[Rival?¿] 🐻🌻

329 19 0
                                    


Sore yg indah dan da—

"Sudah ku bilang jawaban nomor 5 itu 20!" Tegas seorang laki-laki bernama Supra bukan merk motor kepada adiknya yg paling bungsu.

"Kakak keliru, sudah jelas jawaban nomor 5 adalah 23, kenapa kakak sangat kepala batu?" Ucap sang bungsu, tapi sopan yg tidak terima dengan yg dikatakan sang kakak. Kita panggil aja Sopan:D.

Sekarang mereka berdua lagi berdebat jawaban nomor 5 soal yg gk ngotak dari cikgu Kebenaran [nama cikgu Kebenaran, tapi ngasih soal kagak bener🗿] 

"Kamu yg kepala batu Sopan!"

"Kakak jangan ketularan kak Hali yg Tsunderenya mampus!"

"Uhhh...kok aku di bawa-bawa ya?"

Hali yg mendengar namanya disebut oleh sang adik bungsu hanya bisa sweatdrop. Sepertinya sang bungsu ketularan Taufan ya?

[Taufan: aku pulak yg kena🗿]
[Narator: uhhhh.....]

"Kak Hali diem!"

Ucap Supra dan Sopan bersamaan membuat Hali diam dan tersenyum tertekan, kalau saja ada Fang mungkin Hali udh curhat panjang lebar bagaikan rumus segitiga siku-siku ke Fang.

[Btw disini Fang itu teman curhat dari para Boel ya:)]

"Jawaban nomor 5 itu 20!"

"Kakak keliru! Jawabannya itu 23!"

Perdebatan mereka berlangsung sampai dilerai oleh Frostfire yg baru pulang bantu Gempa berbelanja. Bahkan sampai mereka sedang makan malam aja ada bumbu-bumbu yg aneh dari masakan Gempa dan Frostfire padahal itu aura mencekam dari si moto— ralat Supra dan Sopan. Mereka berdua masih sinis kek Hali sama Solar, tapi ini lebih mengerikan apalagi Sopan yg biasanya ramah aja tiba-tiba sinis gini kan ngeri.

"Udh jangan berteman"

"Jangan bertengkar! Malah jangan berteman! Kak Frost gimana sih!"

"Jangan ngegas Gen! Perasaan kamu juga gitu deh!"

Lah- ini dispenser sama baterai ikutan juga. Mau tidak mau Glacier lah yg turun tangan.

"Udh-udh ini suasana udh tegang jangan dibikin bertambah tegang..." Tegur Glacier dengan suara lembut khasnya.
Bagaikan sihir yg diucapkan Glacier. Suasana berhenti menegang membuat Gempa bangga pada Glacier.

Udh-udh makin gaje ni cerita, skip aja skip, skip.

Malam telah tiba, tapi sepertinya awan sedang tidak senang membuat ia mengeluarkan air sampai membasahi sebagian Bumi. Suara gemuruh petir dapat didengar, sesekali ada suara petir menyambar yg sangat amat nyaring.
Sopan tidak ada dirumah ia sedang ada kerkom di rumah Fang. Membuat yg dirumah agak khawatir karena hanya Sopan yg satu-satunya belum pulang.

Sudah 1 jam mereka menunggu, tapi Sopan belum kunjung datang. Supra yg dari tadi hanya mondar-mandir didepan pintu semakin gelisah. Sesekali ia berhenti dan menatap pintu keluar yg tidak kunjung ada suara ketukan.

30 menit sudah berlalu. Oke ini udh sangat lama. Supra mengambil jaketnya dan kembali ke pintu keluar. Belum sempat ia memegang kenop pintu sudah ada suara ketukan pintu. Membuat Supra langsung gercep membuka pintu.

Terlihat Sopan membawa payung, tapi masalahnya tubuh Sopan basah kuyup!? Padahal ia pakai payung loh. Eh, tapi itu ada kucing kecil berwarna abu-abu ditangannya.

Supra langsung menarik Sopan masuk ke dalam kamar setelah Sopan melepas sepatunya. Kucing yg ia bawa tadi juga ikutan ke kamar.

"Sana mandi!"

Tegas Supra sambil mengasih handuk pada Sopan. Jujur Sopan bingung, tapi ia lebih memilih untuk langsung mandi seperti yg kakaknya suruh. Setelah ia mandi dan ganti baju dengan sweater panjang. Sopan mengambil handuk dan mengeringkan kucing yg ia bawa tadi dengan hairdryer.

Supra yg masih di kamar Sopan sedang duduk ditepi kasur dengan tangan dilipat dibagian dada. Menatap Sopan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak ada yg lecet dan luka. Itu artinya saat ia menolong kucing tadi gk kenapa-napa.

[Author: overprotektif lu pak_-]
[Supra: diam lu]

"Kenapa baru pulang?"

"Tadi setelah kerkom tiba-tiba ada suara petir jadi bang Kaizo suruh Sopan nanti aja pulang tunggu hujan reda. Karena hujannya dari tadi belum reda, jadi Sopan pamit pulang. Sebenarnya Fang udh suruh Sopan nginep aja, tapi Sopan gk enak, ya udh Sopan terobos hujannya."

"Kenapa gk nelpon bang Frost atau bang Solar buat jemput?"

"Gk, Sopan gk mau ngerepotin"

"Justru kamu sakit, jadi susah. Kamu yg jarang sakit tiba-tiba sakit itu membuat yang lain khawatir, Sopan"

Sopan yg dari tadi masih merawat kucing kini menatap wajah Supra beberapa detik lalu melihat lantai kamarnya.

"Maaf..."

Ucap Sopan yg tidak berani menatap wajah Supra yg mulai kusut kembali.

"Lalu kenapa kamu tadi pulang dengan keadaan basah kuyup?"

"Kecebur saat mau nolong kucing, hehe..."

Jawab Sopan dengan tertawa kecil di akhiran kalimat sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal. Sedangkan Supra yg mendengar jawaban dari Sopan hanya menatap datarnya.

"Ya sudah sana tidur"

"Belum mau tidur..."

"Tidur"

"Enggak..."

Supra mengalah dan pasrah denga adik bungsu nya yang tersenyum tanpa dosa.

"Jadi mau apa?"

"Nonton tv boleh?"

"Ya udh ayo"

Supra, Sopan, dan kucing abu-abu ditangan Sopan pergi ke ruang tamu dan duduk di sofa. Yang lain sudah tidur setelah melihat Sopan baik-baik saja [padahal paksaan Hali buat tidur semua].

Setelah 30 menit mereka tertidur pulas disofa. Posisi mereka itu, Sopan tidur di bahu Supra, sedangkan Supra tidur di kepala Sopan yg ada di bahunya dan kucing abu-abu tidur di paha Sopan. [Sungguh enak kau wahai kucing ಥ‿ಥ]

Terlihat seseorang menyelimuti mereka lalu menghampiri dua orang yang ada didekat tangga. Ternyata itu 3 kakak tertua, yakni Halilintar, Taufan, dan Gempa.

_________________________________
Hallo, Hallo, Hallo! Maaf jika ceritanya agak gaje:v, soalnya saya kehabisan ide:P

Yo! Maaf tadi ceritanya saya hapus, karena lagi sibuk banget jadi sekalian di hapus untuk sementara, maaf baru publish lagi:v

See you in next Chapter
-Ryo&Olivia

[Oneshot Boel, Bofu And Friends] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang