。⁠☆ - SATU

77 16 3
                                    

Seokjin membuka tudung saji di atas meja. Dirinya yang jarang sekali tersenyum, pagi ini harus melakukan hal yang jarang ia lakukan itu karena getaran pada hatinya. Dia membuka ponselnya, membaca pesan dari orang yang membuatkan nasi goreng dan telur dadar untuk menu sarapannya.

Lee Sojung
Maaf aku menggunakan dapurmu,
aku membuat nasi goreng dan telur
dengan bahan yang tersedia.

Aku tidak tahu apakah rasanya akan
baik, tapi semoga kau menikmatinya.

Aku sudah dalam perjalanan pergi
ke kantor.

Seokjin mengambil gambar atas piring yang tersaji dengan masakan Lee Sojung, lalu mengirimkannya pada wanita itu. Aku akan menikmatinya. Dia mengirim foto beserta pesan singkat demikian. Tak lama, dia menyantap sarapannya dengan senyuman malu-malu, mengingat fakta bahwa yang membuat ini adalah wanita yang benar-benar dicintainya.

"Kau sudah sarapan?"

Sarapan Seokjin terganggu, karena ada orang lain yang masuk ke dalam rumahnya tanpa membunyikan bel.

"Nasi goreng? Menu yang sama seperti apa yang kubuat," kata wanita yang baru saja masuk ke rumah Seokjin itu. "Karena itu sudah hampir habis, tinggalkan yang itu. Makan saja nasi goreng kimchi yang kubuat dengan sepenuh hati ini."

Seokjin diam, menahan segala kalimat yang akan keluar dari pikirannya, dia berusaha untuk berhati-hati agar tidak menyakiti hati lawan bicaranya. "Kenapa tidak beri kabar jika akan datang? Aku sudah bilang untuk melakukannya."

"Aku lupa," jawab lawan bicaranya. "Lagipula perlukah aku untuk terus melakukan itu? Ini rumah suamiku, aku berhak kapanpun berkunjung ke sini karena ini rumahku juga." Wanita itu membuka kotak bekal yang dia bawa, lalu memberikannya pada Seokjin dan mengambil piring nasi goreng yang sebelumnya sedang dinikmati pria itu. "Setidaknya coba satu suap, aku tahu kau benci bawa bekal jadi makan saja sarapannya di sini."

"Aku sudah sarapan dengan cukup, simpan saja untuk nanti. Aku akan menyantapnya begitu kembali."

"Satu suap saja ... ya?"

Seokjin akhirnya menerima suapan yang diberikan istrinya-Jisoo, lalu bangun dan berjalan meninggalkan dapur.

"Wah, nasi gorengmu lebih lezat dibanding punyaku. Bumbu apa yang kau gunakan sebagai tambahan?"

Seokjin menjadi berhenti. Dia menoleh sejenak lalu menjawab, "Orang lain yang membuatnya. Itu pemberian, jadi aku tidak tahu bumbu apa yang dia gunakan."

"Ah, aku pikir kau yang membuatnya," kata istri Seokjin. "Kalau aku bertemu dengan orang yang memberikanmu nasi goreng seenak ini, aku akan bertanya tentang bumbu rahasianya. Tenang saja, istrimu juga akan bisa membuat nasi goreng paling enak di dunia!"

"Terserah." Seokjin melanjutkan langkahnya, meninggalkan istrinya yang sedang menikmati nasi goreng buatan Lee Sojung, wanita yang tadi malam meninginap di rumahnya.

- 🍂 -

Saat tiba di kantor, Seokjin melihat Sojung sudah duduk di kursinya dan berkutat dengan pekerjaannya. Dia melihat jam di tangannya, masih ada lima menit sebelum waktu kerja, tapi Seokjin yakin bahwa wanita itu sudah mulai bekerja jauh sebelum itu.

"Apa kau senggang setelah pulang kerja?" Seokjin langsung bertanya ketika sampai di meja Sojung. Dia melupakan sapaannya, mengejutkan Sojung yang sedang fokus.

"Tidak begitu sibuk, tapi aku harus segera sampai di rumah," jawab Sojung. Wanita itu hanya melirik Seokjin sebentar, lalu kembali fokus pada kertas yang sedang dia periksa. Barangkali, Sojung sedang berusaha menghindari sesuatu.

Autumn Memories; SowjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang