaki yang pandai mengutarakan perasaannya. Makanya, perasaannya kepada Issabel sama sekali tidak diketahui oleh siapapun selain Jimmy yang memang sudah sangat memahaminya.

The Love CureWhere stories live. Discover now