Resmi //⚠️🔞//

4.5K 170 17
                                    

// chapter ini mengandung konten ⚠️🔞 //
Jadi, bagi kalian pembaca yang belum berusia 18+ mohon untuk stop membaca jika ada tanda "⚠️🔞" ya.
.
.

❤️

Sepanjang perjalanan menuju asramanya, Lion memperhatikan Hansa yang terlihat sangat gelisah, Hansa sering sekali merengek dan ingin mencoba membuka baju atasan yang ia pakai, rasa tidak nyaman dan panas yang ia rasakan, bahkan AC mobil milik Bian pun tidak berefek lebih pada tubuh Hansa.

"Hngg... panas.. lepasss.." Begitulah rengekan Hansa.

Lion selalu mencoba mencegah aksi Hansa yang ingin melepas pakaiannya, ini masih setengah perjalanan mereka menuju asrama, Lion tidak mau melihat Hansa bertelanjang dada seperti itu. Sangat tidak baik untuk jantung Lion tepatnya.

Setelah menempuh jarak sekitar 20 menit dari FAM Club&Bar menuju asrama kampus, akhirnya Lion pun sampai, memarkirkan mobil lalu berdiam sejenak di dalam mobil. Masih dengan Hansa yang bergerak gelisah, Lion coba untuk menepuk pelan pipi Hansa yang terlihat merah akibat mabuk.

"Sa, ayok bangun dulu, udah sampe"

"Hnnggg.."

Hanya rengekan yang Lion terima sebagai jawaban, Lion tarik nafas panjang lalu ia keluarkan, tatapannya tertuju pada Hansa sekarang yang sangat terlihat berantakan, mengamati seluruh tubuh Hansa dari ujung rambut sampai ujung kaki, tak sengaja Lion menatap bibir ranum milik Hansa, mengingat kembali kejadian tadi di Club membuat Lion menutup matanya dan menahan nafas kesal.

'Siapa sih yang bikin lo jadi kaya gini, Sa?' Lion hanya berbicara pelan, kini tangan Lion bergerak untuk membantu Hansa membuka sabuk pengamannya, setelah itu Lion mendengar gerutuan dan rengekan Hansa yang berbicara tentang dirinya.

❤️
.
.

Hansa dan Lion sudah sampai di dalam kamar asrama, Lion baringkan Hansa yang sedari tadi memeluknya dan merengek di dekapannya. Lion bantu Hansa untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang ia pakai, membenarkan rambut yang terlihat berantakan itu.

"Hiks.. Aku benci banget sama Lion, benci Lion! Hiks.." rengeknya sambil mengayungkan tangan dan menendang-nendang kakinya.

Lion terdiam sejenak, mendengar Hansa yang menyebut namanya dalam mabuk, Lion bukan lelaki yang polos, ia tau jika seseorang sedang mabuk, apa yang mereka lontarkan itu adalah perasaan nyata atau jujur. Kenapa Hansa membenci Lion?

"Hmm? Lion? GAMAU AKU GAMAU!! LION KAMU SANA PERGI AJA!!" setelah Hansa membuka matanya, ia melihat Lion berada di sampingnya, ia langsung memberontak. Menendang udara dan tangannya mengepal mengayungkannya seperti ingin memukul seseorang.

Lion yang melihat ini pun langsung menenangkannya dengan memegang kedua pergelangan tangan Hansa, berniat menghentikan pergerakan brutal –dan lucu- milik Hansa. Tetapi ternyata Hansa semakin mengayunkan semua badannya, dada Lion pun terkena pukulan Hansa yang lumayan kencang, sedetik kemudian Hansa terdiam, ia merasakan tangannya memukul bagian tubuh Lion.

"Hueeee.. Lion, aku minta maaf" Hansa menangis kencang.

Melihat Hansa yang tiba-tiba menangis kencang, Lion langsung memeluk tubuh Hansa memberikan ketenangan, mengelus punggung dan kepala belakang Hansa dengan lembut sambil berkata "Gakpapa Sa, aku gakpapa."

My "Lovely" Roommate | minsungWhere stories live. Discover now