part 3

4.9K 477 22
                                    

"Phi, sebenarnya gulf pergi kemana? Ini sudah satu mingu dia belum kembali,"

"Aku juga tidak tau arm, setelah mengantar bunga gulf belum kembali, membuat cemas saja semoga tidak terjadi apapun padanya,"

Satu minggu sudah gulf pergi tak ada kabar, keberadaanya membuat jenie dan arm sangat hawatir, mereka ingin menghubungi Gulf namun alangkah sialnya ponsel milik Gulf tertinggal di rumah.

"Nanti kita coba cari lagi dimana tempat saat dia mengantarkan bunga, siapa tau ada yang melihat gulf,"

Arm merasa sangat kehilangan tentu saja karna sejak tiga tahun lalu mereka bertemu saat dimana jenie membawa Gulf dalam keadaan tidak baik2 saja, arm sangat menyanyagi gulf karna mereka selalu berbagi suka ataupun duka.

"Gulf, kau dimana aku sangat merindukan mu, setidaknya kabari aku dimana saat ini kau berada,"

Hari2 arm terasa begitu sunyi jika biasanya gulf akan membuatnya tertawa namun tidak untuk saat ini arm merasa tidak memiliki semangat dalam menjalani hari2 nya karna sahabatnya itu menghilang begitu saja.

Hari pun sudah menjelang siang toko milik jenie sedikit sepi, dan akhirnya jenie memutuskan mencari Gulf dan mendatangi lokasi dimana acara pernikahan itu di selenggarakan.

"Phi, apa benar ini tempat Gulf mengantar bunga?"

"Iya, phi yakin, lihat alamatnya sama bukan?"

"Sama, tapi kenapa terlihat sangat sepi, aku pikir pernikahanya di selenggarakan di gedung berbintang, tapi ko ini seperti di tengah hutan,"

"Aku juga tidak tau,"

Jenie dan arm melihat-lihat kedalam dan mereka melihat ada tukang kebun yang tengah memangkas dedauanan.

"Paman, permisi,"

Bapak tukang kebun pun menghampiri mereka saat merasa dirinya di pangil.

"Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Paman maaf, saya ingin bertanya, apakah satu minggu yang lalu disini ada sebuah pesta pernikahan?"

"Benar, satu minggu yang lalu disini memang ada pernikahan, namun ada keperluan apa anda menayakanya?"

Jenie mengeluarkan ponselnya dan menunjukan foto milik gulf.

"Apa paman pernah melihatnya?"

Paman itu sedikit berpikir karna dia memang pernah melihat laki2 yang ada di dalam foto itu, karna dia ingat betul saat laki2 itu mengantar bunga mereka tidak sengaja berpapasan di depan gerbang.

"Aku pernah melihatnya, dan laki2 ini di bawa oleh tuan bright saat acara pernikan itu,"

"Maksud paman, dibawa bagaiamana?"

"Saya juga tidak tau pasti, yang saya tau hanya itu,"

Tentu saja jenie kecewa dengan Jawaban itu, kini dia merasa sangat hawatir pada gulf pasalnya laki2 yang bernama bright pun dia tidak tau siapa, karna saat memesan bunga bright memakai nama terang.

"Baiklah, terimakasih paman kalo begitu saya permisi,"

Jenie dan Arm pulang dengan tangan kosong jauh2 dia datang kesana tapi tidak mendapatkan info apa pun membuatnya sedikit kecewa.
.
.
.

"Gulf, makan lah,"

"Aku tidak mau, aku mau pulang tolong antarkan aku pulang,"

"Nanti kau akan pulang, tapi untuk sekarang makanlah dulu,"

Sudah satu minggu Gulf di mansion milik Mew dan sudah satu minggu pula Gulf tidak ingin makan, dia hanya ingin pulang dan sudah satu minggu pula Gulf belum bertemu lagi dengan Mew.

"Tolong lepaskan aku, aku tidak ingin tingal disini,"

Win yang melihat itupun tidak tega, setiap hari Gulf akan terus seperti ini.

"Phi, bagaimana ini? Memang kapan tuan Mew kembali?"

"Mungkin besok, karna dia ada pekerjaan di luar kota,"

"Lama sekali, sudah satu minggu kenapa belum pulang, apa dia sedang mencari calonya itu yang melarikan diri?"

"Aku tidak tau, dan aku hanya di suruh menjaga Gulf disini,"

"Kasihan dia, kau membawa orang yang salah phi, lihatlah apa kau tidak kasihan?"

"Saat itu aku tidak bisa berpikir jernih, di lain sisi aku tidak mau tuan Mew malu karna acara pernikahanya gagal hanya karna laki2 seperti art, dan entah kebetulan atau tidak Gulf datang tepat waktu untuk menyelamatkan pernikahan itu,"

"Lihatlah dampak yang kau perbuat? Dan apa itu bisa2 nya laki2 pendek itu melarikan diri saat hari pernikahan,tapi tidak apa2 setidaknya tuan Mew dapat yang hauh lebih baik,"

"Aku juga tidak tau apa alasan dia melarikan diri, dan aku janji akan melindungi Gulf, dia sudah aku angap sebagai adik ku,"

"Kau harus melindunginya phi, kasihan dia,"

Dengan rasa bersalah akhirnya bright membujuk Gulf untuk ikut denganya, dengan sedikit rayuan akhirnya Gulf mau ikut dengan bright.

"Wah disini bagus sekali tempatnya, banyak bunga yang tumbuh, oiii ada bunga matahari juga aku sangat menyukainya,"

Gulf berlari kesana kesini seperti bocah kecil yang menemukan mainanya, berbicara dengan tanaman hias bahkan mengajak berdansa bunga2 itu, membuat bright tersenyum senang melihatnya.

"Kenapa tidak sejak kemaren aku membawanya kesini,"

Saat tengah asik memperhatikan Gulf, tiba2 ponsel bright bergetar dan ternyata tuanya yang menghubunginya.

"Iya tuan ada apa? Apa semua baik2 saja?"

"Ya, semua baik2 saja, lalu bagaimana dengan anak laki-laki itu?"

"Dia juga baik tuan, dan saat ini sedang berada di kebun bunga, dia sepertinya sangat menyukai bunga Matahari bahkan dia tidak berhenti berbicara dengan bunga itu,"

"Tetap jaga dia sampai aku kembali, dan jangan lupa kirimkan video nya aku ingin melihatnya,"

"Baik tuan, nanti akan saya kirim video hari ini,"

"Baiklah, jika tidak ada kendala aku akan kembali malam ini,"

"Saya akan menunggu,"

Sambungan pun terputus dan bright pun bernapas lega, karna hari ini tuanya akan kembali setidaknya ada keterangan dengan nasib Gulf nanti, namun dalam hati kecil bright yakin jika tuanya akan mempertahankan Gulf dan tidak mencari laki2 pendek yang bernama art itu lagi.









Bersambung..

See you...

☀🌻

☺😊



Pengantin Penganti (END) Where stories live. Discover now