Osaka

262 19 0
                                    

"Where we go?" tanya Yui sesaat setelah memasuki mobil abangnya

Yui dan abangnya memang hanya tinggal berdua di Amerika karna kakak mereka memilih untuk tetap di Jepang dan menjadi dokter di salah satu rumah sakit yang ada di Tokyo sedangkan orang tua mereka menetap di Osaka

"Osaka" jawab abangnya dengan datar sedangkan Yui menatapnya bingung

"Are you sure!?" Protes Yui

"Hm" jawab abangnya lagi lagi dengan datar

Yui pun pusing memikirkan apa yang sebenernya direncanakan kakak kakaknya ini padahal sebentar lagi dia harus koas untuk menempuh jadi dokter muda

Saat sedang kalut dengan pikirannya tiba tiba suara abangnya yang dari tadi diam menarik atensinya, "turun"
Yui bertanya tanya karna ini bukanlah rumah mereka tapi kantor abangnya
"Bang kok ke kantor lo? Katanya mau ke Osaka kita kan harus packing"

"Gk ush packing" jawab singkat abangnya sembari membuka pintu mobilnya

"Ck, terus perlengkapan gue gimana bang? Gue kesini cuma bawa dompet sama handphone doang" protes Yui lagi saat mereka berdua tengah memasuki kantor

"Bawel" hanya itu jawaban dari abangnya Yui yang membuat sang adik frustasi Abang siapa sih ini datar banget kayak tembok- batin Yui

Saat memasuki ruangan abangnya terpampang jelas di meja kerja tertulis CEO of Osaka Corp Tn. Arthur ( Hamada Asahi), ya benar abang Yui adalah Asahi anak ke dua dari keluarga Hamada yang jadi pengusaha sukses dengan kantor pusat yang berada di Amerika, sedangkan Arthur adalah nama Inggrisnya.

"Bang sebenernya ada apa sampek kita harus ke Osaka?" Tanya Yui yang sudah sangat penasaran pasalnya tidak biasanya abangnya ini mengajak dia pergi tanpa alasan yang jelas

Saat akan menjawab pintu ruangan kerja Asahi ada yang mengetuk
Tok.. tok..
"Masuk" Asahi
"Permisi tuan ini barang barang nona Ivy sudah saya kemas" ucap laki laki dengan nama Travis yang merupakan asisten Asahi

Yui berpikir lagi melihat hanya tas berukuran sedang yang hanya di bawa oleh asisten kakaknya itu
"Kak Ruto please lah masa iya barang gue cuma segitu" Yui protes kesekian kalinya tapi bukan pada Asahi tapi pada asisten abangnya

"Ivy ini bkn di Jepang pnggil dia Travis" titah Asahi ketika mendengar adiknya itu memanggil asistennya dengan nama Jepangnya yaitu Haruto sedangkan Ivy sendiri adalah nama Inggris dari Yui

"Huftt iya maaf" Yui menunduk sedikit takut

"Santai saja tuan tidak papa" Haruto yang notabennya teman dekat Asahi tidak berani bicara informal saat di kantor atau saat jam kerja

"Jadi? Ini barang gue apa aja kak?" Tanya Yui pasalnya dia penasaran sekali dengan isi tas berukuran medium itu tapi memang tas itu bisa lumayan muat banyak

"Make up pouch, skincare pouch, charger, airpods, inear, buku catatan koas, iPad, sama laptop" sebut Haruto dengan rinci

"Baju gue mana kak ya ampun" Yui udah mau nangis rasanya bisa bisanya semua di bawa tapi baju enggak

"Eh? Kata tuan Arthur saya di suruh mengemasi barang-barang yang biasa nona bawa di tas kuliah di tambah dengan make up dan skincare saja jadi saya tidak mengemasi baju dan yang lainnya" Haruto bingung karna memang dia hanya di suruh membawa barang barang Yui yang sudah di list untuk di ambil di rumah Asahi

"Bang gimana sih?" Yui sudah cukup pusing mikirin kelakuan satu abangnya ini

"Baju l di rmh Osaka udh banyk nanti klo krng bli aj dsana" Asahi yang masih fokus dengan berkas berkasnya

PRINCESS of OSAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang