pROLOG

1.2K 51 0
                                    

Seperti pada orang kebanyakan permainan truth or dare selalu menjadi permainan yang menarik karena mereka bisa memberikan jawaban kejujuran ataupun juga menerima tantangan dari lawan mereka. Seperti pada saat ini ada enam insan yang sedang bermain truth or dare dan sebuah botol tertuju kearah Hong Jisoo si pria manis nan cantik. Jika sudah begini ia sudah malas. Jisoo memang sangat malas bermain truth or dare. Karena jika ia memilih dare pasti teman-teman laknatnya selalu memberikan dare yang aneh dan tidak masuk akal. Jadi, Jisoo tidak ingin mendapatkan giliran bukan karena dia takut hanya saja ia malas menjalankan dare yang aneh dan tidak masuk akal tersebut.

"Jadi, kau memilih truth or dare?" Tanya teman Jisoo pria cantik yang bernama lengkap Yoon Jeonghan.

"Tru-"

Belum sempat Jisoo menjawab tiba-tiba Jeonghan dengan cepat memotong perkataannya.

"Aish! Kau terlalu sering memilih truth. Sesekali kau tidak ingin mencoba dare?"

"Aku tidak mau.."

"Ayolah Jisoo Hyung, kali ini dare nya menyenangkan namun menegangkan" Ucap salah satu teman Jisoo yang lainnya lagi yang bernotabe sebagai adik kelas Jisoo pria manis dan gembul bernama Boo Seungkwan.

Jisoo yang mendengar itu hanya bisa mendengus dingin mendengar perkataan teman-temannya.

"Baiklah, jika begitu aku pilih dare"

"Akhirnya..." Ucap semuanya serempak.

Dan kini seorang Yoon Jeonghan pun menatap Jisoo dengan tatapan anehnya dan memamerkan senyum menyeringai nya kepada Jisoo.

"Sebelum aku mengatakan apa dare nya aku ingin bertanya kepada mu, Soo"

Jeonghan pun mengambil nafas panjangnya sebelum memulai berbicara.

"Apakah kau tahu mengenai Seokmin si CEO kaya yang sedang mencari seorang istri yang berjenis kelamin pria maupun wanita?"

Jisoo pun mengangguk.

"Ada apa memangnya?" Batin Jisoo.

Jeonghan pun kembali tersenyum menyeringai kearah Jisoo dan membuat Jisoo bergidik ngeri.

Seluruh pikiran negatif memenuhi kepala Jisoo sekarang karena melihat Jeonghan yang tersenyum aneh dan mencurigakan seperti itu.

"Jangan bilang......" Batin Jisoo lagi.

Dan sekali lagi Jeonghan menarik nafasnya dalam-dalam dan mulai mengatakan apa yang ingin dia sampaikan.

"Bagus lah, nah itu dare dari ku. Coba kau kirim data-data dirimu kepada Lee Seokmin untuk melamar menjadi istrinya dan menikahinya. Lalu, jika ia memanggilmu untuk menemuinya di rumah megah dan mewahnya itu terima saja ajakannya itu berarti kau beruntung dan ia mau menerima mu menjadi istrinya karena banyak orang yang mencoba dan sudah mengirim data-datanya kepada Seokmin namun selalu ia tolak mentah-mentah karena tidak cocok dengan kriterianya."

Jisoo pun menghela nafasnya gusar dan mengusap wajahnya kasar.

"Sudah ku duga...."

Tidak lama kemudian Jisoo pun mulai membuka suara lagi.

"Tetapi, Han..... Pernikahan bukanlah sebuah permainan. Dan jika Lee Seokmin benar-benar mencintaiku karena pernikahan itu sementara aku tidak mencintainya karena hanya sekedar tantangan dari permainan truth or dare, bagaimana?"

"Aku tahu.... Tetapi apa salahnya jika kau mencobanya terlebih dahulu, Soo? Siapa tahu ia juga jodohmu kelak kan?"

Jisoo hanya menghela nafasnya gusar.

"Han..... Aku tidak bisa mempermainkan pernikahan hanya untuk menuntaskan tantangan gila yang kau buat ini"

"Benar juga sih apa yang dikatakan oleh Jisoo Hyung" Ucap Wonwoo si pria manis emo yang dingin dan tidak banyak bicara yang akhirnya angkat suara.

Semuanya pun mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh Wonwoo. Ia memang dingin tetapi jika sekali mengemukakan pendapat ia mau.

Jisoo pun mengacak surai hitam miliknya dengan kasar.

"Arghh! Aku tidak tahu. Bisakah aku pikirkan terlebih dahulu, Han?"

"Ya sudah, kau punya waktu untuk memikirkannya. Aku akan memberimu waktu selama 2 hari dan pikirkan itu baik-baik"

Jisoo pun membelalakkan matanya mendengar perkataan Jeonghan.

"KAU GILA?! 2 HARI TIDAK CUKUP UNTUK MEMIKIRKAN HUBUNGAN SAKRAL INI, BODOH!"

"Hei-hei.... Hong Jisoo, tidak perlu berteriak suara mu itu bisa membuat telingaku tuli nanti"

"BAGAIMANA AKU TIDAK BERTERIAK, SIALAN? KAU MEMBERIKU WAKTU YANG SANGAT SEDIKIT"

"Oke-oke, sekarang tenang aku akan memberimu tambahan waktu dari 2 hari menjadi 3 hari"

Jisoo hanya memijat pelipisnya gusar.

"Hanya menambah satu hari saja?"

Jeonghan pun mengangguk.

"Tentu saja"

Jisoo pun hanya menggebrak mejanya dengan kasar.

"Ini tidak masuk akal!"

"Masuk akal, Soo"

"Ya sudah jika kau memaksa!"

Tidak lama kemudian Jisoo pun hendak beranjak pergi dari tempat duduknya namun dengan cepat Jeonghan menahannya.

"Hei! Ada satu hal lagi yang perlu aku bicarakan kepadamu"

Jisoo pun menyernyitkan dahinya heran.

"Apa itu?"

"Dare ini memiliki sebuah perjanjian juga, Soo. Memangnya kau mau jika kau di hamili oleh seseorang? Jadi, perjanjian dari dare ini adalah kau boleh bercerai dengan Seokmin setelah satu tahun setelah lelah dengan dare ini. Lebih juga tidak apa-apa sih yang jelas jangan sampai kau di hamili olehnya."

"Kau gila? Bagaimana jika Seokmin nanti akan mencintaiku dan ia tidak rela kehilanganku. Itu sangat menyakitkan dan yang lebih utama aku tidak akan pernah mencintainya karena ini hanya sebuah dare bodoh dan gila dari mu!"

Jisoo pun menetralkan amarahnya sejenak.

"Lagi pula soal kehamilan itu... Mana mungkin aku ingin melakukan seks dengan orang yang jelas-jelas tidak aku cintai untuk menghasilkan seorang anak?"

"Ck, percaya diri sekali bahwa Seokmin akan mencintaimu"

"Itu semisalnya, Han...."

"Tetapi, berangan-angan terlebih dahulu tidak apa-apa juga sih, Hyung" Seungkwan menimpali sembari tertawa.

Mereka semua pun tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Seungkwan. Sementara itu Minghao teman China mereka yang manis hanya mengerjap-ngerjapkan matanya lucu karena tidak mengerti. Anak polos.

"Kalian dari tadi bicara apa sih?" Tanya Minghao.

"Huh? Hao tidak mengetahuinya"

"Hao tidak mengerti"

"Ah sudahlah, lupakan Hao" Ini Jihoon yang mengatakannya.

Mereka semua pun kembali tertawa melihat Minghao yang diacuhkan oleh teman-temannya.

Tidak lama kemudian Jeonghan pun kembali berbicara dengan Jisoo.

"Baiklah, aku mengerti, Soo. Tetapi ingat, Soo! Kau hanya memiliki batas waktu 3 hari untuk memikirkan keputusanmu"

"Hmmmm......"

"Sudah ku bilang dare ini menegangkan bukan?" Ucap Seungkwan.

"Ini lebih dari menegangkan, ini gila!" Ucap Jisoo.

Mereka semua pun kembali tertawa bersama lagi dan memutar botol tersebut dan mencari korban truth or dare selanjutnya.

Dan apa yang akan terjadi dengan Jisoo kedepannya?

TBC
Vote and comment please :)




Haloo, aku kembali dengan book baru lagi. Semoga sukaa :)

Can I marry you? | SeoksooWhere stories live. Discover now