❪ 006. 𝗣𝗥𝗔𝗧 𝗟𝗢𝗥𝗢 ❫

576 136 8
                                    

Banyak arena yang mereka invasi, naiki dan rasakan. Contohnya lomba tonjok-tonjokan lebih kuat──dimana sebuah mesin pendeteksi tekanan diletakkan, kekuatan Cale dan Dokja cukup kuat dan mengundang seruan wah.

Choi Han mulai kelewat batas, makin diserukan.

Yoo Jonghyuk──sudah kelewat batas, nyaris merusak mesin itu dan makin diserukan nyaring oleh orang-orang yang menonton. Nilai tertinggi diraih oleh si emo.

"U-uagkh!" Tapi cerita tadi sudah selesai, sekarang adalah kisah setelah mereka berlima menaiki Kereta Kilat──rollercoster ala pasar malem yang membuat Dokja mual setengah mati.

Selain Dokja, [Name] pun tampak pucat. Nyawanya terasa masih melayang-layang dikereta tersebut. Cale sebenarnya juga agak mual, tapi masih bisa dia tahan.

"Perlu sesuatu?" tanya [Name] kepada Dokja.

Belum juga dijawab Dokja, Jonghyuk sudah berceletuk. "Tanyakan dulu kepada dirimu sendiri."

[Name] menyengir singkat. Tangannya dikibas-kibakan ringan, "N-nggak papa, segini mah kecil!"

"Aku beli air minum dulu." Selanjutnya, [Name] berlari menjauh.

Keempat laki-laki itu menepi ditempat yang tidak ramai. Dokja berhasil mengendalikan tubuhnya dan menghela nafas berat. "Sebaiknya kita istirahat dulu." Semua setuju dan duduk dikursi yang tak jauh dari sana.

Mereka berempat memandangi keramaian pasar malam dari tempat duduknya. Cale membayangi keadaan pasar malam yang ada di Korea, lantas dia menoleh saat mengingat sesuatu──ucapan Dokja sore tadi.

"Ucapanmu tentang keadaan buruk Korea, maksudnya apa?"

Bukan hanya Dokja yang menoleh.

"Pembicaraan tadi sore. Sebelum kesini." jelas Cale.

Dokja memilah-milah kata, "Ya .... kondisinya buruk, semua hancur."

Sejak awal penampilan Cale dan Choi Han terasa amat berbeda dengan Dokja dan Jonghyuk, Dokja mengira Cale-Choi Han adalah penyintas baru atau variabel tidak terduga dari WoS. Tapi yang seperti itu jarang terjadi.

Jadi, Dokja berfikir hal lain. "...Kau dari dunia lain, ya?"

"....."

"....Keliatannya kau bukan dari dunia apocalypse."

"...."

"Dari dunia mana kamu?"

Sudah seminggu, bagi Dokja itu waktu yang cukup untuk mengorek latar belakang seseorang. Namun, rumah [Name] terasa begitu nyaman untuknya berfikir secara rumit. Hingga akhirnya Dokja melupakan hal yang paling penting; mencari informasi.

"Duniaku era kerajaan." Tak terduga, Cale menjawab tanpa keberatan.

"Aku anak Count Henituse, Cale Henituse."

"Tapi gelar itu tidak berguna disini."

"Ya, aku tau."

"Apakah hancur yang kamu maksud benar-benar hancur lebur? Kekacauan dimana-mana?" Choi Han masuk dalam percakapan.

"Ya. Bencana berdatangan. Misi dan skenario harus dituntaskan." jawab Dokja. "Sedikit waktu untuk bersantai."

"Kedengarannya lebih pelik."

"Memang."

"Dunia kalian ada semacam regresor atau prophet?" Tidak terduga prat dua, Jonghyuk ikut obrolan.

"Huh? Tidak ada."

Setelahnya Jonghyuk tidak membalas. Pikirannya berkelana jauh. Kedamaian yang ia rasakan sejak tersadar disini tak pernah ia kira sebelumnya. Melakukan regresi berulang kali adalah suatu kondisi yang dapat mengundang stress. Itu sebabnya ia ingin jadi lebih kuat dan lebih kuat. Jonghyuk yang selalu sibuk meningkatkan kekuatan fisik dan otaknya tak pernah berhenti berfikir menangani skenario selanjutnya.

𝐔𝐍𝐃𝐄𝐑 𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐎𝐎𝐍𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓, crossoverWhere stories live. Discover now