0.3

957 76 7
                                    

Masih bertahan di kamar . Mark dan Jeno sepertinya masih betah dengan posisi mereka sedari tadi , sambil membicarakan banyak hal dan termasuk hal hal random di dalamnya. Bahkan sekarang waktu jam makan siang sudah berlalu, tapi mereka hanya berganti posisi saja.

Tok.. tok.. tok..

Mark dan Jeno mengarahkan atensinya ke arah pintu kamar. dapat mereka lihat Taeyong berdiri di ambang pintu sambil tersenyum. Mereka reflek duduk tegak setelah itu.

" Bubu boleh masuk?"

Mark hanya diam, ia tidak tau harus menjawab apa sebenarnya, ia merasa bersalah dengan kejadian kemarin tapi egonya terlalu besar untuk minta maaf

" Boleh atau tidak? "

Jeno menoleh ke arah Mark, sepertinya Mark bingung ingin menjawab apa . Ia pun menoleh ke arah bubunya dan mengangguk dengan cepat.

Taeyong kembali tersenyum dan berjalan masuk . Taeyong melihat ke arah Mark setelah mengambil tempat duduk di hadapan kedua anaknya itu. Sepertinya putranya itu masih marah padanya, itu terbukti dari Mark yang tidak melihat kearahnya sama sekali.

" Bubu ingin minta maaf pada kalian " kata kata itu reflek membuat kedua anaknya menatapnya " tanpa sadar bubu sudah mangabaikan kalian"

Taeyong menatap Mark lekat " terimakasih, kalau bukan karena Mark bubu mungkin tidak akan sadar kalau selama ini hal yang bubu anggap benar ternyata salah,mark maukan maafin bubu?"

Mark mengangguk" seharusnya Mark yang minta maaf, karena kemarin Mark sudah sengaja bentak Bubu "

sekarang Taeyong menatap kedua putranya sambil tersenyum" gak apa apa. Karena itu kan bubu jadi sadar kalau Bubu salah. karena itu juga bubu jadi bisa membuat sebuah keputusan, tapi bubu ingin minta pendapat kalian. karena keputusan ini melibatkan kalian di dalamnya"

Jeno dan Mark saling pandang penasaran dengan apa yang akan di katakan oleh bubunya

" Beberapa Minggu yang lalu Bubu bertemu dengan papa kalian, awal nya bubu menolak untuk bertemu, tapi papa kalian terus kokoh. Akhirnya bubu menyerah, bohong kalau bubu bilang bubu sudah melupakan papa kalian, toh nyatanya sampai sekarang dia belum hilang dari pikiran bubu. Papa kalian menjelaskan semuanya pada bubu. Tentang kejadian di masa lalu yang ternyata semuanya hanya salah paham " Taeyong menghentikan penjelasannya lalu tersenyum menghadapi kedua putranya.

" Lalu apa sekarang bubu akan kembali pada papa?" Akhirnya Jeno mengutarakan apa yang ia pikirkan sedari bubunya menjelaskan tadi.

Taeyong mengangguk pelan ia terlihat sedikit ragu dengan jawabannya " jika kalian membolehkan"

" Tentu saja, bubu boleh melakukan semuanya asalkan bubu bahagia" setelah mengatakan itu Jeno menatap kakaknya seakan berkata " bukankah aku sudah bilang kalau aku Akan mengizinkan kalau hal ini terjadi"

Mark mengerti apa yang dimaksud oleh adiknya itu" bubu boleh melakukan itu, lagipula Mark pikir kalau bubu kembali dengan papa bubu tidak akan terlalu capek bekerja dan bisa meluangkan waktu untuk kami "

Taeyong tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya setelah mendengar respon positif dari ke dua putranya dengan cepat ia meraih kedua putranya ke dalam pelukannya.

"Kalau begitu sekarang kalian bersiap, besok kita akan kembali ke Korea" ucap Taeyong tepat setelah melepaskan pelukannya.

Hal itu sontak membuat Mark dan jeno tidak bisa berkata apa-apa " besok! kenapa sangat mendadak sekali, lalu bagaimana dengan sekolah kami?"

Taeyong kembali tersenyum " papa kalian yang akan mengurus semuanya nanti" setelah mengatakan itu Taeyeon beranjak dari duduknya, ia mengusap rambut kedua putranya lalu berlalu dari hadapan mereka.

The Jung's (Before Happy Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang