5.WINELA'S HOME

7 4 0
                                    

Liana pov

Tak terasa aku sudah kelas 6 dan pertemananku dengan Maya dkk juga semakin dekat. Dia selalu nolongin aku kalau orang yang selalu bully aku mulai berulah dan adanya mereka mebuat aku enggak merasa kesepian lagi.

Aku juga enggak pernah ragu lagi buat senyum, intinya mereka mengubah banyak hal dihidupku dalam waktu singkat ini. Aku juga berharap semoga mereka selalu ada karena aku udah anggap mereka sahabatku.

Dan hari ini kami berencana untuk berkumpul dirumah Winela sebab aku baru tau bahwa mereka sering melakukan itu.

"An, kamu mau ikut kitakan buat ngumpul lagi dirumah Winela? " ucap Maya yang selalu exited dan aku suka energi positifnya itu. Ya, mereka memanggilku An, katanya biar beda.

"Eum,,, okee pulang sekolahkan? " tanyaku memastikan.

Maya menggangguk mengiyakan, "Gimana Nel, bolehkan? " tanya Dewi yang sedari tadi menyimak, "Kalo aku sih oke aja, kan biasanya juga kita kerumahku. " ucapnya.

Akhirnya kami berlima sampai dirumah Winela....

"Kekamarku aja yuk." ucap Winela ketika sampai dan membuka pintu kamarnya mempersilahkan teman-temanya, ralat. Sahabatnya masuk dan berakhir dirinya yang langsung menutup kembali pintu.

....

"Guys, makan yuk. Aku udah laper nih." ucap Kania menginstrupsi mereka yang sedang rebahan yang dibalas oleh anggukan setuju dan perlahan bangkit menuju meja makan.

"Mett makan guys,,, " ucap sang tuan rumah.

Setelahnya mereka sibuk dengan makanan mereka masing-masing....
Skip.

Sekarang mereka lagi berada diruang keluarga yang terdapat TV menayangkan sebuah film random yang mereka pilih.

"Guys, aku boleh nanya seseuatu? " ucap Liana kepada mereka

"Tanya aja. " ucap Dewi dan Maya hampir berbarengan sedangkan Kania dan Winela sudah menatap kearah Liana.

Setelah mengumpulkan niatnya
"Kenapa kalian mau temenan sama aku? " ucapnya menunduk takut pertanyaannya menyinggung,

"Karena kami enggak punya alasan untuk nggak temenan sama kamu. " ucap Maya mewakili yang lainnya.

"Kalian orang-orang terkenal, enggak pantes temenan sama aku yang cuma bahan bully. " ucapku lagi,

"Kata siapa? Kita enggak mentingin background kok. " ucap dewi yang sekarang angkat bicara, "Apalagi kita dihadapan sang pencipta derajatnya sama. " lanjutnya.

"Aku nggak worth it buat temenan sama kalian." ucapku lagi,

"Heyy jangan rendah diri gitu dong. Kamu bisa kok temenan sama kita, bahkan sahabat. " ucap Kania yang dibalas anggukan dan senyuman.

Yang berakhir mereka berpelukan ala teletubis.

Segitu dulu yah, sampe ketemu dichap berikutnya.
Tekan jika kamu suka dan penasaran, terima kasih.

THEM[end]Where stories live. Discover now