⁷. Mimpi buruk

692 51 5
                                    

"TIDAK! AKU TIDAK INGIN!"

"Hei, ada apa?"

Seokmin menggoyangkan tubuh Jisoo pelan. Perlahan Jisoo mulai membuka matanya dan merasakan Seokmin menggoyangkan tubuhnya pelan.

"S-seok?"

"Ya?"

"Aku t-tidak berhalusinasi kan? Ini dirimu kan?"

"Tentu saja, aku bukan mahluk halus"

Jisoo menepuk-nepuk pipi Seokmin dan meraba-raba tangan Seokmin.

"Ada apa?"

"K-kau benar Seokmin kan?"

"Tentu saja, Jisoo"

"K-kau tidak m-menceraikan ku kan?"

"Untuk apa aku menceraikan dirimu? Kita baru menikah, Jisoo. Lagi pula aku jelas mencintaimu untuk apa aku menceraikan dirimu. Kau juga tidak melakukan kesalahan apapun, bukan?"

Ah, benar. Itu semua hanya mimpi. Dan... Betapa bodohnya ia bertanya kepada Seokmin tentang hal perceraian yang ada di mimpinya itu. Hei, bukan kah Seokmin bisa mencurigainya jika seperti itu. Dasar bodoh.

Jisoo menepuk keningnya dan kemudian tersenyum kepada Seokmin.

"Aku rasa yang tadi hanya mimpi. Ya, mimpi buruk! Sangat buruk!"

Seokmin memeluk tubuh kecil Jisoo dan berbisik.

"Jangan dipikirkan ya, sayang. Itu hanya mimpi, kau tahu bukan mimpi adalah bunga tidur jadi, jangan terlalu di pikirkan ya, cantik"

Jisoo tersenyum dibalik pelukan Seokmin. Tidak lama kemudian pelukan mereka terlepas dan Seokmin mengusak-usak gemas rambut Jisoo.

Cup

Satu kecupan kecil ia bubuhi di pipi Jisoo.

"Ayo makan"

"Aku belum membuat sarapan"

"Kita buat bersama-sama"

"Huh? Bukankah kau bekerja?"

Seokmin tertawa.

"Ini hari libur, sayang"

Ia menunjukkan kalender yang menunjukkan tanggal yang ditandai dengan warna merah yang berarti hari libur.

"Kau benar... Aku saja yang lupa"

"Jangan berlama-lama, mari kita membuat sarapan pagi"

Seokmin menarik tangan Jisoo menuju ke dapur.
.
.
.
"Aish! Tidak seperti itu, garamnya terlalu banyak"

Jisoo mengambil garam dari tangan Seokmin.

"Jadi?"

"Perhatikan!"

Jisoo mengambil sebuah garam secukupnya dan menaruhnya di dalam makanan mereka.

"Jika sudah begini di ratakan"

Jisoo pun meratakan garam tersebut.

"Aku tidak mengerti..."

"Jika begitu sedari tadi kau tidak usah ikut memasak bersamaku"

"Maaf, aku hanya ingin membantumu"

Jisoo hanya menghela nafasnya gusar.

"Duduk terlebih dahulu saja aku akan membuat sarapan"

Seokmin mengangguk dan menduduki kursi yang berada di ruang makan mereka sembari menunggu Jisoo memasak.

Tidak berselang waktu yang lama sarapan pagi pun telah siap. Jisoo membawanya ke meja makan dan menyiapkan piring untuk dirinya dan Seokmin.

Can I marry you? | SeoksooМесто, где живут истории. Откройте их для себя