♪ 03

244 40 107
                                    

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
[ ₕᵤₙgₑᵣ!¡ ]

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

"Hei, Nick sebenarnya kita akan kemana? Seberapa lama lagi kita harus berjalan? Aku sangat lelah sampai rasanya aku mulai kehilangan padangan ku sekarang." Komen (name) terengah-engah karena terus terusan berjalan di padang pasir yang panas sambil membawa koper besarnya.

Nicholas sama sekali tidak menjawab (name) lalu masih saja berjalan walaupun Nicholas juga sama lelahnya dengan (name). Jas Nicholas yang berwarna hitam dan salib besar yang di bawanya juga sama sekali tidak membantu Nicholas sedikit pun.

"Berhenti merengek setiap detik dan ikuti saja aku." Perintah Nicholas akhirnya mengatakan sesuatu pada (name) untuk pertama kalinya dari sekian lamanya berjalan di bawah terik matahari yang menyengat.

(Name) mengerang mendengarkan apa yang dikatakan Nicholas tapi tetap memutuskan untuk mengikuti Nicholas dari belakang.

Beberapa saat kemudian hanya ada suara erangan dan nafas yang tidak beraturan. Keduanya sama sekali tidak bermaksud untuk membuat semacam percakapan dan hanya berjalan.

Sampai tentu saja (name) membuka mulutnya.

"Hei, Nick."

Nicholas menghela nafas untuk kesekian kalinya sebelum menjawab 'apa' tanpa menatap (name).

"Kau terlihat sangat tampan sampai aku lupa pick up line ku." (name) menyeringai dengan keringat di wajahnya. Entah kenapa kata kata (name) tersebut berhasil membuat Nicholas yang kelelahan tertawa.

Nicholas menyeringai juga, dia harus mengakui bahwa itu adalah kalimat yang cukup bagus tapi juga klise. Nicholas menatap (name) untuk waktu yang lama dan kemudian dia memutar matanya.

Nicholas menatap (name) ke atas dan ke bawah sekali lagi, dan (name) benar-benar cantik. Walaupun (name) tingginya hampir menyamai Nicholas, baginya itu malah membuat (name) lebih imut lagi. Apa lagi sifat nya yang benar benar ... Aneh.

"Pick up line jenis apa lagi yang kau pikirkan, (name)?" Nicholas bertanya pada (name) dengan senyum licik di wajahnya.

"Tunggu, biarkan aku berpikir lagi."

(Name) benar-benar membutuhkan waktu untuk memikirkan pick up line lain untuk memecah kesunyian di antara mereka sebelum berdehem.

"I am not a photographer, but i can still picture you and me in bed." (Name) mengedipkan mata pada Nicholas sebelum tertawa.

Nicholas tidak bisa membantu tetapi tertawa terbahak-bahak ketika dia mendengar pick up line (name) karena itu benar-benar konyol, namun menyenangkan dan lucu.

Meskipun itu juga memiliki sedikit sisi nakal yang harus Nicholas akui, tapi Nicholas masih tidak bisa menahan tawanya saat ini.

"Kau tahu, (name). Kita juga bisa menggunakan kopermu untuk itu."
Nicholas berkata, masih tertawa kecil dan dia balas mengedip padanya, masih mempertahankan sisi menggoda dan genitnya.

(Name) tersedak ludahnya.

(Name) tersedak ludahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love me back <3 ♪ [ Trigun Stampede ]Where stories live. Discover now