Halaman 3: Yang Harus Di Jaga

563 41 4
                                    

Derio batuk-batuk mulu ga berhenti-berhenti setelah makan cabe bubuk, niatnya pengen nge gadoin gitu, dikiranya enak asin-asin gimana gitu.

Ternyata pedesnya sampai bikin Derio batuk-batuk sama loncat-loncat, udah diminumin susu dua gelas tetep ga ilang, sampai akhirnya mama derio bikinin teh panas.

Walaupun lidahnya kaya terbakar tapi cepet ilangnya pedes di mulut Derio.

"Tapi kenapa kalau orang kepedesan malah nyari air dingin ya Ma?" tanya Derio penasaran, dirinya juga begitu. Kalau merasakan pedas Ia reflek mencari air dingin.

"Karena, dingin" jawaban dari sang Mama - Riska tidak memuaskan.

"Yang bener ih!" kesal Derio, Ia memakan satu roti tawar sekali hap, Riska kaget kok bisa langsung masuk semua itu roti.

"Kamu kok kalau makan kaya Titan kelaperan sih Der?" tanya Riska heran, ia menyalakan air westafel lalu mulai mencuci piring.

"Gwatau, twapi kwalau ngunywah-" ucapan tak jelas itu terhenti saat Ia menelannya dengan susah payah, di dorong oleh teh panas yang masih sisa setengah di hadapannya.

"Tapi kalau ngunyah lama, sereeet banget" Derio melupakan topik awal, Riska pinter ngalihin topik sementara Derio orangnya lupaan.

"Makanya dikit-dikit aja, kalau kayak gitu juga gak sopan misal ada acara-acara formal" Riska menasehati, dirinya masih fokus pada cuciannya, enggan mengalihkan pandangan dari piring-piring kotor yang tengah di bersihkan olehnya.

"Mama, aku pacaran" ujar Derio tiba-tiba, kini Riska dengan cepat menengok ke arah Derio dengan wajah melotot.

"MAMA SEREM IH! KAGET!" Derio hampir terpelonjak dari kursinya setelah sama melototnya dengan Mamanya.

"Mata Mama mau keluar hiii" ucapnya seraya mempergakan bagaimana seseorang tengah merinding.

"Kamu pacaran?! Emang tau apa itu pacaran?" tanya Riska sukses membuat putranya tak terima, Ia emnganggap ini ejekan, ejekan bahwa Ia masih kecil dan tak tau apa itu pacaran.

"Pacaran itu hubungan antara dua manusia, lelaki dan perempuan yang saling menyukai, saling mencintai, dan mau menerima kekurangan, mau melengkapi, mau berjuang, dan juga saling menyayangi satu sama lain" jawaban yang Ridka suka, Riska fikir Derio akan memberi jawaban ; "pacaran itu cowok yang manggil ceweknya pakek sayang"

Dugaannya salah besar, jawaban Derio terlihat meyakinkan, dan terdengar dewasa.

"Pinter nya" gumam Riska lalu mengelus surai hitam pekat milik Derio, Derio menanggapi pujian menyenangkan itu dengan senyuman lebar sehingga matanya menyipit.

***
"Pashaaa!!! Main yuk!! Pashaaaaa!" teriak Derio sambil menggedor-gedor pintu rumah Pasha, teman nya yang rumahnya tepat berada di sampingnya.

Pasha tetangganya, Pasha masih kelas sembilan, artinya Ia masih kelas tiga SMP. Lebih muda satu tahun dari pada Derio.

Pasha membuka pintu dengan malas, wajahnya memperlihatkan muka bantal juga rambut yang acak-acakan lelaki berusia empat belas tahun itu mengenakan kaos putih dan celana.. Agak malu menyebutkannya, celana selutut bergambar Tayo.

"HAHAHAHAH CELANA PASHA TAYOOO HAHAHAHAH" tawa Derio sambil menunjuk-nunjuk celana selutut yang di kenakan Pasha.

"Emang kenapasi? Yang penting nutupin burung" terangnya, bahasa yanh frontal membuat Derio melotot.

"Heh! Mulutnya Pasha ini loh! Kayak kambing" ucapnya random.

"Kenapa kambing sih bang?" tanya Pasha heran, Derio tak menjawab Ia menerobos masuk dan mengambil air minum, haus banget habis ngakak-in celana tayo Pasha

"Gua lagi sakit, males banget kalau harus main sama lo!" terangnya lalu tiduran di karpet ruang tamunya.

"Eh, sakit apa kamu Sha?" tanya Derio setelah meletakkan gelas kosong bekas Ia meminum air putih tadi.

"Sakit jiwa gua" jawabnya asal, jawabannya membuat dirinya tertawa sendiri.

"Gila kamu" desis Derio.

"Emang bener sakit Jiwa, kayaknya gua depresi deh bang, gua sedih ditinggal mulu sama bokap-nyokap apa mereka ga takut ya kalau gua salah pergaulan terus hamilin anak orang" ujarnya mengeluh.

"Woy! Kenapa frontal banget sih Pasha!" tegurnya lagi, Pasha hanya tersenyum mengejek.

"Mereka percaya kali sama kamu" sambungnya setelah duduk di sofa.

"Gua butuh kasih sayang orangtua Bang Der" keluhnya, Ia berdiri dan tidur di sofa, kepalanya Ia letakkan di paha Derio.

"Kasihannya Adekku, ada mama Riska Sha" jelasnya setelah menyibakkan rambut Pasha, lelaki yang lebih muda darinya tapi badannya lebih tinggi dan lebih besar darinya itu.

"Kasih sayang tante Riska gua terima dengan senang hati, gua suka itu, tapi gua juga mau Bang ngerasain kasih sayang dari orangtua gua langsung, mereka gak sayang sama gua lagi kah? Sampe rela gini ninggalin anaknya di rumah sendirian, dikira anaknya bisa masak kali ya, tinggalin kek satu art gitu, biar ga makan mie terus" mampus keceplosan, dia gak sadar kalau dia ngomong makan mie terus, itu bikin Derio kaget.

"Lah?! Katanya kamu bisa masak?? Ah Pasha mah bohong mulu, kalau mau tuh ya panggil aku atau enggak Mama buat masakkin kamu, atau gak beli sayur di depan. Jangan mie mulu kasian usus kamu" Derio memperingati.

"Gua ngerepotin bang" keluhnya.

"Enggak loh!" timpal Derio tidak setuju.

"Awas aku liat kamu makan mie mulu!" kesalnya, pantas saja Derio tidak pernah melihat sayur, tahu, tempe, atau bahan masakkan di kulkas Pasha, hanya ada minuman soda kaleng dan aqua juga telur beberapa biji.

Ternyata cuma masak mie.

"Yaudah, maaf" sesalnya.

"Mereka gak sayang gua lagi kah bang?" Ia mengulang pertanyaan yang tadi sempat ter alihkan karena Mie.

"Bukan gak sayang Sha, mereka cariin kamu uang, mereka terlalu peduli sama kehidupan kamu dan terus cari uang buat kamu dan bayarin sekolah kamu" Pasha duduk lalu bergeser hingga dekat dengan Derio.

"Iya sih, tapi kenapa gua gak di bawa aja bang? Sama salah satu kan bisa" herannya. Derio dibuat sedih dengan kalimat itu.

"Tapi, gua gamau jauh dari lo dan gamau ldr an sama Cindy" ujarnya lesu, Cindy adalah kekasihnya.

"Yeuu, udah bener tadi kalimat awal, eh dilanjut" kesal Derio, kadang Derio cemburu kalau denger mama Cindy.

Dia pernah ga main seharian sama Pasha karena Cindy terus-terus an nelfonin Pasha dan Derio cuma di diemin, nyimak Pasha sama Cindy telfonan.

"Hehe, lo dunia gua, dan Cindy isinya yang harus gua jaga bang" terharu, Derio terharu mendengar perkataan yang baru saja di lontarkan oleh remaja yang lebih tinggi darinya itu.

"Sayang Pasha" ujarnya lalu memeluk Pasha.

"Geli bang!"

#end

Derio Is Adorable | GXBOnde histórias criam vida. Descubra agora