07. (dayie birthday special)

882 52 0
                                    

Cuman mau mengingatkan, apapun yang terjadi di dalam cerita jangan dibawa ke dunia nyata. ingat ini hanya cerita yang ditulis atau di karang oleh seorang penulis,bukan asli terjadi di dunia nyata. jadi jangan dibawa-bawa.

Typo bertebaran dimana-mana, day lagi males ngerevisi dan meriksa ulang,jadi kalo ada yang typo atau kata-kata nya berantakan,benerin aja sendiri. Jangan manja.

Canda...☺️🙏

☺️🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah mereservasi tempat yang diinginkan oleh bosnya. Haechan sebagai sekertaris menginformasikan kepada orang-orang yang akan melakukan meeting ke tempat yang sudah ia siapkan.

Sembari menunggu jam meeting nya. Haechan berkeliling sebentar untuk melihat-lihat suasana hotel yang menjadi langganan keluarga Jung. Nuansanya memang sangat unik jika dilihat-lihat.

"Tidak perlu melihatnya sampai seperti itu". Suara rendah yang tiba-tiba terdengar ditelinga Haechan membuat pria manis itu berjengit karena terkejut. Ia seketika langsung melihat kearah yang berbicara. "Apa? Anda ingin marah padaku?". Sela pria itu ketika melihat Haechan hendak marah.

"Tu-tuan... Anda mengagetkan saya... Saya tidak bermaksud untuk marah, hanya saja... saya benar-benar terkejut. Maaf". Ucapannya tertunduk, ia takut menatap wajah bengis Mark yang susah ditebak. Namun yang ia tidak tau sebenarnya Mark sedang tersenyum. Tipis... Sangat tipis hingga tidak ada yang menyadari.

Tanpa menjawab apapun, Mark memilih pergi menuju ruangan yang sudah di siapkan oleh Haechan. Mark memanglah orang yang disiplin, meskipun rapatnya masih duapuluh menit lagi, tapi Mark sudah berada di hotel itu sejak Haechan sedang menghubungi adiknya untuk bertanya. Tentu tanpa sepengetahuan dari Haechan. Dalam artian lain, Mark hanya mengerjai Haechan, padahal jika dia ingin, dia akan langsung memberitahukan lokasinya dan meminta Haechan untuk mereservasi tempat yang ia inginkan. Tapi Mark memang hobi menguji kesabaran Haechan.

Melihat bosnya pergi. Dengan sigap Haechan mengikuti Mark dari belakang meskipun ia harus berlari kecil mensejajarkan langkahnya.

~Mr. Jung's 2 ~

"Echan pulang~". Suara nyaring khas dari mulut Haechan menggelegar di seluruh penjuru rumah yang memiliki tiga lantai. Ia berjalan tertatih susah payah hanya untuk menuju sofa yang ada di ruang tamunya.

Setibanya di sofa, tanpa babibubebo, Haechan langsung tengkurap di atas tempat empuk tersebut bahkan tanpa melepaskan sepatunya. Hingga pukulan dari spatula kayu mendarat di bokongnya dengan mulus.

Haechan memekik kencang dan langsung bangun memegangi bokongnya yang terasa perih. Ia melihat sang ibu menatapnya dengan wajah menyeramkan.

MR. JUNG'S 2 (ON GOING)Where stories live. Discover now