chapter 41

2.2K 52 0
                                    

"semua boleh saja mengharapkan akhir yang bahagia, tapi siapa yang tahu arti sebenarnya dari akhir yang bahagia? Nyatanya tidak ada akhir bahagia yang sempurna karena salah satu pihak harus merasa akhir yang buruk,"

"Sudah bangun?" tanya Sean.

Salsa menoleh mendapati sosok yang sebulan ini menemaninya ah tidak lebih tepatnya menculiknya dan membawanya ke antah berantah yang indah ini.

"Enggak lihat mata gue melek," sinis Salsa.

"Nih minum dulu," tidak menghiraukan ucapan Salsa, Sean meletakan segelas teh dimeja, lalu ikut duduk disebelah Salsa.

Saat ini Salsa berada di teras sebuah villa mewah dan langsung menghadap lautan.

"Damai dan tenang disini," komentar Salsa.

Sean mengangguk menutup matanya merasakan terpaan angin pantai dan desiran ombak, membuka mata menoleh melihat sosok gadis yang diam diam dia sukai ikut menutup mata untuk menyelami ombak yang berdesir itu.

Jujur, Sean bahagia waktu sebulan dia habiskan bersama calon tunangan Kakak sendiri. Sean akui awal pertemuan yang sungguh menggelikan kemudian berakhir ditempat ini adalah hal yang membahagiakan.

Sean jatuh cinta, tapi cintanya tidak sempurna karena mencintai sosok yang dulu bahkan sampai sekarang bukan untuknya.

Apakah kalian terkejut?
Tapi apa boleh buat jatuh cinta bukan kesalahan.

"Kenapa tatap gue kayak gitu!?" ujar Salsa menyadari sedari tadi Sean menatapnya intens.

"Lo kok jelek banget sih cil," balas Sean datar membuat Salsa mencubit lengan Sean.

"Enggak pernah bagus ya yang keluar dari mulut lo itu!" jengkel Salsa hendak bangkit berdiri namun terlebih dahulu ditahan oleh Sean.

"Tinggal disini bareng gue, mulai lembaran baru. Lupain bang Satya," ujar Sean membuat Salsa terpaku.

Suasana tampak aneh dan tegang "yah! Maksud lo apa?"

"Gak lupain," jawab Sean bangkit berdiri dan memilih berjalan ke tepi pantai.

Salsa yang awalnya kebingungan ikut mengekori Sean, "bercanda lo enggak lucu,"

Sean hanya terkekeh mendengar ucapan Salsa, "masih nunggu Abang gue?"

"Lo sendiri yang bilang, Satya bakal jemput gue," seloroh Salsa.

"Gimana kalau gue bohong," balas Sean.

"Gak mungkin," ucap Salsa mantap.

"Gue yakin sama lo, terlebih Satya enggak ada yang bikin gue harus ragu sama Satya," ujar Salsa tersenyum lebar dan Sean menatap sosok yang tidak pernah bisa dia miliki dengan sendu.

____000____

Sebulan yang lalu...

"Sean?"

"Eh hai Tante, hai bocil," sapa Sean dengan cengiran khasnya.

"Ngapain lo kesini!?" tanya Salsa.

PAK DOSEN BUCIN (END)Where stories live. Discover now