Lara_12

1.3K 82 10
                                    

A fanfiction

.

LARA_12

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga jangan lupa >_<

.

.

Lucas menopang dagu seraya memainkan pensil mekanik di tangan kanan, buku Pr matematika miliknya dan milik Jisung tergeletak di atas meja, sisa 1 soal yang belum di salin, menyadari ada yang aneh cowok ini menoleh pada jam dinding di belakang kelas.

"udah jam 7 lebih Jaemin belum muncul?" tanyanya pada diri sendiri. Akhirnya Lucas mengeluarkan ponsel, menanyakan keberadaan Jaemin, mungkin masih di jalan. Cowok ini kemudian menoleh ke belakang, pada bangku Jisung, ternyata sang empu sama risaunya, Jisung terlihat sibuk memandangi bangku Jaemin yang kosong.

Lucas menutup buku pr milik Jisung lalu menoleh ke belakang "nih bukunya" kata Lucas sembari menjulurkan bukunya panjang.

Jisung menggapai buku itu tak bersemangat "makasihnya mana"

Lucas terkekeh "makasih" ucapnya, cowok ini kembali memperhatikan Jisung "nggak usah khawatir" katanya lalu kembali focus ke depan bersamaan dengan munculnya pak Bara.

Jisung jelas merasa heran karna Jaemin tidak pernah menghilang seperti ini, biasanya cowok itu akan memberi kabar bagaimana pun kondisinya. Cowok ini menghela nafas kemudian mengaduh ketika tutup spidol mendarat di dahi.

"Fokus Jisung!" seru Pak Bara.

"iya pak, maaf"

-

Taeyong mengusap wajahnya kasar, cowok ini menggerakan tubuhnya kekanan kekiri sebagai bentuk pemanasan, ia baru bangun padahal jam diruang tengah sudah menunjukan pukul tuju, cahaya matahari yang cerah terhalang masuk karna korden yang belum dibuka.

Setelah memanaska air, Taeyong berjalan menuju setiap jendela, menyibaknya dan membuka jendelanya supaya siklus udara didalam rumah berganti, hari ini dia libur kerja jadi punya banyak waktu di rumah.

Tangannya yang siap membuka horden bagian ruang tamu resmi terhenti, dahinya berkerut, seolah memastikan benda apa yang meringkuk di depan rumahnya, hanya terlihat dari sela-sela pagar.

Alhasil Taeyong membuka pintu rumah, masih dengan dahi berkerut ia menuruni anakan tangga, membuka gerbang yang masih terkunci dan saat itu juga, seseorang yang meringkuk di depan gerbang menoleh.

"kak Taeyong.. hiks - hiks" Jaemin menangis.

Taeyong menelan ludahnya kasar "ap-apa yang terjadi pada mu Jaemin" cowok yang lebih tua ini berjongkok supaya ia bisa melihat bagaimana kondisi Jaemin dari dekat.

Jaemin mengusap wajahnya itu "sakit,, ini sakit semuanya sakit" ucapnya disela-sela isak tangis.

"ayo kita masuk dulu" Taeyong memapah Jaemin masuk rumah, membantu Jaemin duduk di sofa "berhenti menangis Jaemin, aku bingung melihat kondisi mu sekarang"

LARA (Nomin) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang