19

17.1K 2.1K 49
                                    

Inay update lagi nih, double up buat para reader kesayangan yang setia menunggu Nuo.
Tetep semangat dan sehat selalu.








Nuo memakai masker dan ikut masuk ke gedung tempat kerja kakak sulungnya. Perusahaan kakaknya tidak kalah besarnya dengan sang Papah.

Ia berjalan di samping kakaknya dan tanganya di gandeng katanya takut ia tersesat di gedung besar itu.
Mereka naik menggunakan lift khusus.

Nuo duduk di sofa yang ada di dalam ruangan kakaknya.

"Ambilkan camilan buah dan segelas susu hangat"

"Baik tuan"

Nuo melihat ke sekeliling jika ruangan Papahnya terlihat simple, ruangan kakaknya di dekorasi dengan ornamen klasik.

"Jika Nuo lelah bilang sama kakak, ada ruangan untuk tidur di samping"

"Iya kak"

Nuo tipe anak yang pendiam dan penurut bukan anak pecicilan yang akan bosan jika ditempatkan di suatu tempat. Nuo menyukai ketenangan. Ia mengeluarkan ponselnya dan sesekali makan buah di piring yang tadi di antarkan bawahan kakaknya.

Axel melihat adiknya yang duduk di sofa. Ah adiknya sangat manis pikir Axel.

Pintu ketuk dan pria berjas hitam masuk.

"Maaf tuan, sebentar lagi meeting dimulai"

"Baik, kamu boleh keluar"

Nuo melihat ke arah kakaknya yang sedang berjalan ke arahnya.

"Kakak ada meeting sebentar. Nuo mau ikut ?"

"Memang boleh ?"

"Tentu, tidak ada yang akan melarang"

"Tapi Nuo tidak mau ikut. Nuo mau disini saja"

"Oke, nanti jika lelah masuk saja ke ruangan itu ya" tunjuk Axel pada salah satu pintu.

"Iya kak"

"Beri kakak cimuan penyemangat"

Nuo mencium pipi kiri kakaknya. Axel sangat senang mendapat suplemen dari sang adik. Ia mengelus pelan rambut sang adik sebelum pergi keluar untuk meeting.

Setengah jam kemudian, pintu di belakangnya terbuka. Nuo berpikir kakaknya cepat sekali meetingnya. Nuo menoleh ke belakang tapi bukan sosok kakaknya yang datang tapi sosok wanita muda yang cantik tapi wajahnya terlihat angkuh dan sombong. Nuo memiringkan kepalanya dengan bingung.

"Kakak siapa ?" Tanya Nuo

"Seharusnya aku yang bertanya. Kamu siapa ?"

Wanita yang bernama Isabel itu mengerutkan wajahnya tidak suka melihat wajah Nuo yang terlihat tampan dan cantik secara bersamaan. Ia merasa sebagai wanita merasa harga dirinya terluka melihat remaja di depannya yang terlihat lebih cantik darinya. Apalagi mata bulat sayunya yang membawa kesan malas seolah-olah sedang mengejeknya.

"Kakak duduk dulu. Kak El sedang meeting"

Isabel duduk di sofa seberang Nuo. Entah kenapa Nuo merasa aura permusuhan dari wanita yang ada di depannya. Tapi Nuo tidak memikirkannya. Ia kembali bermain dengan ponselnya.

"Siapa kamu ? Kenapa bisa ada di ruangan Axel ?"

"Nuo adik kak El"

"Jangan berbohong, El tidak punya adik sepertimu dan aku kenal semua adiknya"

"Kakak bisa bertanya dengan kak El saja nanti"

Isabel merasa kesal di abaikan remaja di depannya. Kulit remaja ini sangat putih dan wajahnya terlihat pucat memberikan kesan tak tersentuh.

Nuo mulai merasa mengantuk dan ingin tidur di ruangan yang tadi ditunjuk kakaknya.

Nuo tetap mengabaikan kehadiran wanita di depannya dan berjalan menuju pintu. Saat hendak membuka pintu tangannya di genggam dengan erat. Nuo menoleh ternyata wanita tadi sedang memegang tangannya.

"Mau kemana ? Lancang sekali kamu memasuki ruang pribadi Axel"

"Nuo mau tidur"

"Aku saja belum pernah di ijinkan masuk ke ruangan ini. Siapa kamu berani masuk"

Nuo mengernyitkan dahinya saat merasa cekalan di tangannya bertambah kuat.

"Nuo adik kak El"

"Aku tidak percaya"

Nuo menghela nafas lalu melepaskan tangannya dari gagang pintu barulah cekalan di tangannya ikut terlepas. Nuo yang sudah merasa mengantuk kembali berjalan ke arah sofa lalu membaringkan badannya di atas sofa dengan punggung menghadap ke arah wanita itu. Tidur di sofa juga tidak buruk, Sofanya terasa lembut hanya saja tidak ada selimut tapi Nuo tetap memejamkan matanya karna ia sudah merasa mengantuk dan tak butuh lama untuk ia jatuh tertidur.

Isabel menatap punggung yang menghadap ke arahnya. Ia kesal dengan remaja ini yang sangat berani hendak memasuki ruang pribadi Axel, ia saja tidak pernah di perbolehkan untuk masuk. Walupun remaja ini mengaku sebagai adik Axel. Ia tidak percaya karna ia kenal dengan semua adik Axel dan ia tidak pernah melihat remaja ini.

Axel memasuki ruangan dan tidak melihat adiknya hanya melihat seorang wanita duduk di sofa. Ia belum menyadari adiknya yang sedang tertidur di sofa.

"Isabel, sedang apa kamu disini"

Axel sudah jengah dengan wanita ini yang terus datang mencarinya padahal ia sudah mengatakan tidak tertarik dengannya. Axel berjalan mendekat dan barulah menyadari adiknya yang tertidur di sofa tanpa selimut. Seketika wajahnya berubah muram.

Isabel merasakan tatapan mengarah ke arahnya.

"Anak ini hendak masuk ke ruangan pribadimu dan tentu saja aku tidak mengijinkannya. Aku saja tidak boleh"

Sekarang ia tau alasan kenapa adiknya tertidur di sofa. Ia melihat bekas merah di pergelangan tangan sang adik. Ia mengambil tangan sang adik dan melihatnya dengan dekat.

"Kakak" panggil Nuo yang terlihat masih mengantuk.

"Tidur lagi, kakak akan memindahkan Nuo ke dalam"

Nuo yang masih mengantuk hanya diam dan menurut saja saat di gendong ke dalam ruangan pribadi sang kakak.

"Axel"

"Diam"

Setelah membaringkan adiknya dan menyelimutinya Axel keluar. Ia menatap dingin Isabel, pasti Isabel yang membuat pergelangan tangan adiknya memerah.

"Keluar dan jangan pernah lagi datang kemari"

"Kenapa ? Aku tidak mau"

"Terserah aku tidak butuh pendapatmu"

"Gill masuk"

Tak lama pria dengan berjas hitam masuk.

"Seret wanita ini dan jangan biarkan ia datang kemari lagi"

"Baik tuan"

"Axel kamu tidak bisa memperlakukan aku seperti ini. Aku menyukaimu. Lepaskan tanganku"

Gill tidak memperdulikan protesan wanita itu dan tetap menyeretnya keluar.

Axel merasa bersalah pada sang adik, ia tidak memperhitungkan tentang kedatangan Isabel. Ia juga marah pada Isabel yang berani menyentuh adiknya. Ia menghela nafas dan mencoba mengatur emosinya. Setelah tenang ia ikut masuk ke dalam ruangan tempat adiknya tertidur. Ia membaringkan tubuhnya di samping Nuo lalu mengambil pergelangan tangan adiknya yang memerah dan mengusap dengan pelan. Kulit adiknya sangat putih yang menyebabkan tanda merah itu terlihat dengan sangat jelas. Ia menarik tubuh adiknya dan memeluknya lalu mencium dahi adiknya. Ia sangat menyayangi adik kecilnya ini meskipun dengan waktu singkat adiknya bisa menumbuhkan kasih sayangnya di hatinya.

Sistem "kesukaan menambah menjadi 40%"

Lagi-lagi Nuo tidak bisa mendengar ucapan sistem karna ia masih tertidur dalam dekapan sang kakaknya.






Suka ngga ? Nuo itu tipe" yang tidak mau ribet dan tidak mau berdebat. Tapi nanti mungkin ada saatnya Nuo marah hehe

4 Mei 2023

sick cannon fodder Where stories live. Discover now