chp 6

7.6K 851 33
                                    

"pagi semuaa!" ucap seorang pemuda manis itu riang.

"pagi anak papa sayang, tidurnya nyenyak hm?"

"pagi kesayangannya mama"

"pagi dek, knp hm? Kok kayaknya seneng gitu?"

"pagi dek, jangan lari-lari kayak gitu lagi nanti jatuh"

"pagi dek, kamu nggak begadang kan semalam?"

"ishh li jun baru aja turun udah di tanyain ini itu huh!"

"hahaha abisnya kamu gemesin dek"

Pagi di mansion keluarga huang selalu seperti ini, penuh dengan kehangatan yang bisa membuat semua anak iri. Seolah mereka lupa kalau salah satu anak atau adik mereka sudah pergi, ya mungkin mereka juga tidak peduli soal itu.

"kak daren li jun mau pergi beli peralatan sekolah, hari senin li jun udah masuk sekolah kaka temenin li jun yaaa"

"iya, nanti habis sarapan kamu siap-siap kita langsung pergi aja gimana?"

"yeyyy sayang kak darenn!"

"cuma kak daren dong nihh kitanya enggak?"

"ishh li jun sayang semuanya tahuuu" manis sekali bukan interaksi mereka,  berbanding terbalik dengan sikap mereka pada renjun. Toh renjun juga tidak butuh mereka!

"seandainya renjun ada disini pasti kita udah belanja bareng" sambung li jun dengan ekspresi "sedih" nya

"ck untuk apa mengingat anak itu, tidak penting sekali"

"yang kaka kamu bilang bener, kamu itu terlalu baik buat kembaran kamu yang nggak tau diri itu!"

"tapi kann..."

"udah, papa nggak mau dengar tentang anak pembawa sial itu lagi! Nggak usah peduliin dia lagi, dia nggak pantas"

Setelah percakapan singkat itu tidak ada lagi yang bersuara, keluarga huang menyantap sarapan mereka dengan hening entah memikirkan apa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang li jun dan daren sudah sampai di mall mereka mencari toko yang menjual alat-alat kebutuhan sekolah.

Ternyata di toko yang mereka datangi disana juga ada renjun yang sedang membeli kebutuhan sekolahnya juga.

"renjun! Kau ada disini juga? Apa kau juga membeli kebutuhan sekolah?"

"ya, seperti yang kau lihat" sial! Kalau tahu dia akan bertemu dengan teratai putih ini disini, dia pasti tidak akan datang!

"kau kemari bukan untuk mencuri kan?" sambung daren, tentu saja itu dia.

"aku punya uang jadi tidak perlu mencuri" ukhh renjun sangat ingin memutar matanya pada dua orang ini, ck membuatnya kesal saja.

"owh kau punya uang? Darimana? Apa dengan tubuhmu? Ckck baru berapa hari keluar rumah saja sudah menjadi jalang, kasian. Makanya jangan sok mau pergi dari rumah!"

"kak sudah! Aku percaya kok renjun tidak seperti itu"

"kau terlalu baik li jun, orang-orang seperti dia ini harusnya mati saja!"

"kak-"

"jika ingin menghina dan menyumpahiku lebih baik pergi saja, ini tempat umum banyak orang menatap kita. Dasar tidak punya pekerjaan"

"apa kau bilang?!"

"aku bilang, kalian membuang-buang waktuku"
Setelah mengatakan itu renjun tidak lagi mempedulikan kedua orang itu dan langsung mencari apa yang dia butuhkan, renjun ingin cepat-cepat keluar dari sini! Energinya habis jika terus berhadapan dengan mereka.

Tapi itu hanya harapan renjun saja, li jun tidak membiarkannya pergi dengan mudah dan malah mencari masalah dengannya. Saat renjun sedang memegang sebuah tas sekolah li jun malah buru-buru mengambilnya lebih tepatnya merampas sih.

"hey renjun sini kemarikan!"

"apa-apaan kau ini?"

"aku suka tas ini, ini milikku!"

"kenapa tidak ambil yang lain saja, kau terobsesi denganku ya? Bahkan tas yang aku pilih pun ingin kau ambil. Dasar pencuri"

"apa?! Renjun harusnya kau sadar sekarang kau bukan siapa-siapa! Dasar jalang, kau pikir aku akan berhenti setelah kau pergi dari rumah? Heh aku akan membuatmu mati sendirian diluar sana tanpa pemakaman!"

"owh jadi kau menunjukan sifat aslimu sekarang? Ew menjijikan dan berhentilah berbicara air ludahmu terciprat kemana-mana" menjengkelkan sekali si li jun ini!

"kau!" tiba-tiba li jun melempar tas itu kelantai dan menginjaknya, lalu dia mulai menangis. Harus renjun akui aktingnya sangat buruk! Jika ada yang mempercayai perkataannya nanti, mereka sudah pasti orang bodoh.

"li jun kau kenapa sayang? Ini pasti ulahmu kan, kau apakan adikku hah?!" aah orang bodohnya sudah datang.

"aku menyukai tas itu, lalu renjun merampasnya dengan kasar dariku hikss... Lalu dia menginjaknya aku.. Aku tidak bermaksud, jika renjun suka aku bisa hikss.." apa orang ini kantung airmata? Airmatanya keluar teruss.

"bukan aku, kalau tidak percaya cek saja cctv"

"itu pasti kau! Aku percaya adikku dia takkan berbuat seperti itu, jadi hanya bisa kau!"

"jadi hanya karena kau bilang bukan adikmu, itu tidak bisa menjadi adikmu?"

Itu bukan renjun, tapi seorang pemuda tampan yang mendengar pembicaraan mereka sedari tadi.

"siapa kau, apa kau tahu siapa aku?! Aku putra tertua keluarga huang beraninya kau meragukanku!"

"aku? Aku mark dan oh! Itu adikku jaemin. Cuma keluarga huang, memangnya kenapa tidak berani" renjun tidak tahu siapa lelaki di depannya tapi yang jelas dia sangat keren.

"jadi bagaimana nona? Apa kau ingin memeriksa cctv?"

Nona? Dia memanggilku nona?! Apa dia buta aku ini laki-laki sialann!

La mia casaWhere stories live. Discover now