chp 25

4.1K 434 5
                                    

Suasana di ruang kompetisi itu hening, semua orang menatap kaku pada lukisan suram yang berada di tengah ruangan. Tidak ada yang bersuara semuanya sibuk merasa iba pada lukisan itu.

Semua peserta rasanya ingin membagi sedikit warna cerah pada kanvas mereka untuk menutupi lukisan kelam itu, bagikan sedikit perasaan hangat yang mereka lukis untuk menghilangkan sepi yang pekat padanya.

Keluarga song adalah keluarga pertama yang huang renjun singgahi, itulah mengapa walaupun dia dimanfaatkan dia tetap percaya bahwa dia adalah bagian dari keluarga itu.

Mungkin dia masih kurang, mungkin usahanya kurang keras, atau mungkin bakatnya masih kurang berguna, mungkin itu semua yang membuat mereka mengabaikannya. Padahal bukan seperti itu, huang renjun sudah sangat cukup, merekalah yang egois dan ingin memanfaatkannya secara membabi buta.

Lukisan li jun berbanding terbalik dengn milik renjun. Lukisan pemuda itu terasa sangat hangat, dia hanya melukis keadaan kamarnya yang cerah, namun hanya dengan sekali lihat semua orang akan tahu seberapa disayangnya anak itu. Karpet bulu yang lembut, foto keluarga yang harmonis, sudut meja yang ditutupi agar tidak melukainya, semuanya sangat sempurna.

Ironis rasanya jika mengingat bahwa mereka berdua sebenarnya saudara kembar.

Keluarga huang yang melihat itu juga merasakan betapa ironisnya, betapa biasnya mereka. Mereka mengirimkan keluarga mereka untuk digunakan oleh orang lain, dan saat anak itu kembali mereka malah mendorongnya menjauh bukannya merangkul dan menenangkannya.

Huang renjun memberikan mereka kesempatan untuk menjadi keluarga yang terpandang, tapi mereka tidak pernah melakukan apapun untuk anak itu, tidak sedikitpun.

Hanya ada beberapa lukisan yang selesai, beberapa peserta merasa terganggu dengan emosi yang dibawa lukisan renjun sehingga tidak dapat melanjutkan lukisannya.

Keluarga huang dan li jun pulang kerumah dengan pikiran masing-masing, semuanya merasa bersalah kecuali li jun. Pemuda itu merasa renjun merusak panggung ketenaran yang diperuntukan olehnya.

"renjun itu cuma cari sensasi agar semua orang simpati padanya" kata li jun tiba-tiba saat mereka sudah sampai di rumah.

"apa maksudmu li jun?" si sulung bertanya heran.

"kakak juga simpati? Paling itu cuma bohongan, renjun itu pembohong kak!"

"li jun! Renjun itu kembaranmu!" tuan huang membentak li jun.

"sekarang li jun yang salah? Papa dulunya nggak pernah ngebentak li jun pah! Tapi cuma karena pencuri kecil itu papa ngebentak li jun?!"

"sudah! Mama lelah, mama mau istirahat, semuanya diam"

Semua anggota keluarga lainnya masuk ke kamar masing-masing kecuali li jun yang berdiri kaku.

.

Di tengah malam huang rong bermimpi, di dalam mimpinya renjun tidak bersekolah, guanlinlah yang menyiapkan tempat tinggal untuknya, renjun juga selalu saja membuat masalah untuk li jun.

Dalam mimpinya bunga yang selalu ibunya dapatkan setiap pagi adalah dari renjun, kopi hitam yang setiap pagi ada di meja adalah buatan renjun, snack bar yang selalu muncul di tas sekolah huang bai juga darinya.

Demi membantu guanlin, anak itu menyelinap ke perusahaan keluarga huang untuk mengambil rahasia perusahaan kekuarga huang yang sudah berada di tangan anak buah guanlin. Tapi anak itu gagal dan tertangkap, dia dijebloskan ke penjara. Sedangkan guanlin memanfaatkan kekacauan itu memerintahkan anak buah lainnya untuk mengambil rahasia perusahaan yang sebenarnya.

Keluarga huang yang belum tahu apa-apa melampiaskan kemarahannya pada huang renjun. Mereka menyewa penjaga penjara untuk menyiksa pemuda itu sedemikian rupa sampai anak itu meninggal dengan bekas penyiksaan yang memenuhi seluruh tubuhnya. Mayatnya bahkan tidak dikuburkan atau dikremasi, mereka hanya membuangnya ke tebing untuk dijadikan makanan hewan liar.

Lalu guanlin mulai menunjukan sifatnya yang sebenarnya, dia melahap perusahaan keluarga huang, membiarkan mereka menjadi gelandangan. Guanlin memberi pilihan untuk li jun entah mau mengikutinya atau tetap tinggal dan membantu keluarganya, tentu saja li jun lebih memilih bersama pria itu.

Keluarga huang hancur, tuan huang meninggal akibat kecelakaan saat ingin mencari bantuan untuk perusahaan, huang daren yang ikut bersamanya juga mengalami koma, nyonya huang menjadi depresi dan bunuh diri, huang bai dipukuli preman hingga kedua kakinya patah. Yang tersisa hanyalah huang rong.

Dia mendatangi guanlin dan li jun tapi mereka tidak ingin melihatnya, dia tahu bahwa mereka sekeluarga telah dipermainkan oleh guanlin, tapi bahkan jika dia tahu dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia mengingat renjun yang harus menanggung semua rasa sakit sendirian, dia ingin bersujud dan meminta maaf tapi anak itu bahkan tidak memiliki tempat peristirahatan.

Huang rong terbangun dengan nafas yang tidak beraturan, di tidak bisa memikirkan apa-apa, dia hanya ingin bertemu renjun, bahkan dia tidak repot-repot memikirkan benar tidaknya mimpi itu.

Dia berlari keluar kamar dengan tergesa-gesa dan melihat anggota keluarganya yang lain juga tampaknya sedang tergesa-gesa mungkin mereka juga bermimpi hal yang sama.

Mereka saling memandang dan memutuskan untuk menemui renjun bersamaan. Langkah mereka yang panik membangunkan li jun dari tidurnya.

"mama, papa, kakak mau kemana kalian?!" teriak li jun.

"kami akan menjemput renjun, kau tunggu saja dirumah" jawab huang bai.

"APA? UNTUK APA?"

"mama mau menjemput anak mama" kata nyonya huang tegas.

"renjun? Kalian mau menjemput jalang itu?! Tidak, li jun tidak setuju!!"

"li jun!" bentak daren, ia menatap li jun dingin.

"diam dirumah, papa mau jemput renjun dulu"

Mereka pergi meninggalkan li jun yang marah, kenapa orang tuanya harus membawa jalang itu?! Anak itu harusnya mati saja!

Kring...

Bunyi telfon li jun terdengar, itu dari guanlin.

"kakak" panggil li jun dengan isak tangis yang dapat di dengar.

"kakak benarkan? Mulai sekarang mereka pasti akan lebih memilih renjun"

"kakak bantu li jun, semuanya udah nggak sayang li jun lagi kak"

"ada kakak sayang, ikut kakak, kita buat keluarga kamu menyesal kayak rencana kakak tadi, mau?"

"tapi kak..."

"kamu mau kan bantu kakak? Sekalian bikin keluarga kamu menyesal"

"oke... Li jun bakal ikutin semua rencana kakak"

"anak baik" dibalik telepon guanlin duduk dengan seringainya yang mengerikan, ini kesempatan yang tepat untuk mempengaruhi li jun dan menggunakannya.

La mia casaOnde histórias criam vida. Descubra agora