45

2.2K 210 7
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Kaizer menatap Ryana yang terdiam menikmati angin taman sore ini, gadis ini berubah terlalu banyak, selain tidak mencintainya lagi, sikap dan sifatnya pun berubah, Gadis bodoh berubah menjadi cerdas, bijaksana, dan hebat dalam berbisnis. Lady paling kaya di Demetria adalah julukannya sekarang.

Kaizer tidak menyangka gadis ini langsung bangkit setelah kebakaran itu, bukannya tertekan atau frustasi dia malah membuka peluang bisnis baru, Kaizer tidak bisa tidak takjub.

"Pergerakan Fraksi Ratu makin agresif" ujar Kaizer.
Riri mengangguk, nama baik Kaizer melambung tinggi maka Ratu tidak mungkin diam saja.
"Kali ini orang-orangnya mengacau di proyek panti asuhan, seseorang mengganti bahan baku pembangunan dengan kualitas jelek hingga saat di gunakan menopang bangunan, itu tidak kuat, alhasil bangunan yang sudah 70% ambruk"

Itu buruk, rumor pasti akan menyebar jika pangeran menggunakan bahan bangunan murah untuk panti asuhan, bagaimana jika sudah di gunakan dan bangunan berisi puluhan anak kecil itu ambruk, Kaizer akan tamat.

"Apa sudah tertangkap?"
Kaizer mengangguk
"Ya tapi dia tidak mau bicara walau sudah di siksa sedemikian rupa, lalu esoknya dia mati bunuh diri"
"Kasusnya jadi buntu saat dia mati" ujar Riri.

Tidak mungkin mudah mencari dalang jika semua jalan di putus seperti itu.

"Tingkatkan ke amanan dan umumkan jika ada yang menyabotase bahan bangunan itu akan membersihkan nama anda"

''Aku akan melakuakannya" ujar Kaizer.

.
.
.

"Tikus lain kembali mati"

"Dasar bodoh bagaimana dia tertangkap semudah itu"

"Kalian harus menggunakan orang yang lebih profesional!"

Di sebuah bar berkumpul orang orang yang di ketuai oleh  Viscount Felix Corbenr salah satu Serif / pejabat polisi di Demetria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sebuah bar berkumpul orang orang yang di ketuai oleh  Viscount Felix Corbenr salah satu Serif / pejabat polisi di Demetria.

"Harusnya kalian bisa mengurusnya lebih baik, aku sudah di sibukan dengan Serif Noer yang masih saja mengusut kasus pembakaran pabrik Cambridge" ujar Felix.

"Tentang itu, bukankah bukti sudah di hilangkan?"

"Sudah, tapi Serif Noer adalah orang paling keras kepala di kepolisian" Felix sangat jengkel menangani rekan kerjanya itu.

"Komunitas elang hitam akan mengurus masalah Pangeran, kita tidak di izinkan untuk turun tangan" ujar laki laki dengan luka di wajahnya.

Felix mengangguk mengerti.
"Tuan, Count Dalton Carington menanyakan jalur yang akan di lewati oleh barang kita, apa itu sudah aman?"

Felix menatap pria itu dengan seringainya.
"Jalannya sudah siap, malam ini kita bisa mengirim pesanan"

.
.
.

Riri sedikit bersantai sore ini, dia memutuskan pergi ke perpustakaan kerajaan.

Saat masuk wangi buku langsung menerpa penciumannya. Riri memilih beberapa buku tentang cerita romantis dan pergi mencari meja.

Langkahnya berhenti saat mendapati pemuda yang sibuk mengusap hidungnya.

Sepertinya dia mimisan. Segera Riri mengangsurkan sapi tangannya.

"Pakai ini"
Pemuda itu menatapnya sebentar lalu menerima sapu tangan Riri"

Riri lalu sadar jika pemuda ini adalah adik Kaizer.

"Salam kepada Pangeran Gavier" Riri melakukan Bow pada pangeran.

"Ah duduklah Putri Mahkota, apa anda ingin membaca?" Tanya Gavier.

"Benar, apa saya mengganggu?"

"Tentu tidak, kita jarang bertemu, tentu saja karena kesibukan masing masing, tapi jika boleh jujur saya mengagumi anda" ujar Gavier sedikit tersipu.

"Benarkah, kenapa?"

"Anda sangat hebat dalam berbisnis di usia yang sangat muda, saya ingin seperti itu''

Riri tersenyum, Pangeran Gavier of Demetria, hidupnya pasti sulit di bawah tekanan ibunya sendiri.

"Begitu, kita bisa bertukar pikiran lain kali jika Pangeran mau"

Mata Gavier berbinar.
"Benarkah? Aku senang sekali, jadi aku bisa mendatangi anda?"

"Tentu saja, lakukan seperti itu, kita ini kakak dan adik kan?" Ujar Riri menyeringai.

.
.
.

Waah next gak nih?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waah next gak nih?


Dua Dunia RiriWhere stories live. Discover now