- 07 -

426 31 0
                                    

"ADA APA?!" Jantung Jay rasanya langsung loncat pas denger teriakan Jungwon. Dia langsung cepet-cepet hapus page YouTube dan menatap Jungwon yang berdiri diambang pintu—sambil bawa kursi plastik warna hijau—dengan raut wajah yang dia usahain se natural mungkin.

"...tadi ada kecoak lewat." Jawabnya—bohong—sambil cengengesan.

Raut wajah panik Jungwon langsung berubah menjadi datar seketika. Dia mencibir dan menaruh kursinya disebelah kanan Jay. "Yang dateng kecoak, yang diteriakin anjing."

"Ya namanya juga kaget. Abis tadi kecoak nya terbang njir."

"Ke mana?"

"Keluar kamar." Jangan ngerespon lagi plis, Jay udah boong banyak ini.

"Ohh. Nih gue udah bawain kursi. Geser!"

Jay mengangguk lalu berpindah ke kursi di sebelah kanan sesuai perintah Jungwon. Jungwon duduk di kursi kayu sebelah kiri. Meja belajar Jungwon itu tepat disamping ranjang. Karena ada dua kursi, kursi kayunya di geser sampai mentok nempel ke ranjang. Biar mejanya muat dipake dua kursi.

"Yash ayo nonton~!" Jungwon dengan bersemangat meng-klik tombol play.

Sementara Jay.. dia sekarang ga bersemangat. Ga kayak tadi, sekarang adegan ciumannya malah terbayang-bayang dikepala Jungwon. 'Ilang napa sih lu, ah, jangan nongkrong dipikiran gue mulu, gue kan jadi—'

Jay menoleh ke samping. Bisa dilihat, Jungwon dengan senyuman manisnya yang merekah dan mata berbinar sedang fokus menghadap depan. Menonton episode satu series bl Thailand itu dengan semangat.

Tiba-tiba pandangan Jay tertuju ke bibir Jungwon. Bibir yang tampak merah padahal tidak dipoles apapun, tampak kenyal dan mungkin sangat lembut kalau disentuh, kini sedang melengkung keatas, mengulas senyum.

Jay jadi penasaran gimana rasa bibir itu. Sehabis nonton tadi.. Jay rasanya jadi pengen nyoba. Dia jadi penasaran gimana rasanya ciuman. Gimana rasanya kalo bibir bibir dia ketemu bibir Jungwon.. terus lumat-lumatan. Apa bibir cowok sama kayak bibir cewek? Kenapa dua cowok tadi kliatan menikmati banget? Seenak itu kah?

Kan, Jay otw ga waras keknya :)

Lihat sekarang, dia fokus banget lihat bibir Jungwon, bukannya nonton series di laptop. Jungwon yang ngerasa cuma dia yang menikmati tontonan didepannya pun nolehin kepalanya. Dan bener aja, Jay gak natap laptop tapi natap dirinya. Dan tatapannya itu.. agak aneh?

"Yang ditonton series-nya, bego." Ujar Jungwon kesal.

Bukannya ngejawab, Jay malah mencet tombol space di laptopnya, yang membuat video itu berhenti.

"KOK DI PAUSE SIH, ANJING?!" Jungwon ga terima, tangannya bergerak buat play videonya lagi. Tapi, malah ditahan Jay. Tangannya kembali digenggam kuat. Rasanya hari ini hari tersial bagi pergelangan tangan Jungwon.

"Bentar aja, maaf." Jungwon mengerutkan keningnya. Apanya yang bentar? Kenapa minta maaf?

Secara perlahan, tangan kirinya yang masih digenggam kuat sama Jay, mulai diturunin, dan genggamannya dilepas. Kemudian tanpa disangka, Jay melingkarkan tangan kanannya di pinggang Jungwon. Jungwon jelas kaget. Matanya langsung membulat sempurna. Dia tau jelas ini posisi apa.

Wajah Jay semakin mendekat kearahnya. Tatapan mata dominant itu menyorot tajam ke arahnya. Membuat Jungwon gugup setengah mati dan ga bisa ngeluarin sepatah katapun. Dia memilih buat diam, ga mengeluarkan kata-kata maupun menggerakkan tubuhnya.

Wajah Jay semakin dekat dengan kepala dimiringkan. Dia mulai memejamkan kedua matanya. Jungwon panik. Matanya sontak ikut terpejam dan bibirnya dia kulum. Mengantisipasi kalau-kalau yang ada di pikirannya benar terjadi.

(Can) I Love You (?) || JAYWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang