1.2

968 91 9
                                    

jam sudah menunjukan pukul setengah enam pagi, mataharipun sudah menampakkan dirinya, cahayanya pun dengan malu-malu menerobos masuk kedalam kamar milik sungchan. berhasil membangunkan beomgyu dari tidurnya.

dengan perlahan ia mengerjapkan kedua matanya, menyesuaikan cahaya matahari yang masuk pada iris matanya, setelah beberapa saat ia akhirnya menoleh kearah samping, di sampingnya Sungchan masih tidur dengan merangkul salah satu tangannya. Dengan perlahan ia mencoba menarik tangannya dari Sungchan. Setelah berhasil melepaskan rangkulan tangan Sungchan ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi, ia akan membersihkan tubuhnya. Mungkin tadi malam ia terlalu banyak berkeringat karena saat ini ia merasa hampir seluruh tubuhnya terasa sangat lengket.

Setelah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi ia bisa melihat Sungchan yang sudah terduduk di atas ranjang sambil sesekali menguap

" cuci mukamu dulu setelah itu baru kita turun bersama, mungkin papa sudah menunggu kita untuk sarapan sekarang"

Sungchan mengangguk, dengan wajah masih setengah sadar ia mulai beranjak menuju ke kamar mandi. Setelah beberapa saat Sungchan keluar dari kamar mandi dan mengambil tempat duduk di sebelah Beomgyu yang sudah menunggunya. "kau yakin akan turun ke bawah?"

Beomgyu memiringkan kepalanya menatap bingung ke arah Sungchan "Memangnya kenapa?"

Sungchan menghela nafas" kau yakin akan bertemu mereka? Kau siap? Kalau boleh jujur sebenarnya aku belum siap untuk bertemu mereka lagi "

Beomgyu diam sejenak dia lupa jika di rumah ini sudah ada bubu dan kedua kakaknya, sebenarnya ia juga belum siap untuk bertemu dengan mereka lagi, apalagi kakak keduanya. Beomgyu takut, tapi ia harus turunkan. Bagaimanapun juga ia harus menghormati Bubu dan Papanya.

" aku akan turun, bagaimanapun juga aku harus menjaga perasaan papa. Jika kau tidak ingin turun aku akan bilang pada Hana atau Bibi kim untuk membawa makananmu ke atas"

Sungchan kembali menghela nafas mendengar keputusan dari saudara kembarnya itu " baiklah kalau begitu, kita turun bersama" keputusan Sungchan berhasil membuat senyum mengembang di wajah beomgyu. Ia tidak mungkin membiarkan beomgyu turun sendiri, karena ia tau sebenarnya beomgyu sendiri juga sedikit ragu untuk turun. Ia akan berusaha menjadi kekuatan untuk saudara kembarnya ini.

_________

" Kau yakin akan turun menggunakan tangga? " tanya Sungchan saat beomgyu akan mengambil langkah untuk menuruni tangga

Beomgyu mengangkat pundaknya tanda tidak peduli " turun dari tangga tidak akan menguras banyak tenaga Sungchan, naiknya lah yang memerlukan banyak tenaga, jadi kau tidak usah khawatir "

Sungchan hanya bisa menghela nafas pasrah, ia tidak akan bisa berdebat panjang dengan Beomgyu. Kalau pun ia keukeh untuk tidak mengizinkan menggunakan tangga, saudara kembarnya itu pasti akan lebih merasa tertantang untuk mengunakan tangga. Yang ia bisa lakukan sekarang hanya berjalan di belakang beomgyu sambil mengawasinya.

Saat hampir sampai di lantai bawah kedua kembar keluarga jung itu bisa melihat pemandangan yang begitu asing bagi mereka, pemandangannya begitu asing hingga membuat mereka menghentikan langkah. biasanya hanya akan ada papanya saja yang duduk di ruang makan sambil menunggu mereka turun. Sekarang mereka bisa melihat tiga orang yang sedang asik bercengkrama di meja makan sambil menunggu makanan yang di buat seorang lainnya matang.

" beomgyu, Sungchan kenapa berhenti di situ? Ayo kemari kita sarapan bersama" sepertinya Taeyong menyadari kehadiran kedua putra kembarnya saat akan meletakkan masakannya yang telah matang.

"kita pasti akan segera terbiasa" ucap beomgyu sambil menarik pelan tangan Sungchan untuk turun.sama hal nya dengan ia Sungchan saat ini pasti sedikit merasa rasa canggung.

Tapi saat akan sampai di meja makan perilaku Taeyong membuat mereka kembali menghentikan langkah lalu saling melemparkan pandangan. Karena bukannya kembali ke dapur atau duduk di salah satu kursi meja makan ia malah berjalan menghampiri mereka sambil menyunggingkan senyum lembut.

" kenapa? " tanya beomgyu saat Bubunya tersebut berhenti di hadapan mereka.

" bolehkah bubu memeluk kalian berdua?" Tanyanya masih dengan senyum yang tidak luntur, tapi bisa mereka lihat mata itu sudah berkaca-kaca sekarang.

Kedua saudara kembar tersebut saling pandang, beomgyu tersenyum untuk meyakinkan saudara kembarnya itu. Lagi-lagi Sungchan tidak akan pernah bisa untuk menolak beomgyu. Sekarang keduanya kembali menghadap Taeyong " boleh" ucap beomgyu dengan pelan, bahkan sangat pelan, tapi hal itu masih dapat di dengar oleh Taeyong.

Tepat setelah itu Taeyong menarik kedua putra kembarnya kedalam dekapannya, bahkan sekarang ia bisa merasakan air matang telah mengalir di kedua pipinya " maaf, maafkan bubu karena baru bisa memeluk kalian setelah sekian lama, maaf telah membiarkan kalian melewati semuanya sendirian" bisik Taeyong di tengah tengah tangisannya.

Sungchan menatap saudara kembarnya yang sudah ikut menangis bersama bubu mereka, Sungchan hanya bisa memejamkan mata. Ada sesuatu hal yang telah ia ketahui dan ia sembunyikan dari beomgyu, hal yang membuatnya belum bisa menerima kehadiran Taeyong saat ini. Tapi meskipun begitu pelukan Bubunya ini terasa sangat hangat, pelukan ini adalah pelukan yang ia dambakan sedari kecil, tapi kenapa ada rasa sakit juga yang muncul di tengah rasa nyaman pelukan yang selalu ia dambakan ini.

______

Sungchan melirik sesekali ke arah beomgyu yang  sedang sibuk dengan kegiatannya menonton televisi sambil sesekali menengok ke arah dapur. Setelah selesai sarapan tadi semua orang memilih melakukan kegiatannya masing-masing. Jaehyun yang harus pergi ke kantor dan kedua putra sulung keluarga jung yaang harus pergi mengurus kuliah mereka yang di pindahkan secara mendadak, untung saja di sini pembelajaran untuk perkuliahan masih belum di mulai jadi mereka tidak perlu mengurus terlalu banyak kepindahan mereka.

menyisakan si kembar bersama Taeyong yang sebenarnya masih terasa canggung sekarang. Sebenarnya hari ini harus nya Sungchan berangkatkan ke sekolah tapi tentu saja ia tidak akan membiarkan kembarnya ini hanya bersama Taeyong saja di rumah. mungkin memang tidak berdua saja, masih ada bibi kim, hanna dan para pekerja lain. Tapi tetap saja, entah apa yang membuatnya ragu untuk meningkatkan kembarannya itu bersama Taeyong yang secara harfiah adalah Ibu mereka sendiri.

Dan Sungchan memilih mengajak kembarnya tersebut untuk menonton televisi yang menampilkan film kesukaan mereka, tanpa menghiraukan Taeyong yang sedari tadi berada di dapur entah melakukan apa. Sebenarnya hanya Sungchan saja yang tidak menghiraukan Taeyong, pasalnya sedari tadi Beomgyu selalu melirik takut-takut ke arah dapur untuk mencari tahu apa yang di lakukan Bubunya itu sedari tadi.

Sepertinya rasa penasaran Beomgyu terbayar sekarang, karena setelah cukup lama bergulat di dapur sekarang Bubunya itu berjalan ke arah mereka sambil membawa sepiring kukis yang masih panas.

" Bubu membuatkan cemilan untuk kalian, boleh Bubu bergabung? " tanyanya setelah sampai di hadapan kedua kembar jung tersebut. Dan pastinya di balas Beomgyu dengan riangnya

" boleh, Bubu bisa duduk di sebelah ku" balas Beomgyu dengan senyum lebarnya

Dengan senang hati Taeyong mengambil tempat duduk di sebelah putra cantiknya tersebut. Acara monoton pun terus berlanjut berlanjut dengan suasana harmonis dari taeyong dan Beomgyu, Beomgyu yang sangat cerewet dan manja dan Taeyong yang merespon dengan senang hati sikap Beomgyu itu semakin membuat suasana hangat di antara keduanya.

Berapa dengan keduanya Sungchan dengan susah payah sekarang berusaha untuk tidak peduli dengan ke harmonisan di sebelahnya, ia tidak suka. Ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya, ia masih belum bisa menerima kehadiran taeyong dalam hidupnya, ia takut jika kehadirannya akan membuat kebahagiaan yang susah payah ia bangun hanya bertiga saja dengan papanya dan Beomgyu akan hancur. Tapi ia juga tidak bisa memperlihatkan secara terang-terangan jika ia tidak suka. Apalagi mengingat bagaimana bahagianya Beomgyu sekarang.

" aku takut jika kau juga tau apa yang ku tau, senyummu itu akan hilang. Salah satu hal yang tidak pernah aku harapkan dalam hidupku adalah kau kehilangan senyuman itu "

The Jung's (Before Happy Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang