Chapter 2 (Alunan Melodi Penuh Cinta)

15.6K 780 30
                                    

Author Point of View.


Suara gesekan biola mengalun di segala penjuru aula. Nada yang tercipta benar-benar menghangatkan hati siapapun yang mendengarkannya. Di atas panggung itu, Violet dibalut oleh gaun selutut bewarna putih dengan renda di ujung lengan panjang dan ekor gaunnya, dipadukan dengan ikatan pita bewarna hitam, mempercantik penampilan Violet di konsernya. Violet memainkan biolanya selalu berdasarkan oleh perasaaan hatinya, sehingga alunan musik yang mengalun terdengar lebih menarik dan menyentuh hati. Para penonton langsung terpana mendengar nadanya, semua orang memusatkan perhatian mereka untuk Violet dan musiknya yang sangat menakjubkan. Mereka tidak bisa menahan senyuman ketiak merasakan emosi nada itu. Bahagia, berbunga-bunga, semangat, ceria. Semua itu bercampur rata menjadi satu. Terbukti bahwa suasana hati pemain musik sangat mempengaruhi penontonnya.

Senyuman mengembang di wajah Violet, bisakah dia lebih bahagia dari ini? di kursi penonton barisan terdepan, pria yang dicintainya sekaligus pria yang mencintainya menatapnya lembut tetapi intens, penuh kasih sayang. Henry menyunggingkan seuas senyuman tipis, merasakan jantungnya berdegup cepat. Semua karena wanita di atas panggung itu, Violet. Cintanya, pujaan hatinya.

Violet menatap gelang yang melingkari lengan kanannya, mengingat kejadian tadi, sebelum konsernya dimulai. Henry masuk ke belakang panggung, matanya mencari-cari keberadaan Violet dan dia menemukannya. Violet berdoa sambil memegang biolanya. Henry mendekati Violet, saat Violet selesai berdoa, membuka mata. Henry ada di hadapannya, beberapa senti lagi mereka bisa berciuman.

"Hei, apa kau gugup?"Senyuman mempesona. Henry mengusap pipi Violet.

"Aku selalu gugup sebelum konser dimulai. Aku takut penonton tidak menyukainya"Merona, Violet menundukkan kepalanya.

"Permainanmu selalu sempurna di mataku sayang, jadi tidak ada alas an bagimu untuk takut. Buang semua rasa gugupmu, maju dan hadapi saja mereka semua"

"Tapi tetap saja..."Henry mengecup cepat bibir merah Violet. Terkejut, Violet mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Aku memberimu hadiah. Gunakan ini, anggap saja sebagai jimat keberuntungan"Henry mengeluarkan kotak dari sakunya. Membuka isinya, sebuah gelang yang sangat indah. Dia memasangnya di lengan Violet. Violet terpana, betapa indah gelang itu dipakainya.

"Henry, ini sangat indah"Mata Violet berkaca-kaca, entah sampai kapan dia menahan air matanya.

"Sangat indah jika kau yang memakainya sayang. Jangan menangis, aku akan menonton di kursi terdepan"Henry membawa Violet ke pelukannya. Memberi kecupan lembut namun bertubi-tubi di pucuk kepalanya.

"Terima kasih. Aku mencintaimu"Bisik Violet. Menenggelamkan kepalanya di dada Henry, meresapi kehangatannya.

"Aku juga sayangku. Sangat"Henry melepaskan pelukannya. Menatap manik mata bewarna violet yang terindah itu, dia mendekatkan dirinya ke wajah Violet. Bibir mereka bertemu lalu saling melumat lembut, merasakan manis dan kenyal.

"Sekarang naiklah, para penonton sudah menunggumu"

Violet mengangguk patuh sebelum pergi ke atas panggung dan menerima tepuk tangan dari para penonton.


~~~


Violet menyelesaikannya dengan sempurna. Suara tepukan membanjiri aula, berbagai macam bunga mendarat di panggung. Itu semua adalah bentuk kecintaan penonton untuk Violet. Violet menatap Henry. Bibir pria itu bergerak mengatakan sesuatu walau tidak ada suara yang keluar. Tapi, Violet tetap mengerti.

'Kau melakukannya dengan sempurna'

Setelah konser berakhir, Violet dan Henry diberitahu bahwa ada sebuah perusahaan besar yang bersedia menjadi sponsor terbesar untuk konser Violet selanjutnya. Alexander Foundation Inc. Henry dan Violet ingat dengan perusahaan itu, CEOnya adalah Mikhail Alexander. Mereka pernah bertemu dengan sang CEO sekali di restoran saat makan siang. Dan Mikhail Alexander adalah teman dekat Henry sewaktu masih di universitas.

Possessive Love (PRIVATE)Where stories live. Discover now