'Six

739 124 12
                                    

Gavin melangkahkan kakinya memasuki kamar hotel, padahal ini masih jam 6 pagi, untuk hari weekend tentu saja ini masih terlalu pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin melangkahkan kakinya memasuki kamar hotel, padahal ini masih jam 6 pagi, untuk hari weekend tentu saja ini masih terlalu pagi. Ya andai saja orang yang menyuruhnya kesini bukan orang penting, mungkin Gavin akan mengabaikan perintah tersebut.

"Lo udah duga gua bakal dateng ya?" tanya Gavin saat melihat Mirabel tengah merias wajahnya.

"Hm, makanya gua titipin kartunya ke resepsionis." jawab Mirabel.

Gavin akhirnya memilih memainkan handphone-nya sambil menunggu Mirabel yang masih berkutat dengan segala macam make up yang dia tidak tau namanya.

"Gua denger lo ketemu temen-temen lama lo." ujar Mirabel.

"Mba."

"Apa?"

"Lo kesini udah izin sama Mama?"

Mirabel menggeleng pelan, "Kalau gua izin sama Mama, udah pasti dia gak kasih. Mama tau kalau gua mau nyamperin lo."

Gavin tidak tau harus bereaksi apa. Dia senang karena Mirabel memperdulikannya, namun dia juga sedih karena Mama tidak mengizinkan hal tersebut.

"Lo bilang sama Calla gua kesini?" tanya Mirabel.

"Engga, dia ada date sama Bang Hansen. Gua gak mau bikin dia khawatir."

"Kedatangan gua sangat mengkhawatirkan kah? By the way bisa kali ajak gua ke kafe tempat lo part-time."

"Ngapain?"

Mirabel menoleh sambil mengulas senyum, "Mau ketemu sama orang-orang yang baik sama adik gua, gak salah kan?"

Gavin diam. Rasanya aneh karena Mirabel masih terus mendekatinya. Sementara Gavin terus menjauhinya.

"Are you still with Mas Ajun?" Pertanyaan tersebut langsung menohok Mirabel.

"Sorry, gua——"

"Lo gak salah buat tanya hal sensitif kaya gitu." Mirabel menghela nafas panjang, kemudian menundukkan kepalanya, "Hubungan gua sama Mas Ajun udah gak seperti itu."

Mirabel selalu bersikap tegas dan angkuh jika bersama yang lain, namun jika sudah berdua dengan Gavin, sifat tersebut seakan hilang. Mirabel akan bersikap lembut hanya untuk Gavin, untuk adiknya. Hanya Gavin.

"Mba, kenapa lo peduli banget sama gua padahal gua lebih peduli sama Kak Calla?"

Mirabel terkejut mendengar hal tersebut, tentu saja Gavin tau jika pertanyaan sekaligus pernyataan tersebut akan kembali menohok hati Mirabel.

"Gavin."

"Iya."

Mirabel mencoba bersikap tenang, dia tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakit dari apa yang Gavin lontarkan, "Bagaimanapun lo adik gua, bukankah itu udah menjelaskan semuanya?"

In The Stars | Gyuvin - Minji (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang