Tergores Luka 4

516 92 5
                                    

Tergores Luka 4

Seperti yang ia katakan, Lovandra lebih memilih untuk diantarkan ke apartemen Arga dibanding Delvin bawa pulang ke rumah kedua orang tuanya. Mungkin dengan merajuk Mama dan Papa tidak lagi mendesaknya untuk menikah dengan Delvin, lagi juga Lovandra sama sekali tidak terbayang akan menikah dengan Delvin, apa jadinya rumah tangga mereka nanti? Pasti akan sangat kacau.

Sungguh, mungkin Delvin adalah lelaki terakhir yang ingin ia nikahi di muka bumi ini.

"Loh, Lov?" Arga yang baru saja membuka pintu tampak terkejut dan tak menyangka mendapati Lovandra di depan pintu apartemennya. "Kok ke sini? Udah selesai makan malamnya?"

Lovandra mengangguk dengan senyum dipaksa, ia tidak akan menceritakan pada Arga tentang perjodohan yang sudah kedua orang tuanya lakukan, apalagi orang yang dijodohkan olehnya itu adalah Delvin.

"Aku gak enak sama kamu, makanya pulang makan malam aku langsung ke sini," cengirnya demi menutupi rasa bersalah pada lelaki itu. Meski hubungan mereka baru berjalan satu tahun, tapi Lovandra benar-benar sangat mencintai Arga, perlakuan lelaki itu yang sangat lembut padanya membuat ia jatuh cinta berkali-kali.

"Ya ampun, aku gak apa-apa, Lov." Arga menggiring sang kekasih untuk masuk ke dalam apartemennya. Ia membawa Lovandra untuk duduk di sofa. "Aku ngerti."

"Tapi aku tetep mau ketemu kamu."

Arga tersenyum. "Harusnya kamu bilang biar nanti aku jemput." Lalu mengusap puncak kepala Lovandra lembut. "Mau minum gak?"

Lovandra menggeleng. "Nanti aku ambil sendiri." Lalu ia teringat tujuannya datang ke tempat Arga. "Oh iya ... aku nginep sini boleh?"

"Nginep?" Arga yang sudah duduk di sebelah Lovandra terhenyak kaget. Pasalnya selama mereka berpacaran, Lovandra selalu menolak setiap ia ajak menginap. "Kok? Tumben?"

"Anggep aja nebus dinner kita yang gagal," ujarnya. "Boleh kan aku nginep."

Arga tak tahan untuk menjawil hidung kekasihnya dengan gemas. "Pake ditanya lagi." Lalu mencium bibirnya. "Pasti boleh lah."

"Asiikkkkk ...." Lovandra menghambir memeluk Arga. Meski kini tubuhnya berada dalam pelukan Arga, tapi perasaan Lovandra benar-benar tidak tenang. Pikirannya menjelajah jauh entah kemana, apalagi pada perhodohan gila yang kedua orang tuanya lakukan.

♡♡♡

Delvin menerima ajakan Farhan untuk bertemu di kelab malam, sekaligus membuang penat di kepala akibat Papa. Tadi Syabira sempat mengiriminya pesan, tapi tidak Delvin balas agar wanita itu tidak curiga kalau ia sedang berada di kelab malam.

Niat hati hanya ingin bertemu teman, tapi Delvin kebablasan hingga menenggak satu botol vodka. Alhasil, ia mabuk berat dan membuat Farhan terpaksa menghubungi Ivander, teman Delvin yang ia ketahui.

Ivander merupakan suami Karin, mereka merupakan alumni di satu kampus yang sama sehingga pertemanan mereka berada di satu circle yang sama juga.

Setelah datang menjemput Delvin, Ivander lalu membawa lelaki itu ke rumahnya. Delvin yang sudah tidak sadarkan diri lantas merancau tidak jelas, yang sontak saja membuat Ivan tahu kalau dirinya dan Lovandra dijodohkan.

Semua temannya tentu tahu siapa Lovandra untuk Delvin dan siapa wanita yang lelaki itu cintai. Dan pastinya kabar itu benar-benar membuat Ivander terkejut, apalagi ia tahu Delvin dan Lovandra sudah berteman sejak lama.

"Syabira tau Delvin di sini?" Karin bertanya setelah Ivan baru saja menutup pintu kamar tamu, kamar yang Delvin pakai untuk terlelap di dalam rumah itu.

Tergores LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang