PROLOG

11 1 0
                                    

Happy Reading!!

Suasana taman yang indah dengan berbagai macam bunga yang bermekaran tak membuat atensi seorang pemuda yang tengah duduk di kursi teralihkan.

Netranya menatap lurus ke arah sosok wanita bergaun putih yang sedang menggendong seorang bayi, dengan nyanyian lirih yang mengalun indah dari bibir pucatnya.

Lama menatap kearah wanita itu, Argan berniat untuk menghampirinya. Anehnya, jalan yang ia tapaki terasa sangat panjang dan wanita itu semakin ia mendekat jaraknya terasa semakin jauh.

Kedua alisnya mengerut tajam, saat bayangan sesosok gadis kecil yang tengah berlarian melintas begitu saja. Argan mengalihkan pandangannya kembali ke arah wanita itu, "Bunda!"

Keringat mulai membasahi pelipisnya, saat menyadari sang bunda berjalan semakin jauh, ia semakin berlari mengejarnya.

Wanita itu menoleh, tersenyum hangat ke arah Argan seraya melambaikan tangannya dan berjalan semakain jauh. Bayi yang ada di gendongannya hilang, hanya ada setangkai bunga lily yang kini ada di genggamannya.

Argan semakin bingung, gadis itu masih terus berlarian mengelilingi tubuhnya. Dengan senyum bahagia yang terukir di wajah manisnya.

Tiba-tiba saja pandangannya kabur, ia meremas rambutnya kuat-kuat saat rasa pening menyerang kepalanya. Hal terakhir yang ia lihat sebelum matanya tertutup sempurna adalah, bundanya yang terkapar lemah dengan bagian bawah tubuhnya berlumuran darah. Dan setangkai bunga lily yang tergeletak di sisi tubuhnya.

Argan terbangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran. Mengusap wajahnya kasar, ia melirik jam dinding yang ternyata masih menunjukkan pukul 03.04 dini hari.

Memilih untuk beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya, berjalan pelan menuju dapur yang terletak di lantai satu.

Suasana rumah yang gelap tidak membuat Argan takut setelah mendapatkan mimpi buruk tadi, hanya ada cahaya dari bulan yang samar-samar masuk melalui celah jendela.

Ini bukan kali pertamanya ia mendapatkan mimpi itu, mimpi yang sebisa mungkin ia harapkan untuk tidak datang kembali.

Tangannya meraih gelas dan mengisinya dengan air putih, memilih untuk duduk di bar kecil yang ada disana sembari meneguk habis minumnya. Netranya menatap ke arah datangnya cahaya bulan yang masuk, ia bisa melihat bagaimana gelapnya keadaan di luar sana.

Sesekali netranya juga menangkap beberapa penjaga yang tengah berkeliling rumah, guna memastikan bahwa tidak ada bahaya apapun yang akan datang ke rumah itu.

Setelah beberapa menit hanya berdiam diri di dapur, Argan memutuskan untuk pergi dari sana dan berjalan manaiki satu persatu anak tangga menuju lantai tiga.

Dirinya melangkah melewati kamarnya begitu saja, berbelok arah menuju kamar sang adik berada.

Dibukanya pintu bercat babypink itu dan masuk kedalam, menghampiri Liora yang tertidur pulas dengan sebuah boneka beruang yang berada di pelukannya.

Lampu tidur disamping nakas sengaja tidak dimatikan karena gadis kecil itu takut jika keadaan kamarnya gelap, untuk itu ia selalu meminta untuk siapapun yang akan menemaninya tidur tidak mematikan lampunya.

Sama halnya seperti Argan, Liora juga seringkali terbangun saat tengah malam dan menangis dengan kencang. Ia bercerita bahwa dirinya selalu mimpi buruk dengan hal-hal yang tidak ia mengerti.

Argan mengalihkan pandangannya kearah meja belajar Liora, lebih tepatnya kearah sebuah vas  yang di dalamnya berisi beberapa tangkai bunga lily.

Liora mengatakan bahwa ia sangat menyukai bunga itu dan dirinya meminta sang papa untuk membelikannya, ia juga dengan rutin mengganti bunga itu dengan yang baru setiap satu minggu sekali. Katanya bunga itu sangat cantik dan wanginya juga sangat harum.

Argan menghela napas pelan, segera beranjak keluar dari kamar sang adik setelah mengecup kening gadis itu. Dirinya kembali ke kamarnya dan mencoba untuk memejamkan mata, walaupun bayang-bayang sang bunda selalu muncul di dalamnya.

To Be Continued...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LIORAWhere stories live. Discover now